killer.

330 60 6
                                    

Elisabeth's P.O.V

"Apa yang kau lakukan?"

Sial. Aku tertangkap. Tapi, itu tidak penting sekarang. Ternyata mimpiku memang benar. Pria sialan ini telah membunuh orang tuaku!

Aku berbalik badan dan melihat Harry berdiri dibelakangku menatapku dengan marah.

Aku berjalan menjauhi dia.

"MENJAUHLAH DARIKU!" Teriakku.

Dia tetap saja berjalan mendekatiku. Refleks, aku terus berjalan mundur untuk menjauh darinya.

"Aku memperingatimu! Menjauhlah dariku!" Ancamku. Airmataku sudah mulai berlinang dimataku tapi aku tahan. Aku tidak ingin Harry melihatku menangis lagi.

"Apa masalahmu?" Akhirnya dia berbicara.

"Kau membunuh orang tuaku!" Usahaku untuk tidak menangis didepannya, akhirnya gagal.

Muka Harry tampak pucat setelah mendengar ucapanku tadi.

"Apakah benar?" Tangisku. Aku membalikkan badanku membelakangi Harry agar ia tidak melihatku menangis.

"Elisabeth." Dia menarik nafas.

"TIDAK! KELUAR! AKU TIDAK MAU MELIHAT WAJAHMU LAGI! PERGI!!" Teriakku lagi sambil menatap matanya. Kulihat wajahnya menunjukkan ekspresi sedih? Aneh.

"Lis, kau tidak mengerti." Dia berkata dengan tenang. Bagaimana bisa dia bersikap tenang seperti itu sementara aku merasa seperti sedang ditengah-tengah api.

"Aku mengerti Harry! Kau membunuh orang tuaku! Aku mengerti!!"

"Elisabeth.."

"NO! SHUT UP! I TOLD YOU TO LEAVE ME!" Teriakku lagi.

"AKU TIDAK MEMBUNUH MEREKA!" Teriaknya membuatku sedikit terkejut.

"Tapi temanmu---"

"Dia tidak mengerti situasinya!" Ucapnya sambil menarik rambut keritingnya itu.

"Dia bilang.." bisikku.

"Dan kau percaya dengan pesan sialan itu?" Tanyanya. "Kau bahkan tidak tau siapa dia! Dia mungkin saja berbicara tentang keluarga lain!"

"Keluarga lain katamu? Jelas-jelas temanmu itu membawa nama belakang keluargaku! Branlyn!"

"Pergilag Harry! Aku lelah dengan semua ini!" Ucapku pelan. Kurasa sebentar lagi aku akan kehilangan suaraku.

Dia hanya terdiamm.

"Aku saja Harry! Kau seorang pembunuh dan kau telah membunuh orang tuaku!"

"Pergilahh!" Ucapku lagi.

"Elisabeth." Dia menatapku. Matanya terlihat berkaca-kaca. Mengapa dia menangis?

"SUDAH KUBILANG PERGI HARRY! APA KAU TIDAK DENGAR?! GOO! AKU TIDAK MAU MELIHATMU LAGI." Teriakku lagi. Sungguh,kurasa suaraku benar-benar akan hilang.

Dia menarik nafas dalam dan tak lama kemudian dia berjalan menuju pintu kamarku.

Tapi sebelum dia benar-benar keluar dari kamarku,dia mengatakan sesuatu yang membuatku merasa bersalah.

"I'm sorry."

Aku tidak tau mengapa aku merasa seperti hidupku telah semakin hancur setelah ia meninggalkan kamarku. Mungkin aku tidak akan pernah melihat wajahnya lagi.

Aku berbaring diranjang dan menutup wajahku dengan bantal, dan mulai menangis lagi.

Harry's P.O.V

gotta be you // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang