Elisabeth's P.O.V
"Kita sudah sampai." Harry memberhentikan mobilnya. Aku melihat sekitar, untuk mengetahui dimana kami berada. Dan kami masih dijalan yang dipenuhi pepohonan
Harry keluar dari mobilnya dan aku melakukan hal yang sama.
"Apa kita harus pergi ke Mars jadi kau bisa menceritakan ceritanya padaku?" Gerutuku selagi menutup pintu mobil. Dia tertawa kecil dan berjalan ke arahku.
"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku sedikit panik ketika ia memegang tubuhku.
"Jangan khawatir, melompatlah." Perintahnya sementara tangannya memegang tubuhku. Aku dapat merasakan sengatan listrik didalam tubuhku. Kurasa dia melihat tingkahku karena sekarang dia sedang menyeringai. Aku melakukan apa yang ia katakan dan melompat. Ia menempatkanku di kap mobil dan kemudian ia duduk disebelahku. Aku ingin memberitahunya untuk mendekat tapi kuurungkan niatku.
"Jadi sebelum kau memulai, kita dimana?" Tanyaku.
"Ini adalah jalan yang kau lewati untuk pergi ke Manchester." Jawabnya.
"Serius? Tapi disini tidak ada mobil yang lewat?" Tanyaku.
"Orang-orang jarang mengambil rute ini." Balasnya singkat.
"Kenapa?" Tanyaku. "Apa kau selalu bertanya sebanyak ini?" Dia tertawa.
"Berhentilah ketawa dan beritahu aku!" Jelasku memegang salah satu tangannya lalu menggoncangkannya.
"Baiklah nyonya cerewet. Kebanyakan orang tidak mengambil rute ini karena disini ada banyak beruang dan binatang liar." Dia akhirnya menjawab. Tunggu, apa dia baru saja bilang beruang?
"Beruangg?!" Teriakku dan bergeser mendekatinya. Dia hanya tertawa dengan kencang.
"Kau harus melihat ekspresi mukamu." Ucapnya sambil tertawa.
"Harry! Aku sedang tidak bercanda." Ucapku sambil memukul lengannya.
"Okay okay, maaf tapi aku tidak berbohong tentang beruang dan binatang liar disini."
"Jadi disini benar-benar ada beruang?" Tanyaku dengan suara ketakutan.
"Yes Love. Tapi kau tidak perlu khawatir karena mereka tidak akan memakanmu jika ada aku disampingmu." Dia tersenyum kecil. Dia memanggilku 'love' dan itu membuatku meleleh lagi.
"Harusnya kau bilang jika akan kesini jadi aku bisa menolak dan tidak akan menjadi santapan malam untuk para beruang itu."
"Terserah, um darimana aku akan mulai?" Gumamnya sambil memainkan jari-jarinya. Ia merasa tidak nyaman dengan topik ini, aku mengetahui itu. Jadi aku melakukan hal yang terlintas diotakku tanpa berpikir terlebih dulu. Aku meraih tangannya dan menggenggamnya. Sungguh, tangannya begitu hangat dan besar.
"Okay." Mulainya.
"Jadi beberapa tahun lalu, ibu dan saudara perempuanku dibunuh." Ucapnya. Suaranya terdengar sedikit pecah. Aku seharusnya tidak menanyakan hal semacam ini kepadanya tapi disisi lain aku harus tau kebenarannya.
"Ayahku Dave, memutuskan untuk mengurusku semenjak ibuku meninggal. Dia bertanggung jawab atas semua yang kulakukan. Dia mempunyai sekelompok 'orang' dan memiliki 'pekerjaan' dan dia menginginkanku untuk menjadi bagian dari kelompoknya. Aku dilatih untuk berkelahi dan sebagainya. Setiap kali aku bertanya mengapa aku harus melakukan hal ini, dia hanya menjawab dengan "karena aku bilang kau harus melakukannya." Jelasnya.
Aku mengangguk agar ia melanjutkan ceritanya.
"Aku tidak memiliki tempat lain untuk pergi jadi aku memutuskan untuk tinggal bersamanya. Setelah dilatih, aku diberitahu untuk menjalankan sebuah 'misi' dan ini melibatkan kedua orangtuamu. Aku dikirim ke Manchester dan ditugaskan untuk memata-matai orangtuamu. Itu merupakan pekerjaan yang sulit karena aku harus melacak dimana keberadaan mereka. Setelah beberapa hari, Dave datang ke Manchester mengumpulkan kelompoknya termasuk diriku. Dia memberitahu kami bahwa hari ini adalah hari yang tepat. Aku tidak mengerti apa maksudnya. Ketika aku bertanya, ia tidak menjawab pertanyaanku. Lalu, aku dan kelompoknya pergi ke tempat ini. Aku diberitahu untuk bersembunyi dibelakang tempat sampah dengan yang lainnya. Aku tidak tau apa yang terjadi sampai aku melihat ada sebuah mobil yang lewat dan tiba-tiba kudengar suara pistol. Lalu aku sadar kalau orang yang berada didalam mobil itu ditembak dan mobilnya menabrak sebuah gedung besar. Ketika aku bertanya dengan salah satu orang disebelahku, mereka berkata kalau itu keluarga The Branlyn. Lalu kami meninggalkan mereka, jadi polisi dan warga sekitar tidak akan beranggapan kalau mereka dibunuh melainkan mengalami kecelakaan mobil." Ucapnya. Aku tertegun mendengar penjelasan Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
gotta be you // h.s
RandomKehidupan sempurna Elisabeth Branlyn hancur ketika kedua orang tuanya meninggal dunia. Karena kejadian itu, membuat ia harus memulai segalanya dari awal. Tinggal bersama keluarga kecil kakaknya dan memasuki sekolah baru untuk tahun terakhirnya di Hi...