Elisabeth's P.O.V
Aku berjalan melewati area parkir dan menghampiri Monic, Niall dan Louis yang sedang mengobrol.
"Woahh Elisabeth, akhirnya aku melihat mukamu." Niall tertawa kecil begitu aku sudah berada didekatnya. Aku langsung memeluknya erat. Sungguh pelukan Niall begitu hangat dan nyaman. Kau harus merasakannya. Tapi tetap saja, Harry tidak terkalahkan. Niall memelukku balik dan kami berpelukan selama dua menit sebelum akhirnya aku melepaskan pelukan.
"Untuk apa itu?" Niall tersenyum.
"Aku hanya memerlukan sebuah pelukan." Jawabku menatap Monic dan Louis yang hanya berdiri menatapku sambil tersenyum.
"Beberapa hari yang lalu kau menghilang begitu saja dan ketika kau balik kau malah memeluknya sementara ada aku disini?" Tanya Louis yang berakting kesakitan.
"Aku akan selalu memelukmu BooBear." Aku tersenyum dan memeluknya. Ketika kamu melepaskan pelukan, Monic terlihat terluka. Akhirnya aku memeluknya juga dan membuatnya tertawa.
"Jadi apa alasanmu untuk menghindari kami selama dua hari, mematikan ponselmu dan membolos kelas kemarin?" Tanya Niall dengan cepat dalam satu kali bernafas. Aku tertawa mendengarnya. Kupikir dia cocok menjadi rapper.
"Oke. Aku sakit selama dua hari dan aku lelah melihat kalian yang terus-menerus menelfon dan mengirimiku pesan jadi aku mematikan ponselku. Dan darimana kalian tau aku membolos?" Tanyaku menaikan alis kananku.
"Kau tidak ada dikelas kedua dan seterusnya dan pastinya kau membolos kelas." Jelas Monic.
"Sial. Apa ada guru yang menyadarinya?" Tanyaku.
"Tentu ada. Tapi beruntungnya dirimu Nona karena kau memiliki teman baik seperti kami,jadi kami memalsukan suara kami menjadi suaramu saat guru mengabsen." Gumam Louis.
"Terima kasih kawan. Kalian memang yang terbaik." Aku tersenyum lebar.
Mereka hanya memutarkan matanya serempak.
"Dimana El dan Liam?" Tanyaku begitu menyadari kalau mereka tidak ada disini.
"Mungkin mereka telat." Jawab Niall.
Bel sekolah berbunyi dan kami berpencar untuk memasuki kelas masing-masing. Aku memasuki kelas dan duduk ditempatku dan Harry sudah duduk disebelah bangku ku.
Aku menaruh buku dan menatap Harry."Hey Harry." Panggilku. Dia tidak menjawab atau bahkan menatapku. Mungkin dia tidak mendengarku.
"Harry." Panggilku lebih kencang. Dia tetap diam. Apa dia tuli sekarang?
Ketika aku hendak memanggilnya lagi, guru memasuki kelas. Aku menarik nafas dan membaca bukuku.
Ketika pelajaran berakhir, Harry dengan cepatnya langsung meninggalkanku. Aku memutuskan untuk pergi ke toilet. Aku berjalan lurus menuju wastafel dan mencuci tanganku dengan air dingin. Aku sendiri tidak tau mengapa aku mencuci tanganku padahal tanganku tidak kotor.
Apa Harry mengabaikanku? Apa aku melakukan kesalahan?
Aku mematikan keran dan mengeringkan tanganku dengan tissue toilet. Seketika aku mendengar suara orang akan memasuki toilet ini. Terdengar seperti Melissa karena suara cemprengnya dan juga hentakan dari heelsnya.
Aku berlari menuju salah satu toilet dan menguncinya dengan cepat. Aku mendengar salah satu pintu toilet tertutup dan terkunci.
Saat itu aku tersadar kalau bukan hanya Melissa yang berada didalam toilet. Aku mendengar suara pria. Aku tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan tapi suara pria ini sangat familiar.
KAMU SEDANG MEMBACA
gotta be you // h.s
RandomKehidupan sempurna Elisabeth Branlyn hancur ketika kedua orang tuanya meninggal dunia. Karena kejadian itu, membuat ia harus memulai segalanya dari awal. Tinggal bersama keluarga kecil kakaknya dan memasuki sekolah baru untuk tahun terakhirnya di Hi...