Renjun membolak-balikan bukunya tanpa sedikit pun semangat. Ia bosan. Teman-temannya yang lain belum masuk sekolah, termasuk Haechan.
Namun disaat itulah ingatan masa lalunya tiba-tiba muncul.
"Renjun-ge!! Ayo kita main diluar!" ajak Chenle - sepupu Renjun
Renjun dengan semangat langsung beranjak mengikuti Chenle.
"Ayo didi! Kita ambil bola dulu digudang."Dua bocah yang hanya terpaut satu tahun itu bermain tanpa pengawasan, sebab orangtua mereka sedang sibuk mengobrol.
"Gege, ruangan ini penuh debu Lele ga suka." ujar Chenle sambil mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah
"Ya udah, kamu tunggu diluar aja."
Chenle mengiakan, tapi tidak kunjung keluar.
"Didi liat apa?" Renjun mendekat ke Chenle untuk melihat apa yang sepupunya pegang
Tangan mungil bocah lima dan enam tahun itu membersihkan sebuah benda yang baru saja Chenle temukan. Jiwa penasaran anak kecil memang tidak bisa dikalahkan oleh apapun.
"Ini apa Renjun-ge?"
"Aku juga engga tau, aku baru liat."
"Ini apa?" tanya Chenle lagi
"Coba saja."
"..........."
Renjun dan Chenle tiba-tiba berada disebuah gubuk tua ditengah hutan dengan seorang wanita paruh baya.
Chenle celingukan kesana-kemari karena semuanya terlihat asing, termasuk baju yang ia kenakan. Dan yang ia lakukan hanya bisa menangis.
Renjun tak beda jauh, dia juga hampir menangis. Namun ditahan, karena prinsipnya, 'kalau saudaranya yang lain menangis, ia tidak boleh ikut menangis, supaya ia bisa menguatkan'.
Wanita paruh baya didalam gubuk agaknya sangat tidak peduli. Ia hanya fokus ke kegiatannya sendiri.
Tunggu! Bagaimana Renjun bisa tahu kalau itu Chenle, padahal jelas-jelas perawakannya berbeda.
"Lele takut!! Lele mau pulang!!" Chenle menangis sambil terus menyebut namanya sendiri
Karena mata Renjun tertutup genangan air mata, jadi ia tidak bisa melihat jelas wajah Chenle yang sudah dihadapannya.
Sepuluh menit berlalu, mereka akhirnya kembali lagi ke rumah. Waktu yang mereka habiskan disana hanya meratapi nasi saja.
Chenle tak kunjung berhenti menangis dan tak mau diturunkan dari gendongan sang mama. Sementara Renjun diam saja sambil duduk di ayunan dengan Zhang Hao.
"Lele kamu apain? Dia abis main sama kamu kan?" tanya Hao
"Engga aku apa-apain!" sewot Renjun
"Aku cuma nanya loh."
"Aku juga cuma jawab!"
"Terserah kamu deh. Oh iya, aku mau tunjukin sesuatu ke kamu," ujar Hao
"Apa?"
"Zhang Hao!!"
"Aishh.. Kapan-kapan aja ya njun, kayanya mama udah mau pulang. Dadah~"
Renjun hanya mengedikan bahu tidak peduli.
Renjun masih ingat dengan jelas bagaimana takut dan bingungnya dia waktu itu. Bahkan dia sempat tantrum tidak berhenti-berhenti saat saudara-saudaranya sudah pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Travel || 00L All Fandom
Science FictionJangan dibaca kalo masih mau idup tenang⚠ "Hammond, dari University of North Carolina di Chapel Hill, menyatakan bahwa massa negatif dibumi belum ditemukan. Pertama, jika benda jatuh ke bumi, kemudian bumi akan menerima dorongan kuat tanpa penolakan...