13. Proposal

38 7 2
                                    

Donghyuck menyambut dengan senyum tulusnya. Sementara Beomsoo, Yoshi, Junkyu dan Gyumin masih mematung dengan wajah tak dikondisikan.

"Haechan?"
Mulut petasan Beomsoo a.k.a Nana mulai bersuara, sontak ketiga temannya merutuki dalam hati

"Hmm?" suara deheman khas orang berumur memecah keheningan. "Silahkan duduk dulu."

"Ingat! Jangan macem-macem!"
Suara teguran Sehoon terdengar ditelinga mereka berempat

"Haha.. Kenapa kalian tegang gitu sih?" celetuk Donghyuck

"Eng- eh tidak kok, kami hanya gugup," ujar Gyumin

"Bilang terimakasih ke beliau karena sudah menerima dan menyambut dengan baik," titah Jihoon

"Terimakasih sudah menerima kedatangan kami dengan baik," ujar Gyumin lagi

"Tidak masalah."
"Boleh saya tanya sesuatu?"

Mereka berempat langsung ketar-ketir saat Donghyuck mulai berbicara serius.

Donghyuck menatap Beomsoo yang sedang bisik-bisik dengan Junkyu, tidak tahu saja dia kalau ruangan tersebut penuh dengan penyadap suara.

"Sebenarnya kalian siapa? Kenapa bisa kalian kenal Haechan?"

Gyumin menelan ludah kasar, pasalnya Sehoon mengomel-ngomel dari seberang sana.

"Eumm.. Itu.." Beomsoo berusaha menjelaskan

"Saya- udah lama engga ngedenger nama dia disebut, padahal dulu sering."

"Emangnya Haechan kemana?"
Kali ini mulut petasan Yoshi a.k.a Zayyan yang tidak bisa di rem

"Kalian beneran kenal Haechan?"

Junkyu sudah mencopot earphone-nya karena tidak tahan dengan ocehan Sehoon dan Jihoon, diikuti Yoshi dan Beomsoo kecuali Gyumin--masih setia jadi anak penurut.

"Haechan temen kita," ujar Beomsoo dengan entengnya

Donghyuck tertawa sarkas mendengar penuturan tersebut. "Anak muda zaman sekarang, masih bergantung sama kehokian. Saya engga kenal kok sama yang namanya Haechan, ga usah berlaga beruntung," ketusnya

Beomsoo kembali kicep.

"Apa kita bisa langsung masuk ke obrolan yang sebenarnya?" tanya Gyumin

"Saya sebenarnya sudah ingin istirahat dari kehidupan, tapi sepertinya masih banyak orang yang membutuhkan saya, jadi jangan beri saya pemikiran yang terlalu berat, karena itu melelahkan."

"Apakah tuan Lee percaya dan meyakini adanya perjalanan waktu?" tanya Junkyu tanpa dikomandoi Jihoon atau Sehoon

"Time travel? Rasanya seperti mendengar legenda yang mustahil terjadi." Donghyuck lagi-lagi tertawa pelan
"Tapi, tidak ada yang tidak mungkin didunia ini. Selama masih terlihat dan bisa dirasakan, walau tak masuk di akal sehat."

"Katanya, dulu alat itu pernah tercipta, kenapa sekarang menghilang seakan tidak pernah ada?" tanya Yoshi

Wajah tua Donghyuck semakin terlihat saat sedang berpikir keras. Yang entah kenapa membuat mereka berempat merasakan kesedihan, karena bau kehidupan sepertinya sudah tidak tercium disana.

"Iya, kalau menurut saya, alat atau apapun yang tercipta di zaman dulu lebih tahan lama dan kualitasnya juga lebih bagus dibanding kecanggihan zaman sekarang. Kadang saya menyesal sudah merubah Seoul menjadi seperti ini, saya rindu Seoul yang dulu. Ya walau saya tahu, sebenarnya kota ini masih tertinggal jauh dengan kota lain."

Gyumin menerawang ke sembarang arah, memikirkan sebanyak apa pengaruh Donghyuck terhadap Seoul.

"Harapan saya adalah anak-anak seperti kalian, supaya Seoul tidak tertinggal jauh oleh peradaban dunia."

Time Travel || 00L All FandomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang