🥀bab 1🥀

299 22 2
                                    

   desa Mexernsist, sebelah utara dari kota london, desa terpencil yang hanya ditinggali  para tunawisma, terdapat sebuah manor yang sangat megah yang tidak bisa dilihat oleh orang-orang non-maj. Atau yang para penyihir memanggilnya muggles.

   Manor itu ditinggali oleh keluarga penyihir berdarah murni kuno, Malfoy's family. Kaluarga darah murni yang sangat di hormati di wizarding world.

   5 Juni 1926, di kediaman keluarga Malfoy terdengar suara teriakan seseorang yang sedang melahirkan.  Dia adalah istri dari kepala keluarga Malfoy, Narcissa Malfoy. Di saat lahiran, kepala keluarga Malfoy, Lucius Malfoy, memegangi tangan istrinya berusaha untuk menenangkan istrinya.

   Dan akhirnya, setelah beberapa waktu berlalu akhirnya anak Lucius dan Narcissa lahir. Dan anaknya adalah anak perempuan yang sangat cantik. Dengan rambut putih yang diwariskan ayahnya dan mata ocean nya yang indah.

"Akan kamu beri nama siapa sayang anak kita?" Tanya Lucius.

"Bagaimana kalau Draco Lucius Malfoy?"

"Kamu memberikan nama anak laki-laki ke dia sayang?"

"Iya dan tidak. Aku memberikannya nama Draco karena aku suka dengan naga. Dan juga aku ingin anakku jika sudah besar nanti bisa menjadi sangat tangguh layaknya laki-laki. Makanya aku memberikannya nama Draco."

"Baiklah terserah dirimu."

"Kamu tak suka? Kalau tak suka kamu bisa mengajukan usul yang lebih bagus."

"Yah, aku tadi kepikiran nama yang menurutku bagus kalau semisal kamu bingung memberi namanya."

"Kamu akan beri nama siapa?"

"Diana Fungi Malfoy." Jawab Lucius dengan entengnya. Narcissa yang mendengar itu langsung terdiam seribu bahasa.

"Enggak."

"Hah, kenapa?"

"Kenapa-kenapa, kamu mikir enggak sih itu nama aneh banget. Masa ada orang tua memberikan nama ke anaknya jamur."

"Lah emang salah, kan aku suka jamur, dan tadi kamu kasih nama sama apa yang kamu suka, makanya aku ikut-ikut." Wajah Lucius cemberut.

"Enggak. Pakai nama Draco Lucius Malfoy aja. Lebih cocok."

"Tapi—"

"Hush diam. Gak boleh bantah lagi."

Dan akhirnya Lucius pun memilih untuk tak melanjutkan perdebatannya lagi dan memilih menimang-nimang anak gadisnya.

   Selama bertahun-tahun, Draco dibesarkan menjadi anak gadis yang manja dan sombong. Ayah baptisnya, Severus Snape sampai harus kewalahan menghadapi sikap anak itu setiap kali berkunjung ke manor. Tapi dia masih menyayanginya. Setiap ke manor dia selalu membawakan makanan favoritenya.

   Hubungan Severus dengan Draco sangat akrab. Pada usianya yang ke 8 tahun, Draco diajarkan tentang banyak hal oleh Severus. Dan dia melihat bakat Draco ada pada ramuan dan mantra. Tapi di pelajaran lainnya dia lemah. Apalagi pelajaran tentang muggles.

   Kata Draco, "kenapa aku harus belajar muggles, aku kan penyihir. Dan juga aku tidak ingin mengenal sedikitpun tentang muggles. Mereka itu makhluk rendahan, lemah." Severus pikir bahwa sifat lucius benar-benar kental sekali di diri Draco.

   "Kamu harus mempelajarinya Draco, siapa tahu kamu bisa mendapatkan koneksi dengan para muggles kaya-raya diluar sana." Tatap Severus tajam.

   "Baiklah." Akhirnya Draco mengalah lalu pergi mengambil buku tentang muggles yang dibeli Severus untuknya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

   Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun telah tiba. Draco akan masuk ke Hogwarts di umurnya yang ke-11 ini. Draco begitu bersemangat dengan keberangkatannya ke Hogwarts. Dia sudah membeli keperluannya di Diagon Alley 2 minggu yang lalu bersama ayahnya.

   Draco diantar orang tuanya hanya sampai peron 9¾ karena tiba-tiba Lucius ada urusan mendesak.

"Maafkan aku sayang, ayah tiba-tiba ada urusan mendesak jadi hanya bisa mengantarmu sampai sini." Kata Lucius merasa bersalah.

"Tidak apa-apa ayah. Aku sudah besar, aku sudah bisa menjaga diri ayah tenang saja."

Lalu Draco berbalik arah meninggalkan orang tuanya. Dia sangat bersemangat. Di dalam kereta dia mencari tempat duduk yang masih sepi, dan akhirnya menemukannya. Di dalam ada 3 orang. 2 laki dan 1 perempuan.

   "Bisakah aku bergabung?" Tanya Draco.
"Tentu." Jawab anak perempuan.
"Aku Malfoy, Draco Malfoy." Draco mengulurkan tangan.
"Aku Pansy Parkinson."
"Aku Blaise Zabini."

Mereka berdua menjabat tangan draco dengan semangat.

"Tom Marvolo Riddle."

"Riddle? Aku tidak pernah mendengar  keluarga berdarah murni bernama  riddle."

"Ayahku seorang muggle dan ibuku penyihir."

"Oh..." Draco langsung menunjukkan wajah jijik terhadap Tom.

"Mudblood ternyata." Gumam Draco, tapi gumamannya masih bisa terdengar oleh seluruh orang yang ada di ruangan itu.

Lalu hening seketika.

   Karena Draco tak nyaman dengan keheningan ini akhirnya dia mengajak bicara mereka tanpa merasa menyesal telah menghina salah satu dari mereka.

"Menurut kalian, kalian akan disortir kemana? Kalau aku sih yakin banget masuk slytherin."

"Kayaknya aku slytherin juga deh." Kata Pansy.
"Aku nggak tau. Toh semuanya sama aja." Kata Blaise.

   Sedangkan Tom, dia tak memperdulikan pertanyaan itu. Dia masih sakit hati sama ucapan perempuan rambut pirang itu. Draco tak memperdulikan Tom karena bagi dia ngapain ngurusin anak berdarah campuran. Kan dia anak hina.

   Mereka bertiga terus berbicara sampai keretanya sampai.

TBC

Tom be like: ingin rasanya kusumpal bibirmu.

Oke sampai sini dulu ya gaes. Males bgt ngelanjutin sekarang.

Ship mereka langka bener. Susah nyari fanficnya:( Jadi aku buat deh:)

Bagi yang GAK SUKA mohon menjauh dari lapak ini ya. Terima kasih.

Tidak menerima cemooh dari kalian yang tidak suka ship ini.

Disini aku buat mereka seumuran yh bestie, bukan umur 72 tahun ama 16 tahun. Pedofil itu namanya. Aku gak akan mungkin buat cerita tentang pedofil. Geli anjay.

Oke sekian terima kasih.

Jangan lupa kasih bintang dan masuk list favorite kalian ya gaes kalau suka. Kalau gk suka ya gapapa gk maksa.







  

i'am still love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang