🥀Bab 8🥀

83 17 2
                                    

   Setelah kelas ramuan selesai, Tom langsung pergi ke kelas herbologi. Dia tidak menyadari kalau Draco mengikutinya dari belakang.

"Darah lumpur." Panggil Draco. Tapi yang di panggil hanya diam saja.

"Hei! Aku lagi manggil kamu." Masih dihiraukan.

"Hei! " Draco pun menarik kain lengan Tom.

"Apa?"

"Kamu tuli? Aku daritadi manggil kamu."

"Tapi aku tidak dengar kamu panggil namaku."

Di saat wajah Draco menunjukkan emosi kesal dan malu, Tom hanya menunjukkan emosi tidak peduli.

"Tapi aku lagi manggil kamu!"

"Kalau gitu sebut namaku." Tom pun langsung melanjutkan perjalanannya. Draco hanya bisa terdiam saat menatap mata Tom yang gelap. Seakan terpana sekaligus takut.

"Duh sialan! Aku mau bahas kerja sama buat ramuan, dianya malah pergi." Draco pun langsung pergi ke arah berlawanan. Ke kelas mantra.

   Setelah melewati hari sekolah yang panjang, Draco yang sudah selesai dari kelas mantra langsung pergi ke asmara. Tapi Draco tiba di pintu masuk, dia bertemu dengan Blaise.

"Hai Blaise!" Sapa Draco.

"Hai! Wajahmu kok hitam begitu? Mau berubah jadi dementor kamu?" Goda Blaise.

"Bisa-bisanya kamu bilang begitu! Enggak ya!"

"Terus kenapa?"

"Tadi ada anak Raven yang meledakkan seluruh ruangan." Ucap Draco dengan wajah cemberut. Blaise yang mendengar itu tertawa terbahak-bahak.

"Gila! Kayaknya aku harus belajar dari dia deh." Blaise pun melanjutkan ketawanya.

"Kamu yang benar aja. "

"Aduh, tuan putriku khawatir nih ceritanya?" Draco pun memasang wajah jijik.

"Di guci atau di tanah?" Tanya Draco.

"Maksud— hei yang benar aja! Masa aku mau di kubur!"

Draco hanya memutar matanya dan berjalan masuk.

Saat Blaise dan Draco masuk, di ruang kreasi ada Tom sendirian lagi membaca buku.

"Aku naik ya Draco."

"Iya."

Sstelah di rasa Blaise sudah masuk ruangan, Draco langsung duduk di sebelah Tom.

"Hei." Panggil Draco. Panggilannya tidak di gubris oleh Tom.

"Hei!" Draco langsung menarik lengan Tom.

"Apa?" Tom pun menoleh dengan wajah sedikit kesal.

"Bisa gak sih wajahnya jangan kayak gitu. Jelek tahu." Kata Draco. Meskipun nadanya menghina begitu, Tom sadar kalau perkataan Draco tidak sesuai aslinya. Buktinya pipi Draco merah. Gimana tidak merah, wajahnya Tom setampan itu.

"Kalau gitu pergi." Kata Tom sambil melanjutkan membacanya.

"Gak bisa gitu dong, aku mendekatimu tujuannya mau bahas kerjasama buat ramuan kita."

"Gak perlu. Aku bisa sendiri."

"Hei yang benar aja. Nanti kita kena marah kalau tidak kerjasama. Emang kamu tahu gimana cara buatnya?"

"Maaf aku tidak bodoh." Wajah Draco sekarang sudah masam sekali.

"Oke, kalau gitu kamu yang kerjain. Sampai kamu bilang kalau aku gak ikut kerjasama awas aja ya!" Kata Draco sambil bangkit untuk pergi ke kamar tidurnya.

i'am still love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang