🥀Bab 3🥀

115 19 1
                                    

   Setelah upacara penyambutan, semua murid-murid di giring kembali ke asrama mereka. Untuk tahun pertama, mereka akan memulai kelas esok hari.

   Karena sekarang masih pagi, Draco berkeliling kastil bersama Pansy. Blaise tidak ikut karena dia mau istirahat.
"Draco, kamu tadi sengaja ya bilang kayak gitu?" Tanya Pansy.

"Bilang apa?"

"Tentang Tom."

"Iya. Ada masalah?"

"Ehm enggak ada sih, tapi perasaan aku gak enak banget soal ini. Takutnya ada apa-apa."

"Kamu kok jadi pengecut gitu sih. Biarin aja sih. Toh kita juga enggak tahu masa depan bakal kayak bagaimana."

"Ehm... Yaudah deh." Kata Pansy sedikit ragu. Lalu mereka melanjutkan keliling-keliling mereka.

   Di sisi lain, Tom lagi membaca materi tahun pertama. Dia tidak mau tidak tahu sesuatu sebelum diberitahu orang lain. Dia berjanji bahwa dia akan menjadi murid terbaik. Jadi karena bosan dia pergi ke perpustakaan untuk membaca buku.

   Tom adalah anak yang cepat sekali belajar. Dia tidak perlu menulis ulang isi buku, dia hanya perlu membaca dan memahaminya. Selama seharian penuh dia berdiam diri di kamar.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

   Keesokan harinya jam 06.00, Draco sudah siap untuk pergi ke kelas. Meskipun masih ada waktu setengah jam, tapi Draco tidak ingin terlambat. Kelas pertamanya adalah kelas mantra bersama anak griffindor. Selalu.

   Saat keluar dari asrama, Draco berhadapan langsung dengan Tom yang juga baru keluar. Mereka berdua hanya bertatapan selama 6 detik. Draco selama sesaat terpesona oleh ketampanan Tom, tapi Draco langsung memalingkan wajah.

   Draco mencoba tidak menunjukkan perasaan malunya, mencoba untuk terlihat angkuh. Tetapi usaha itu sia-sia karena pipi Draco memerah. Tom yang melihat itu merasa kalau Draco terlihat imut.

   Wajah angkuh di padu dengan pipi kemerahan di wajah kecilnya itu menambah kesan imut bukan seram.

'Aku yakin anak ini saat di masa depan tidak bisa membuat orang-orang tunduk kepadanya dengan memperlihatkan wajah imut itu.' Batin Tom.

Tom tidak menyangkal kalau Draco sebenarnya imut, tapi sifatnya itu yang buat dia muak sama dia.

   Karena mereka berada di mata pelajaran yang sama, akhirnya mereka terpaksa berangkat bersama. Di lorong mereka jalan berjauhan sekali. Masing-masing berjalan dekat dengan dinding. Mereka berdua tidak ingin orang lain mengira kalau mereka sudah akrab.

   Saat tiba di kelas, sudah ada beberapa yang tiba. Kebanyakan si anak-anak Griffindor. Sudah ada Hailey Potter dan 2 temannya. Ron weasley dan Hermione Granger.

   Hailey James Potter, anak dari James Potter dan Lily Potter. Ayahnya adalah seorang darah murni sama seperti Malfoy. Tapi keluarga mereka tidak pernah dekat.
Hailey adalah gadis mungil berkacamata. Dia memiliki mata yang indah. Wajahnya yang imut membuat dia seperti boneka sungguhan.

   Benar-benar seperti seseorang yang sangat suci, sangat polos dari bagaimana dia terlihat. Anak-anak griffindor sangat memuja dia. Membanggakan dia sebagai anak emas mereka. Siapa yang tidak akan terpesona melihat tipe polos seperti Hailey.

   Dan karena itulah Draco sangat membencinya. Dia tidak suka ada yang menandingi kecantikannya. Jadi, saat Draco lewat di depan meja Hailey, Dia menyeruduk meja Hailey keras sekali hingga mengenai kaki Hailey.

i'am still love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang