🥀Bab 6🥀

89 11 3
                                    

   Hari ini adalah liburan natal, yang artinya semua anak-anak kembali ke rumah. Tom sebenarnya enggan untuk pulang ke panti asuhan, tapi daripada dia sendirian di Hogwarts jadi dia memutuskan pulang.

   Di stasiun, dia melihat Draco dan teman-temannya sedang menunggu kereta. Keretanya akan tiba jam 8, karena masih lama, dia memutuskan untuk bersandar di tiang yang ada di belakang kursi Draco.

"Draco, jangan lupa ya acaranya." Kata Pansy.

"Acara apa?" Tanya Blaise.

"Ya acara makan-makan nanti malam." Jawab Pansy.

"Kok aku gak di ajak?" Tanya Blaise dengan wajah penuh kecewa.

"Katanya kamu mau pergi ke Eropa mengunjungi nenekmu. Gimana sih!"

"Oh iya ya. Tapi aku ingin ikut juga. Lumayan makan gratis."

"Terserah kamu. Draco ikut kan?"

"Iyaa."

"Oke" Pansy tertawa kegirangan.

Setelah 20 menit menunggu, akhirnya keretanya tiba.

   Sesampainya di stasiun tujuan, Draco berpisah dengan teman-temannya. Sesampainya di rumah, dia di sambut sama ibunya yang lagi membaca Daily Prophet.

"Halo sayang, gimana sekolahnya?"

"Seperti biasa. Banyak hal-hal menyenangkan saat disana."

"Oh ya? Keberatan jika ibu tahu hal menyenangkan apa itu?"

"Tentu saja! Tunggu, aku mau taruh barang-barang ku dulu ke kamar lalu meminta Dobby membawakan camilan dan teh."

   Draco berlari kecil menuju kamarnya. Lalu kembali ke ruang tamu bertemu ibunya. Berjam-jam Draco menceritakan hal-hal menyenangkan di sekolah, kecuali dia membully Tom.

   Jam 19.00, Draco bersama orang tuanya pergi ke rumah Pansy. Sesampainya di sana, mereka di sambut langsung oleh kepala keluarga Parkinson. Di dalam, dia tidak menemukan Blaise.

"Pansy, Blaise belum datang?" Tanya Draco.

"Dia tadi mengirimkan aku surat, katanya dia tidak jadi datang. Ibunya memaksanya untuk ikut ke Eropa. Katanya neneknya kangen banget sama Blaise. Makanya di paksa ikut." Jawab Pansy.

"Oh gitu."

"Kenapa, kangen ya?" Goda Pansy.

"Tidak kebalik nih? Kan kamu suka sama dia."

"Kok tahu?"

"Kelihatan banget."

"Waduh bahaya dong! Nanti kalau Blaise ternyata juga sadar gimana? *Berteriak* gimana dong?" Pansy panik.

"Santai saja kenapa sih."

"Enak aja santai! Kalau nanti dia jadi gak suka aku gimana? *Berteriak* Aku tidak mau kehilangan pria seksi seperti dia!!" Pansy teriak histeris.

"Jangan pesimis dulu dong. Masa slytherin pesimis gini. Malu-maluin."

"Heh Babi! Kamu juga ya! Udah tahu suka sama Tom malah sok-sokan ngebully dia."

"Dih, enggak ya! Enak aja!"

"Enggak apanya! Kelihatan banget tahu gak! Aku nih teman kamu, jadi aku sudah tahu kebiasaanmu."

Dan acara makan bersama itu di dimulai.

   Mereka semua berbincang-bincang sambil menikmati makanannya. Setelah selesai makan, orang tua Draco pulang ke rumah sedangkan Draco menginap dua hari di sana.

"Selamat bersenang-senang sayang!"

"Tentu. Sampai jumpa!"

Lalu mereka pun pergi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Keesokan paginya, Pansy mengajak Draco pergi ke toko baju Madam Malkin.

"Kita ngapain ke sini Pansy?"

"Tentu saja untuk membeli baju." jawab Pansy.

"Madam, apakah anda punya gaun merah yang cantik?"

"Semua gaunku cantik nona."

"Tidak, gaun merah terbaik yang anda punya."

"Saya ada 5 gaun merah dengan kualitas yang terbaik. Silahkan nona jika anda ingin melihat dan mencobanya."

"Oke. Draco, tunggu sebentar ya aku mau pilih-pilih gaun mana yang mau aku pakai." kata Pansy.

"Oke. Aku mau pergi beli makanan ringan dulu."

   Draco pergi keluar mencari makanan yang bisa di makan. Draco mampir ke toko kue langganan dia.
"Terima kasih sudah berbelanja." Draco langsung pergi.

"Pansy, sudah selesai belum ya. Aku capek banget mau cepat pulang."

Draco langsung pergi ke Madam Malkin dengan  tergesa-gesa tanpa mempedulikan jalannya. Yang akhirnya dia harus terjatuh kepelukan orang asing. Hingga mereka berdua pun jatuh.

"Aduh maaf!" Draco buru-buru bangkit dan meminta maaf dengan membungkukkan badan.

"Oh iy— Draco?"

"Hah?" Draco bingung kenapa orang asing ini tahu namanya. Draco pun langsung mengangkat wajahnya untuk bisa melihat siapa orang asing itu. Dan ternyata—

"Kamu gak papa Draco?"

"Sialan kamu Tom! Bisa-bisanya aku jatuh ke arah kamu. Ihh nanti habis gini aku mau mandi tujuh kali"

"Emang aku senajis itu ya?"

"Banget! Kamu tuh darah lumpur jadinya kamu tuh kotor"

Saat Draco sudah menjauh, Tom masih berdiam diri di jalanan. Tom tidak memperdulikan omongan terakhir Draco. Dia sudah kebal dengan hinaan itu. Dia hanya terfokus dengan satu kata yang baru saja di ucapkan Draco.

"Jadi sekarang Tom ya?" Gumam Tom sambil tersenyum kecil dan menoleh ke arah Draco pergi. Saat Draco sudah tidak terlihat lagi di kerumunan, Tom memutuskan untuk pergi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC
Maaf banget author updatenya lama😭😭 author lagi sakit jadi memutuskan untuk tidak update dulu. Tapi author cicil dan akhirnya bisa jadi 1 bab. Kata-katanya juga gk banyak😭🙏 maaf bangett🙏🙏

Senin, 27 Nobember 2023
Jumlah kata : 750 kata

   

i'am still love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang