Keesokan harinya....
"Halo Draco! Kamu kok terlihat lelah gitu? Ada apa?" Draco yang baru keluar kamar dengan perasaan lelah malah disuguhkan orang kayak Pansy yang susah diam.
"Bisa volumenya dikecilin nggak. Kepalaku pusing nih. Tadi malam nggak bisa tidur." Jawab Draco sambil menghela nafas berat.
"Maaf-maaf. Emangnya ada apa sampai kamu nggak bisa tidur?"
"Ayahku ingin aku masuk tim quidditch."
"Hah! Beneran? Wahh teman aku keren banget!" Pansy langsung memeluk Draco erat. Draco pun menutup mulut Pansy karena terlalu berisik.
"Mungkin dengan mandi air hangat pikiranmu akan rileks. Ayo pergi ke kamar mandi bersama!" Pansy pun menyeret Draco ke kamar mandi.
Setelah mandi, Draco dan Pansy langsung bersiap-siap untuk pergi ke kelas transfigurasi. Sesampainya di kelas, Draco tidak melihat Blaise sama sekali.
"Dimana Blaise? Biasanya dia selalu datang lebih awal." Tanya Draco.
"Entah. Mungkin masih tidur." Jawab Pansy.
"Masa sih? Dia kan anaknya cari perhatian ke guru. Ini Professor MgGonagall sudah tiba kok dia belum datang. Aneh banget." Heran Draco.
"Udahlah biarin aja. Ayo duduk." Mereka pun menuju bangku paling belakang. Lalu Tom tiba. Tom duduk di bangku sebelah Draco.
"Hei,"
Tidak ada sahutan.
"HEI!!"
"Apa?" Akhirnya yang di panggil menyahut. Siapa lagi kalau bukan Tom.
"Kamu tadi ketemu Blaise nggak?" Tanya Draco.
"Enggak."
"Kok bisa nggak ketemu? Kalian kan satu ruangan di asrama. Blaise daritadi belum datang."
"Terus?"
"Ya siapa tahu kamu tahu dimana dia."
Tom hanya membalas dengan gelengan tanpa melihat ke Draco.
"Kamu kok tahu Blaise satu ruangan sama dia?" Tanya Pansy dengan berbisik ke telinganya Draco.
"Dia cerita sendiri. Katanya dia satu ruangan kamar tidur sama darah lumpur. Darah lumpur di Slytherin kan cuman dia." Jawab Draco.
"Kapan?" Tanya Pansy heran. Biasanya Blaise pasti akan cerita ke dia. Tapi ini tidak cerita apapun soal teman sekamarnya.
"Gak tahu, aku lupa." Jawab Draco.
#Flashback#
Di ruang kreasi....
Draco masuk dengan wajah panik. "Blaise. Aku pinjam buku sejarah dong."
"Buat apa?" Tanya Blaise.
"Aku lupa belum ngerjain tugas. Mana tenggatnya hari ini."
"Kebiasaan. Ambil sendiri sana di kamarku."
"Kau gila apa? Cewe mana boleh masuk kamar cowo."
"Minum nih." Blaise memberikan Draco sebuah ramuan.
"Apaan ini?"
"Invisible poison."
"Haduh. Ini efeknya bakal sampai 30 menit bodoh! Ambilin dong, kan kamu yang punya kamar. Aku nggak tahu kasurmu yang mana." Draco sudah gregetan dengan Blaise.
"Yaudah deh, kamu ikut aku." Blaise langsung menarik tangan Draco. Draco yang di tarik secara paksa langsung reflek meminum ramuan invisible.
Saat Draco dan Blaise masuk, Blaise menyapa temannya yang lagi tiduran di sebelah kiri pintu.
Draco mengamati semua teman sekamarnya Blaise. Dan matanya tertuju pada Tom yang sedang membaca buku di kasurnya.'Demi janggut merlin, bagaimana bisa ada orang setampan itu.' Draco terpesona oleh Tom.
"Nih Draco. Ambil cepat sebelum yang lain sadar." Bisik Blaise.
"Oke makasih." Draco pun langsung lari ke kamarnya.
'Ternyata dia satu kamar sama Blaise. Mereka dekat tidak ya?' Batin Draco.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Setelah Draco mengajak obrol Tom, tiba-tiba pintu kelas terbuka dan menampilkan Blaise yang pucat pasi. Blaise berjalan lemas ke bangkunya.
"Hei Blaise, kamu tak apa?" Tanya Pansy yang khawatir melihat temannya.
"Tak apa. Hanya sedikit pusing saja." Jawab Blaise.
"Kamu habis darimana? Dari ruang kesehatan kah?" Tanya Draco.
"Iya. Tadi aku minta ke Madam Pomfrey ramuan penghilang pusing."
"Kenapa kamu tidak istirahat saja disana sih. Ini wajah kamu pucat banget lho." Kata Pansy yang sedikit panik melihat wajah temannya yang sekarat.
"Tidak papa. Ini hanya pusing biasa."
"Apanya. Ayo aku antar kamu ke Madam Pomfrey biar kamu disuntik." Pansy menarik Blaise untuk berdiri.
"Waduh gak bahaya ta. Kamu mau aku mati?"
"Duhh itu mulut mau minta di sumpel hah?" Pansy berkacak pinggang dengan wajah emosi.
"Sumpel bibir kamu boleh?" Goda Blaise. Wajahnya dekat sekali dengan telinga Pansy. Pansy langsung tersipu malu.
"Enggak. Yakali sama kamu. Minimal yang tampan sama kaya raya lah."
"Kan aku tampan sama kaya. Kamu tidak mau?"
"Tolong teman-teman laknatku. Kalau bermesraan jangan di depanku juga dong. Aku muntahin nih lama-lama." Sela Draco.
"Ih Draco gak romantis. Siapa juga yang mesra-mesraan." Bantah Pansy.
"Ituu." Kata Draco sambil menunjuk ke arah tangan Pansy dan Blaise yang bergandeng tangan.
Saat sadar ke arah mana mata Draco menatap, mereka berdua langsung melepasnya."Aduhh, anak-anakku sudah dewasa ya mainnya pacar-pacaran. Jangan sampai keblabasan ya. Kalian belum nikah." Goda Draco. Kedua tangannya bertumpu pada pundak Pansy dan Blaise.
"Sialan kamu Draco." Draco tertawa melihat wajah teman-temannya yang memerah. Memang mereka berdua ini jodoh. Ya semoga saja cepat pacarannya. Draco pun langsung duduk kembali. Dia melihat Pansy dan Blaise izin ke Professor untuk pergi ke ruang kesehatan. Lalu tiba-tiba Draco merasakan bangku di tarik di sebelahnya.
"Kamu ngapain duduk disini, sialan?" Tanya Draco. Tom tak menghiraukan pertanyaan Draco karena Professor MgGonagall yang sudah memulai pembelajarannya.
TBC
Halo gaess.... Maaf uploadnya lama banget. Soalnya ini mamaku lagi sakit. Kemarin pergi ke rumah sakit untuk kontrol, ternyata mama saya terkena kanker rahim😭😔 mohon doanya ya teman-teman agar mama saya bisa sembuh.Terima kasih banyak yang sudah membaca cerita ini. Jangan lupa vote dan komen ya gaes😗❤❤
Minggu, 17 Maret 2024
Author : Sapukar
Jumlah kata : 847 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
i'am still love you
Romanceship : tom riddle x fem! draco malfoy "Aku akan selalu mencintaimu. Meskipun kamu buruk di mata orang lain, kalau bagiku kamu cocok sama aku, aku akan selalu mencintaimu. Kematian akan aku jalani hanya untuk membuatku pantas disisimu. Aku akan selal...