09

47 5 1
                                    

Happy Reading!



"Putri anda mendapat kiriman dari kerajaan Atlanta" Rose menghampiri Astrella di taman membawa kotak itu bersamanya.

"Benarkah?" Pekiknya bersemangat. Menyadari sesuatu Astrella menetralkan kembali  ekspresinya. Astrella menahan senyum ketika menerima kotak itu. Dalam hati menerka apakah isinya?

"Apakah anda begitu senang ini karena pemberian kaisar?" Goda Rose menyenggol bahu Astrella pelan.

"Tidak" elak Astrella cepat menghindari kerlingan jail dari Rose.

"Benarkah?" Tidak mendapatkan jawaban. Rose tetap mengetahuinya ketika melihat rona merah pada pipi Astrella.

"Apa yang kamu bawa itu Astrella?" Tanya sang Ayah ketika melihat putriya  melewati ruang tamu tampak membawa sesuatu dengan ekspresi bahagia yang terpancar.

Astrella menyembunyikkan kotak itu dibelakang tubuhnya. "Bukan apa-apa ayah. Aku pergi kekamar dahulu"

"Ada apa dengannya Rose?" Tanya Raja Alcazar bingung melihat putrinya terlihat buru-buru seolah menghindarinya.

"Putri mendapat pemberian dari Kaisar yang mulia" ia mengerti sekarang.

Setelah sampai dikamar Astrella membuka kotak tersebut. Terdapat sebuah gulungan  kertas dan kain berbulu hijau. Pertama ia membuka gulungan tersebut.

Untuk Ratu kekaisaran Atlanta.

Jika dirimu sedang membaca ini pasti pemberianku sudah sampai padamu.

Saya harap kamu menyukainya. Saya tidak tau benda apa yang kamu sukai. Bagaimana jika kedepannya saat kita bertemu nanti kamu memberitahuku semua hal yang kamu sukai?

Jubah ini cantik selaras dengan mata milikmu. Tapi bukan itu yang membuatnya indah. Karena kamu yang memakainya, jubah itu menjadi tampak jauh lebih indah.

Dasar gombal. Gumam Astrella tersenyum.

Jaga dirimu baik-baik. Kenakanlah itu agar tubuhmu hangat.

Apakah kamu merindukanku?

Iya. Eh! Astrella menggeleng-gelengkan kepala. Apakah aku sudah jatuh pada pesonanya? Tidak mungkin. Tapi aku suka semua perlakuan darinya. Nyaman berada didekatnya. Bisa menjadi diriku sendiri. Tidak suka jika pria tengil itu berdekatan dengan perempuan lain.

Astrella kembali membaca surat tersebut.

Kuharap iya. Karena akupun begitu.

Tertanda, calon suamimu.

Aaaaaaa tidak kuat!

Astrella berguling-guling dikasur dengan menutup wajahnya. Kakinya menendang-nendang angin lantaran euforia melingkupinya.

Dengan senyum belum pudarnya Astrella bangkit dengan antusias menuju meja. Lalu meraih kertas dan pena menulis surat balasan.

🐊🐊🐊

"Kenapa kau terlihat seperti itu?" Kaisar mengernyit ketika asitennya itu datang dengan nafas terengah seolah sehabis berolahraga.

"Ada kabar buruk yang mulia. Raja dan Ratu Salvatore dinyatakan meninggal" ucap Ben cepat setelah meneguk air putih milik kaisar hingga tandas.

"Lalu apa yang kau permasalahkan?" Mendengar kalimat teramat santai disaat suasana genting ini membuat Ben dongkol. Ia sangat ingin sekali mencakar wajah menyebalkanya itu.

"Rakyat melakukan pemberontakan tidak terima jika Putra Mahkota menempati takhta Raja. Ada isu beredar meninggalnya Raja dan Ratu disebabkan oleh Putra Mahkota."

Become QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang