11

50 6 1
                                    

Happy Reading!



Tap!

Tap!

Tap!

Derap langkah kaki terdengar. Seorang perempuan mengenakan hanfu hijau itu tampak menguap dan merenggangkan tubuh. Ketika langkah kakinya telah menapaki lantai utama, netra zambrudnya mengedarkan pandangan pada setiap sudut. Dapat ia lihat pilar-pilar kokoh serta beberapa sudut istana sedang dihias sedemikian rupa, indah dan elegan.

Tatapannya beralih pada pelayan yang tampak sibuk mengerjakan berbagai tugasnya masing masing. Astrella mengampiri pria jangkung berjubah merah yang sedang mengawasi beberapa orang di ruangan tersebut. "Ayah apakah akan ada acara?"

"Tentu saja. Apakah kamu melupakan hari spesial mu hm?"

Astrella berfikir sejenak. "Hari spesial?"

"Ah! Debutante. Ayah, aku pergi ke kamar dahulu" usai mengucapkan itu Astrella berlari menuju kamarnya untuk bersiap. Raja Alcazar terkekeh melihat tingkah putrinya.

"Apakah yang kuperintahkan sudah beres?"

"Sudah yang mulia"

"Semua undangan telah tersebar?"

"Sudah yang mulia"

"Bagus"

"Perbanyak prajurit yang berjaga diluar istana. Tempatkan juga beberapa pasukan elit berada didalam istana. Saya tidak ingin acara kedewasaan putriku rusak" tangan kanan pria itu patuh dan beranjak dari sana.

"Astrella jangan lari!" Mata Raja Alcazar melotot ketika putrinya menuruni tangga dengan  berlari. Ia tidak ingin hal buruk terjadi.

Astrella cengengesan saat sudah berada dihadapan pria yang masih memelototi dirinya. Astrella tentu tau apa yang harus ia lakukan.

Perlahan rasa marah itu redam tatkala putrinya memberikan kecupan singkat dipipi. Dengan lembut telapak tangan besar itu mengusap surai coklat Astrella. "Lain kali jangan diulangi ya.." Astrella meanggukan kepala patuh.

"Kenapa lari-lari?"

"Tadi akan ke dapur untuk membantu memasak sekaligus membuat beberapa menu dari resep baruku. Bolehkan?" Astrella menangkupkan kedua tangan memohon. Binar mata itu mengerjap lucu. Siapapun yang melihat pasti akan terpekik gemas.

"Baiklah" jawab sang Ayah kalem.

Begitu saja? Tumben sekali. Pikir Astrella. Tak perlu memikirkan itu, bukankah ini bagus. Dengan langkah riang kakinya melangkah menuju dapur istana.

"Rose temani Astrella" pelayan itu patuh lalu menyusul Astrella.

"SELAMAT SIANG!" Teriakan membahana Astrella mengagetkan beberapa koki istana. Seketika semua menghentikan aktifitasnya.

"Apakah Putri memerlukan sesuatu?" Tanya salah seorang koki.

"Aku ingin memasak dan membantu kalian" ucap Astrella dengan semangat membara.

"Maaf Putri, sebelumnya Raja telah memberitahu kami bahwa anda tidak boleh menyentuh alat dapur" senyum cerah tersebut luntur. Ayahnya curang sekali, dumalnya dalam hati.

Become QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang