Part 22

338 15 2
                                    

Di belakang sekolah Farah meluapkan emosi nya, rencana yang disusun rapi olehnya ternyata gagal total.

Bahkan balik menyerang pada dirinya.

"Sial..sial. sekarang dia udah berani lawan gue!" Farah meremat ponsel ditangannya.

"Gue bales Lo." Ucap Farah emosi.

Farah membuka ponselnya mencari kontak seseorang setelah menemukan nya, Farah langsung menghubungi nya.

"Halo, nanti pulang sekolah culik orang yang ada di foto."

"......."

"Fotonya nanti gue kirim."

"......."

"Bayaran nya nanti, kalo Lo berhasil gue kasih bonus buat Lo juga temen-temen Lo."

"....."

Farah langsung menutup telepon itu secara sepihak.

"Gue bakal hancurin Lo sehancur-hancurnya, Lo harus rasain apa yang gue rasain Ayara." Ucap Farah dengan senyum smirk.

Tanpa di sadari oleh Farah ada seseorang yang menguping percakapan dengan seseorang diponselnya.

Seseorang itu pergi dari sana agar tidak ketahuan oleh nya.

Sedangkan di sisi Ayara.

Ayara sekarang berada di ruang sidang sekolah alias ruang keramat BK.

"Kenapa kamu memukul Hanzel sampai dia sekarat?" Ucap Bu Risa, Guru Bk yang terkenal Galak tapi usianya masih terbilang cukup muda.

"Dia yang mulai dulu Bu, ya saya balas lah." Ucap Ayara santai seraya memainkan kuku-kuku nya.

Bu Risa memijat pangkal hidung nya, dirinya cukup pusing menghadapi siswi di depan nya ini.

Bu Risa kini menatap Alzaf dan Elzan bergantian.

"Dan kalian juga, kenapa kalian tidak melerai adik kalian yang terus memukul Hanzel?" Tanya Bu Risa.

"Saya gak tau apa-apa Bu! Suer dah, tadi saya ngantri makanan Bu." Ucap Elzan berusaha menyakinkan guru didepan nya dengan mengangkat tangan peace.

"Dan kamu Al?"

"Saya hanya membiarkan Ayara melepaskan emosinya yang dia tahan Bu, Emosi yang ditahan itu gak baik Bu bisa merusak organ tubuh termasuk hati." Jawab Alzaf santai.

Bu Risa memijat pangkal hidung dan menghela nafas berat, menghadapi kakak beradik itu membuat nya tambah pusing.

"Haahh!!... Sebenarnya apa masalah kalian ha! Pusing Ibu menghadapi kalian terutama kalian berdua." Tunjut Bu Risa ke arah Alzaf dan Elzan.

"Kalian itu kakaknya kenapa kalian biarkan Adik perempuan kalian berkelahi ha!"

"Bu kalau mau marah, marahin saya aja kedua Abang saya gak salah."

"Lagian kenapa ibu hanya memanggil kami bertiga sedangkan biang masalahnya tidak di panggil juga?"

"Emang siapa yang memulai ini?"

"Farah Adiba Bu. Dia yang biang kerok perkelahian ini Bu."

"Ya sudah, kamu Elzan panggil Farah sekarang."

"Kok saya Bu? Gak. Yang lain aja." Sungut Elzan mana Sudi dirinya memanggil orang itu.

"Ck, kamu saja yang panggil Zaf." Perintah Bu Risa menatap Alzaf.

"Saya gak mau Bu."

"Astaga....." Ucap Bu Risa frustasi, kini menatap Ayara. Kini Ayara harapan satu-satunya.

Ayara Transmigrasion || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang