Part 11

399 19 0
                                    

"AAAAA...... MOMMYYY DADDYYY." Teriak Ayara melengking seraya meringkuk menutup kedua matanya.

Suara teriakan Ayara benar-benar menggema di seluruh ruang mansion. Alzaf dan Elzan juga sudah menutup telinga mereka.

Dari arah tangga Rasti dan Dave menuruni tangga dengan tergesa-gesa setelah mendengar teriakkan anak perempuan nya.

Sampai di ruang keluarga Dave dan Rasti melihat sekitar tak menemukan sesuatu yang mencurigakan mereka langsung bertanya.

"Ada apa?" Tanya Dave dengan wajah panik ketara sekali.

"Kalian tidak apa-apa?" Tanya Rasti dengan wajah seperti sang suami.

Ayara yang melihat kedua orang tuanya langsung berlari dan memeluk Rasti erat menyalurkan rasa ketakutan nya. Rasti hanya mengusap punggung Ayara pelan berusaha menenangkan.

"Ada apa dengan adik kalian Boys?" Tanya Dave tegas saat melihat Ayara ketakutan dipelukan sang istri.

Glek......

Mendengar suara tegas sang Daddy, Sikembar hanya bisa meneguk ludah nya kasar.

"Eeee... A-anu Dad." Ucap Elzan gugup.

"Bicara yang benar Boy!" Ucap Dave tegas.

"I-itu Dad, kita ngajak Ara nonton film horor, Ara juga mau kok kita ajak tadi." Jelas Elzan.

"Iya Dad." Lanjut Alzaf.

Mendengar ucapan Abang kembar nya yang kurang tepat Ayara langsung menatap Dave dengan mata berkaca-kaca.

"Bo'ong Dad, Ara gak tau kalo itu film horor. Abang ngajak Ara tadi bilangnya itu film menarik jadi Ara ikut nonton." Jelas Ayara.

"Benar Boys?" Tanya Dave menatap anak laki-laki kembarnya.

"Ya Dad." Ucap mereka berdua dengan wajah ditundukkan.

Dave hanya menghela nafas panjang, dia kira ada hal berbahaya atau ada yang membahayakan putri mereka ternyata ulah anak kembar nya yang usil.

"Lain kali jangan diulangi lagi, mengerti?"

"Mengerti Dad." Ucap mereka serempak.

"Good Boys." Ucap Dave tersenyum tipis.

"Sekarang kalian tidur sudah jam 10 malam, waktunya tidur besok kalian sekolah." Ucap Rasti lembut.

"Ya Mom." Ucap mereka serempak.

Mereka bertiga berjalan menuju kamar mereka masing-masing, yang diruang televisi hanya tinggal Dave dan Rasti.

"Mereka kalau kumpul jadi satu pasti berantem." Ucap Dave seraya memijat pangkal hidungnya pusing melihat ketiga anaknya yang sering berantem.

"Udah gak papa Mas, yang penting mereka saling menyayangi, keluarga kita jadi lebih berwarna lagi Mas setelah Ara berubah." Ucap Rasti berusaha menenangkan sang suami dengan mengusap lembut lengan Dave.

"Kamu benar Sayang, putri kecil kita sekarang ceria lagi." Jelas Dave tersenyum tipis.

"Aku bahagia banget Mas." Ucap Rasti seraya menyenderkan kepalanya dipundak Dave.

"Ah, bagaimana kalau kita tambah lagi Sayang? Biar mansion kita tambah ramai hm." Ucap Dave menaik turunkan alisnya berusaha menggoda Rasti.

"Udah tua ih." Ucap Rasti sewot seraya mencubit pinggang Dave.

"Aduh...aduh.... Sakit Sayang, lagian aku masih muda Yang, masih kuat ini."

"Dahlah, sekarang tidur besok kamu ada meeting." Ucap Rasti sambil berlalu meninggalkan Dave.

"Ayolah Sayang, biar meeting besok Zafier yang handle." Bujuk Dave mengejar langkah sang istri menuju kamar mereka.

"Enggak ada, kata kamu meeting besok penting kamu juga diharuskan hadir."

"Huft. Baiklah." Lesu Dave.

"Gak dapet jatah malam lagi." Gumam Dave lesu.

Sedangkan dikamar Ayara terus saja mendumel tanpa henti, mengabsen setiap hewan keluar dari mulut mungilnya.

"Bangke emang tuh Si kembar, awas aja gue bales mereka udah ngerjain gue." Dumel Ayara.

"Gue jadi takut sendiri anying."

"Ah, kembar setan sialan."

"Dahlah bersih-bersih dulu."

Ayara berjalan ke arah kamar mandi guna mengosong gigi dan cuci muka.

Setelah selesai Ayara keluar dari kamar mandi tujuan sekarang adalah bobok cantik.

"Saatnya bocan."

Ayara berusaha memejamkan mata, dia trus membolak-balikkan badannya mencari posisi yang nyaman, nyatanya sedari tadi Ayara tidak bisa tidur dengan tenang.

"Anying, gak bisa tidur, tidur dikamar Abang aja lah."

Ayara bangun dari tempat tidur nya dan beranjak keluar kamar menuju kamar Abangnya.

Saat didepan kamar Alzaf, Ayara terus mengetuk pintu.

Tok tok.....

Alzaf yang telah tidur merasa terganggu, perlahan kelopak mata nya terbuka.

"Hoam, siapa sih yang gedor-gedor pintu malem-malem?!"

"Awas aja gue gibeng tuh orang udah ganggu gue tidur."

Alzaf terus mendumel seraya berjalan membuka pintu kamar nya yang terus saja digedor oleh seseorang.

Tok tok

"Elah, iya iya sabar anying."

Clek....

"Apa?" Tanya Alzaf malas.

"Hehe... Abang." Ucap Ayara, Alzaf hanya mengangkat alisnya seolah bertanya.

"Mau numpang tidur Bang." Ungkap Ayara.

"Kamu kan punya kamar sendiri, ngapain numpang dikamar Abang?" Tanya Alzaf heran.

"Ara gak bisa tidur, masih takut. Itu juga kan gara-gara Abang." Rajuk Araya.

"Aish... Ya udah, masuk cepet Abang ngantuk banget." Ucap Alzaf seraya menggeser tubuhnya kesamping Agara agar bisa masuk ke kamarnya.

"Makasih Abang."

"Hm." Gumam Alzaf seraya menutup pintu dan berjalan ke arah tempat tidurnya.

Alzaf berbaring disamping Ayara yang lebih dulu berbaring.

"Lah udah tidur nih anak, perasaan baru aja berbaring. Dasar putri bantal."

Alzaf menutup matanya mengikuti jejak Ayara yang lebih dulu tertidur. Tak lama terdengar dengkuran halus dari Alzaf yang sekarang sudah tertidur pulas.

Ayara Transmigrasion || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang