Part 24

332 16 0
                                    

Dave dan Rasti berjalan tergesa-gesa menuju ruangan tempat Ayara ditangani.

Dave melihat siluet Alzaf langsung berlari kesana dengan menggandeng tangan Rasti.

"Bagaimana keadaan kalian hiks?" Tanya Rasti yang menangis.

"Ayara sedang ditangani dokter di dalam Mom."

"Bagaimana bisa seperti ini?" Tanya Rasti yang masih menangis, baru kemarin Ayara keluar dari Rumah Sakit sekarang Ayara masuk Rumah Sakit lagi.

Hati Ibu mana yang tidak terluka melihat putri kecil nya masuk Rumah Sakit dengan luka tusukan.

"Maafkan kami Mom yang tidak bisa menjaga Ayara." Ucap Elzan.

Rasti tak henti-henti menangis dipelukan Dave.

Clek....

Pintu Ruangan itu terbuka, menampakkan dokter yang tak muda lagi itu.

Dave dan Rasti langsung menghampiri dokter itu.

"Bagaimana keadaan anak saya dokter?" Tanya Rasti harap-harap cemas.

"Luka tusukan itu cukup dalam dan parah, dan pasien juga kekurangan darah. Pasien saat ini sangat membutuhkan donor darah AB sekarang." Terang dokter.

"Saya saja Dok, Darah saya sama dengan Anak saya." Ucap Dave.

"Baik Tuan mari ikut saya."

Dave dan Dokter itu masuk Ruangan itu, tinggal Rasti, Alzaf dan Elzan yang tengah termenung.

Rasti duduk di samping Alzaf, Alzaf langsung memeluk Rasti berusaha menenangkan sang Mommy.

"Bang Zaf sudah tau belum Mom?" Tanya Elzan.

"Sudah, tadi saat perjalanan kesini Mommy telepon Abang, sebentar lagi mungkin akan sampai." Terang Rasti.

Terlihat Zafier berjalan tergesa-gesa menghampiri Sang Mommy dan kedua adik kembarnya.

"Bagaimana keadaan Ara Mom?" Tanya Zafier terlihat khawatir yang sangat ketara.

"Masih di dalam lukanya cukup parah, Ara juga kehilangan banyak darah, Daddy di dalam. Ara butuh donor darah." Terang Rasti dengan airmata yang masih mengalir.

"Mommy tenang ok, Ara pasti baik-baik saja." Ucap Zafier berusaha menenangkan sang Mommy walaupun didalam lubuk hati dirinya sangat lah khawatir.

Mereka menunggu dengan harap-harap cemas, Zafier terus mondar-mandir tanpa henti.

Saat tengah meeting tiba-tiba panggilan telepon dari Mommy nya membuyarkan fokus nya dari materi meeting itu, Zafier langsung mengangkat sambungan telepon itu.

Dari seberang sana Mommy nya menelepon dengan menangis sesenggukan, tanpa ba-bi-bu Zafier mematikan panggilan dari Mommy dan mengakhiri acara meeting itu walaupun acara itu sangat lah penting tapi baginya Ayara lah yang lebih penting.

Zafier langsung berangkat menuju Rumah sakit yang telah diberitahu oleh Mommy nya.

Clek.....

Terlihat Dokter dan Dave yang dibelakang sang dokter keluar dari ruangan itu.

Rasti langsung menghampiri dokter dan suami dengan raut khawatir.

"Mas? Ara?" Tanya Rasti menghampiri Dave dan menggenggam tangan Dave.

"Pasien saat ini baik-baik saja, pasien akan dipindahkan ke ruang rawat inap."

Semua raut wajah orang-orang disana perlahan tergantikan dengan wajah lega.

"Kalau begitu saya permisi." Pamit dokter itu, Zafier dan Dave mengangguk kan kepala sebagai persetujuan.

Tak lama para perawat keluar dengan mendorong bangkar dengan Ayara yang tengah berbaring menuju Ruang perawatan VVIP.

Ayara Transmigrasion || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang