Part 25

340 14 1
                                    

"Bagaimana?"

"......,"

"Gimana sih? Nyulik satu orang cewek aja Lo gak bisa?" Ucap Farah dengan nada naik dua oktaf.

"......."

"Halah, alesan lo! Cewek itu yang kuat atau Lo yang lemah hah!?"

Klik.

Tanpa menunggu jawaban dari seberang sana, Farah lebih dulu mematikan sambungan telepon itu.

Dirinya benar-benar kesal, rencana nya gagal total tapi dirinya sedikit senang mendengar Ayara terkena tusukan itu.

"Apalagi ini? Gagal lagi?" Tanya seseorang di belakang Farah.

Farah berbalik menghadap orang itu yang tak lain adalah Ayahnya.

"Maafkan Farah Papa." Ucap Farah sedikit menunduk tak berani menatap mata sang Ayah.

"Ck, dasar bodoh! Menghadapi satu gadis saja kalian tidak bisa!"

"PANDU..." Teriak Hartaraja.

Tak lama seorang laki-laki sekitar 20 tahunan datang dengan santai nya.

"Ada apa Pah?" Tanya Pandu.

"Bantu adikmu untuk membunuh putri bungsu Alexander." Ucap Hartaraja datar.

Pandu melirik sekilas adiknya dan kembali menatap Papa nya.

"Baik Pah."

Hartaraja melangkah meninggalkan kedua anaknya.

"Gue bantu Lo karena perintah Papa, jangan melakukan kesalahan apapun lagi." Ucap Pandu datar.

Pandu langsung melenggang pergi meninggalkan Farah sendiri yang kini tengah menunduk kepalanya dengan tangan mengepal kuat-kuat.

"Ayara...Ayara Ayara terus, selalu saja gadis sialan itu."

"Gadis sialan, kenapa kehidupan Lo lebih beruntung dari gue, Sialan!" Teriak Farah

"Lo dikelilingi oleh keluarga yang selalu memanjakan Lo sedangkan gue? Abang gue benci sama gue sendiri entah karena apa sedangkan Papa pun sama tidak pernah menyayangi gue, Mama udah pergi ninggalin gue sendiri disini." Ucap Farah sendu.

"Lo harus merasakan apa yang gue rasakan bahkan gue ingin Lo hancur sehancur-hancurnya, sampai Lo ngemis-ngemis mati sama gue." Ucap Farah dengan tersenyum smirk.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Rembulan berganti matahari pagi, di ruang rawat inap cahaya matahari pagi menerobos lewat celah gorden jendela.

Rasti dan Dave masihlah tertidur pulas.
Kelopak mata Rasti perlahan terbuka akibat cahaya matahari yang menyinari wajah lelah nya.

"Sudah pagi." Guman Rasti yang perlahan bangun dari berbaring nya disofa panjang.

Rasti menatap Dave yang masih terlelap dengan tidur duduk menyender single sofa itu.

Pasti suaminya itu ketiduran akibat tengah malam tadi lembur mengerjakan pekerjaan nya yang tidak bisa di handle oleh orang lain.

Padahal sofa yang tengah Rasti duduki itu cukup untuk tidur dua orang.

Matanya menatap Ayara yang masih belum siuman dari kemarin, Rasti bangkin berjalan ke arah Ayara dan langsung duduk dikursi samping bangkar.

Tangannya menggenggam tangan Ayara lembut, tatapan sendu masihlah terpancar dari mata hazelnya.

Ayara adalah putri satu-satunya keluarga Alexander, walaupun dirinya mempunyai dua orang putri tapi tetap Ayara yang menjadi putri satu-satunya keluarga Alexander, karena semua keluarga Alexander hanya mempunyai anak laki-laki.

"Sayang, cepat bangun ya Mommy kangen Ara. Apa Ara gak kangen Mommy hm?" Ucap Rasti lirih yakin membangun kan suami nya.

"Bangun sayang, kenapa selalu kamu sayang? Mommy tidak ingin kehilangan kamu seperti Mommy kehilangan Kakak kamu, walaupun Kakak kamu bukan putri kandung Mommy tapi Mommy sudah menganggap nya putri kandung Mommy." Ucap Rasti sendu.

Dave yang sudah bangun sedari tadi saat mendengar decitan kursi, tengah berada diposisi semula tanpa merubah posisi nya ataupun membuka matanya.

Dave mendengar semua ucapan Rasti yang keluar dari mulut nya dari awal sampai akhir.

Dave menahan semua perasaan bercampur aduk dalam hati nya, resiko yang harus ditanggung oleh orang seperti nya, seorang pengusaha sukses dan seorang pemimpin Mafia menggantikan posisi Ayahnya.

Ya, keselamatan keluarga kecilnya menjadi taruhannya.

Inilah alasan nya menyembunyikan Ayara putri satu-satunya Alexander, penjagaan yang ketat tapi masih saja dirinya kecolongan.

Jarak 50 meter dari wilayah mansion Alexander sudah dijaga ketat bahkan mansion Alexander pun sudah ada penjagaan yang ketat tapi masih saja kecolongan seperti ini.

Perlahan mata Dave terbuka, matanya bergulir menatap Rasti dan Ayara yang masih terbaring lemah belum sadar.

Dave bangkit menghampiri Rasti kemudian memeluk nya, Rasti tersentak kaget tiba-tiba ada yang memeluk nya tak lama perlahan tubuhnya mengendur saat tau siapa yang memeluk nya.

Tangis Rasti akhirnya pecah juga, Dave semakin mengeratkan pelukannya berusaha menenangkan sang istri.

"It's okey, semua akan baik-baik saja, aku akan menjaga kalian." Ucap Dave meyakinkan Rasti semua akan baik-baik saja.

Rasti menumpahkan segala rasa sesak dihatinya.

Derit pintu terbuka terdengar di indra pendengaran Rasti dan Dave, mereka berdua mengalihkan pandangan nya ke arah pintu yang terbuka.

Alzaf dan Elzan berjalan pelan masuk ke ruang rawat itu.

"Kalian kenapa kesini? Apa kalian akan bolos sekolah?" Tanya Rasti dengan mata yang memerah dan terlihat jelas jejak air mata di pipinya.

"Hehe..... Hari ini kami akan meliburkan diri dulu Mom." Ucap Elzan dengan cengiran nya.

"Kami akan gantian menjaga Ara Mom, Mom sama Dad pulang saja." Ujar Alzaf

"Wajah Mommy terlihat kelelahan Dad." Ucap Elzan menambahkan.

Dave memperhatikan wajah sang istri, ternyata benar wajah istrinya sangat kelelahan.

"Baik Daddy akan mengijinkan kalian bolos sekolah, Daddy akan pulang bersama Mommy nanti kami akan kembali kesini. Kalau ada perkembangan adik kalian langsung telepon kami." Ucap Dave menatap kedua anak kembarnya.

"Baik Dad."

Dave dan Rasti melangkah pergi dari ruang rawat Ayara untuk pulang, kesehatan Rasti juga penting jangan sampai Rasti ikut tumbang karena kelelahan menjaga Ayara tanpa istirahat yang cukup.

Elzan berjalan menuju sofa untuk beristirahat sejenak sedangkan Alzaf duduk di kursi samping bangkar, ditatapnya wajah pucat Ayara.

Walaupun wajah Ayara terlihat pucat tapi tidak mengurangi kadar kecantikan dan keimutan sang adik.

Alzaf genggaman tangan Ayara dengan lembut sesekali mengusap nya, andaikan dirinya menjaga dengan benar adik kecilnya ini pasti tidak akan seperti ini.

"Cepat bangun manis, Abang kangen." Ucap Alzaf sendu.

Elzan menatap sang kembaran nya dan adik nya sendu, dirinya juga merasa bersalah telah gagal menjaga Ayara dengan baik.

Apalah daya semua tidak bisa terulang kembali, dirinya akan menjaga sang adik kecil mereka, princess Alexander dengan baik lagi walaupun nyawa taruhannya.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Hay.......

Apa kabar semua? Semoga kalian baik-baik aja ya...

Maaf ya aku slow update

Baru bisa update sekarang, akhir-akhir ini kegiatan ku banyak banget...

Jadi, baru up sekarang....

Happy reading and see you.......


Ayara Transmigrasion || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang