Namjoon menghabiskan lebih dari satu jam untuk membersihkan ruang santai di lantai dua. Badannya terasa cukup capek, karena dia membersihkan ruang belajar dan ruang bermain Jungkook yang sama kotor dan berantakannya. Sementara ruang santai ini, dia curigai memang sengaja di kotori oleh Jungkook. Karena dari pola tumpahan cola yang sampai ke depan pintu ruang santai, ia tahu jika Jungkook yang sengaja menumpahkannya. Namjoomn memang menggerutu, tapi dia tetap membersihkan.
Tangan Namjoon memegangi gagang kain pel, mengosok - gosok lantai yang basah karena air sabun yang tentu saja licin. Ia baru saja akan selesai mengepel karena sampai di bagian depan pintu, ketika tiba - tiba saja Jungkook datang dan masuk begitu saja dengan memakai sepatu yang kotor dengan tanah.
“Ya!!!” Namjoon tidak bisa menahan diri lagi, ia berteriak keras karena melihat kelakuan Jungkook.
“Astaga galak sekali kelakuan budak satu ini,” Jungkook geleng - geleng kepala.
Namjoon mulai tidak peduli, mau Jungkook itu kanibal atau apapun, dia kesal kalau pekerjaannya di ganggu seperti ini. Namjoon mendekat pada Jungkook dan langsung saja menusuk pada punggung Jungkook dengan ujung gagang kain pel.
Jungkook berteriak keras, bukan karena sakit tapi lebih karena terkejut. Ia menatap kearah Namjoon yang mendelik tajam padanya.
“Lepas sepatumu, buruan…” Namjoon mengacungkan tangannya.
“Mau apa?? Jangan jual sepatuku..” kata Jungkook.
“Tidak akan aku jual. Aku cuma tidak mau kau jalan - jalan di penthouse yang luas ini dengan sepatu kotor dan aku harus membersihkannya, jadi lepaskan,” Namjoon semakin mendelik tajam saat Jungkook berdiri diam saja, “Heh!!! Buruan!!!”
“Iya.. iya… astaga galak amat sih,” Jungkook terburu - buru melepaskan sepatunya sebelum dia disodok lagi dengan batang alat pel lantai. Setelah melepaskan sepatunya, ia memberikan pada Namjoon dan ternyata Namjoon meletakkan sepatu kotor itu di bagian luar ruang santai, lebih tepatnya di samping lemari kecil untuk hiasan.
Namjoon kembali kedalam ruang santai, ia harus mengulang mengepel. Namjoon memasang wajah kesal, melirik tajam pada Jungkook yang duduk diatas sofa sambil tersenyum lebar padanya.
“Kau manis juga kalau sedang kesal begitu,” Jungkook membuka satu botol minuman lagi. Kali ini sebuah minuman cokelat yang sengaja tidak dia masukkan kedalam lemari pendingin agar bisa dinikmati rasa aslinya, “Apa itu yang membuat Seojoon hyung tertarik padamu?”
“Jangan bicara ngawur, Seojoon hyung khawatir padaku justru gara - gara kau,” kata Namjoon yang menggosok lantai dengan tenaga penuh karena kesal.
“Kau benar - benar tidak bercerita mengenai peristiwa malam itu pada Seojoon hyung?” Jungkook kembali mengajukan pertanyaan yang sama.
Namjoon menatap ke arah jam di dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul 5.30, hanya tinggal 30 menit lagi dan dia akan terbebas dari Jungkook sialan ini.
Jungkook menunggu beberapa menit lagi, ia mengira jika Namjoon akan menjawab pertanyaannya namun Namjoon tetap diam dan melanjutkan acara mengepel lantai. Junggkook tidak boleh larut dalam emosi dan membuat Namjoon takut kemudian pergi.
“Ya sudah kalau memang tidak mau menjawab,” kata Jungkook yang melihat Namjoon sudah sampai di depan pintu, itu artinya mengepel lantai sebentar lagi selesai dan dia belum selesai berbicara dengan Namjoon. Jungkook memutar kepala, mencari cara agar perhatian Namjoon tertuju kepadanya.
“Sudah selesai, bayaran bisa kau transfer,” kata Namjoon.
“Tunggu… belum selesai….”
Namjoon membalikkan badan, menatap pada Jungkook. Bibirnya baru saja akan terbuka dan bertanya apa maksud Jungkook dengan belum selesai, tapi pertanyaannya ia batalkan karena matanya melihat Jungkook dengan sengaja menumpahkan minuman ke pakaiannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side - Season 1
FanficNamjoon (17 tahun), mendapat panggilan kerja sambilan untuk membersihkan salah satu unit di gedung paling mewah, mahal dan megah di negaranya. Namjoon yang sederhana dan bersyukur atas hidupnya, tidak berpikir macam - macam. hanya akan menjalani tug...