Hyunbin menyodorkan sebuah sapu tangan berwarna putih yang sudah direndam dengan air hangat pada Inseong yang wajahnya babak belur karena dihajar oleh Jungkook di restoran saat jam sarapan tadi.
“Terima kasih Hyunbin - ssi,” ucap Inseong dengan senyuman lebar. Ia tidak menggunakan sapu tangan dari Hyunbin dan hanya memeganginya saja karena memang lukanya sudah dibersihkan walaupun tentu saja masih terasa sakit.
“Kenapa bisa sampai dipukul oleh Jungkook?” tanya Hyunbin.
“Saat sarapan tadi aku melihat Jungkook mengganggu Namjoon - gun,” jawab Inseong, “Karena itu aku berdiam diri setelah memberikan pesanan milik Namjoon - gun dan mengawasi apa yang terjadi. Aku melihat Jungkook beberapa kali mencoba menyentuh dan mengintimidasi Namjoon - gun.”
Hyunbin terdiam, mendengarkan semua ucapan penuh dengan jilatan dari Inseong. Dari nada bicara yang dilebih - lebihkan, dari cara Inseong memanggil Namjoon dengan tambahan gun sementara pada Jungkook tidak, jelas sekali jika laki - laki didepannya ini ingin menjatuhkan Jungkook dihadapan Hyunbin.
“Bukankah sudah kuperingatkan untuk tidak membuat marah penghuni tower,” dan satu kalimat dari Hyunbin langsung membuat perubahan di wajah Inseong.
Kecewa dan juga marah, Hyunbin melihat dua ekspresi itu dari wajah Inseong.
“Yang kulakukan adalah hal benar,” sahut Inseong.
Dan Hyunbin kagum dengan keberanian Inseong untuk membantah ucapannya, “Bukan kapasitasmu memberi peringatan pada penghuni Paradise Tower. Bagus Jungkook tidak ingin kau mati.”
Inseong terdiam sejenak, sepertinya memikirkan kalimat yang cocok atau setidaknya tidak menyakiti Hyunbin. Tapi kemudian dia sadar jika dari awal sepertinya langkahnya sudah salah, jadi untuk apa dia berhati - hati, “Bagaimana kalau Jungkook ingin aku mati?”
Hyunbin bangkit dari tempat duduknya, ia berpindah duduk menyandar pada meja tepat ada dihadapan Inseong. Senyuman lebarnya tercipta dan tatap matanya tepat mengarah pada Inseong, “Jungkook sudah membayar mahal untuk fasilitas disini, maka akan aku kabulkan keinginan Jungkook.”
Inseong baru bekerja satu bulan di Paradise Tower ini dan dia memang terkejut dengan gaji besar yang diterimanya. Meski ada beberapa persyaratan yang memang berbeda dari ketika ia bekerja di restoran atau tempat makan lainnya tapi itu tidak membuatnya protes. Hanya saja setelah mendengar ucapan Hyunbin baru saja dia menjadi curiga jika ada sesuatu di tempat ini. Inseong mendadak mendapatkan keberanian walaupun rumor yang dia dengar mengenai Hyunbin juga mengerikan. Inseong bangkit berdiri, mendekat pada Hyunbin dan dengan menggunakan insting primitif seorang manusia yang menganggap jika perempuan akan takut pada laki - laki yang dominan, Inseong menghimpit tubuh Hyunbin dengan tubuh kekarnya dan juga meja.
Hyunbin yang memang menghindari kontak fisik dengan Inseong sedikit memundurkan tubuhnya namun dengan tatapan mata terus mengarah pada laki - laki dihadapannya ini.
“Tidak semua mengenai uang bisa membuat tindakan benar,” kata Inseong penuh dengan penekanan.
Hyunbin tersenyum lebar, “Tapi kau kerja disini karena uangnya lebih banyak kan. Bahkan kau menerima walau di kontrak kerja ada hal - hal yang diluar nalar. Kalau bagimu uang tidak bisa membuat semua hal benar, silahkan mengundurkan diri dari pekerjaanmu saat ini dan bayar dendanya.”
Mulut Inseong langsung terdiam namun tubuhnya masih tidak bergerak dari hadapan Hyunbin. Tangan kanannya yang menggenggam sapu tangan putih milik Hyunbin kemudian dia letakkan diatas meja dan hal ini membuat tubuhnya semakin dekat dengan Hyunbin. Walaupun sebenarnya Inseong tidak melihat ada ketakutan sama sekali di mata Hyunbin tapi entah kenapa dia masih belum puas dan ingin melakukan hal ini terus menerus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side - Season 1
FanficNamjoon (17 tahun), mendapat panggilan kerja sambilan untuk membersihkan salah satu unit di gedung paling mewah, mahal dan megah di negaranya. Namjoon yang sederhana dan bersyukur atas hidupnya, tidak berpikir macam - macam. hanya akan menjalani tug...