P. K. 15

2K 192 15
                                    

"Kamu pengen punya anak ya mas?"
Tanya Gulf dengan hati hati, Mew termenung sejenak

"jangan di pikirin, lebih baik kita pikirin soal kesembuhan kamu aja"
Mew menyuapi Gulf martabak tapi Gulf sangat tahu jika Mew sebenarnya ingin sekali mempunyai anak

",Gimana seandainya aku hamil di saat kita mau bercerai, apa kita akan tetap bercerai"
Tanya Gulf

"tentu saja tidak sayang, kita akan membangun keluarga kecil di rumah kita"
Jawab Mew sambil tersenyum

"Badan kamu udah mendingan?"
Tanya Mew sambil memeriksa suhu tubuh Gulf

"Udah lumayan kayanya mas"

"Syukurlah"

"Bisa enggak sih mas infus nya di lepas aja, aku kan udah mendingan"
Pinta Gulf, karena dirinya sudah merasa lebih baik dan tidak perlu di infus lagi

"Kita tunggu izin dari dokter ya"
Bujuk Mew

"Tapi aku enggak mau hanya berbaring di tempat tidur"
Protes Gulf dengan wajah jutek nya

"Kamu itu harus sembuh dulu sayang"
Bujuk Mew lagi tapi Gulf malah ngambek dengan wajah lucu nya

"Jangan ngambek dong sayang" bujuk Mew tapi Gulf masih ngambek "mas suapin lagi ya?" Tawar Mew "kasian martabak nya kalau enggak di makan"
Mew sudah berusaha membujuk Gulf tapi Gulf tetap saja ngambek

"pokoknya Besok infus ini harus lepas dari tangan aku"
Pinta Gulf

"iya nanti mas telfon dokter nya"
Gulf kembali tersenyum karena akhirnya Mew mau menuruti kemauan nya

"Martabak nya mas Mew aja yang makan, aku udah kenyang"
Gulf memiringkan tubuhnya membelakangi Mew dan tidur

"ini masih banyak lho sayang"
Protes Mew tapi dengan pasrah Mew memakan martabak telur tersebut setelah itu dia juga tidur di samping Gulf

***

"Karena kondisi pak Gulf sudah membaik jadi infus nya bisa di lepas"
Ucap dokter sembari mencabut infus dari tangan Gulf

"terimakasih dokter"
Ucap Mew

"sama sama pak kalau begitu saya permisi dulu"
Dokter keluar dari kamar Gulf dan langsung pulang, tampaknya Gulf sangat senang akhirnya dia sudah tidak di infus lagi

"Seneng?"
Tanya Mew

"iya lah akhirnya aku udah sembuh"
Jawab Gulf dengan senang tapi seketika raut wajahnya berubah menjadi sedih

"Kenapa?"

"Mas, bentar lagi kan kita cerai..."

"Jangan ngomongin itu sekarang"
Mew memotong ucapan Gulf

"Oh ya, kok kamu bisa chat zee pake handphone aku?"

"Sandi Handphone kamu kan tanggal lahir kamu"
Jawab Mew sambil terkekeh

"Ngeselin"
Batin Gulf

"Kita jalan jalan yuk"
Ajak Mew

"kemana?"

"ada deh, ikut aja"
Ajak Mew sambil menarik tangan Gulf untuk turun dari kasur dan bersiap untuk pergi ke sesuatu tempat

Di jalan Gulf hanya diam sambil menatap keluar jendela

"Mau kemana sih?"
Tanya Gulf dengan wajah jutek nya

"udah ikut aja jangan banyak protes"
Jawab Mew, Gulf semakin kesal karena ini sudah dua jam mereka berkendara tapi belum juga sampai

pernikahan kontrak [Mewgulf/End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang