Lima Belas

442 75 3
                                    

15. Antagonis Sebenarnya






Keadaan disana menjadi hening, hanya ada ringisan dari Selenium yang terus-menerus meminta dilepaskan.

Semuanya tentu terkejut, mendengar penuturan dari Pelangi. Kini gadis itu dengan cepat mencoba melepaskan kedua tangan yang mencekik leher itu.

"Anna, tolong jangan membuat korban lagi," pinta gadis berkepang itu dengan lirih. Matanya kini menatap sendu pada sosok menyeramkan. Tidak ada wajah lembut nan anggun, dengan gaun indahnya.

Kini sosok itu memperlihatkan kembali bentuk aslinya. Seperti yang di rooftop kemarin.

Wajah berantakan dengan banyaknya luka, warna merah berceceran pada gaunnya. Dengan kedua mata yang basah— bukan air mata, tapi darah.

"Dia telah ikut campur dalam urusan ku," desis sosok itu dengan tatapan membunuh penuh emosi.

"Nggak Anna, mereka nggak tau apa-apa soal itu," kilah Pelangi menggelengkan kepalanya.

Gadis itu bersusah payah mencoba menarik kedua tangan Anna— makhluk tak kasat mata yang hanya bisa dilihat olehnya.

"Dia sudah berani sekali dalam ucapan nya, aku harus menyingkirkan gadis ini."

"Kenapa disingkirkan? Bukankah semuanya sudah selesai?" tandas gadis berkepang dua tersebut. Dengan kedua tangan yang masih menarik-narik sesuai yang tak terlihat.

"Pelangi, si-siapa dia?" tanya gadis bersurai dua warna dengan napas tersengal-sengal. Selenium menyipitkan matanya, melihat sosok menyeramkan yang kini tengah mencekik lehernya.

"Lo bisa liat?" Selenium tak menjawab, Pelangi tau seperti nya gadis itu tak mampu merespon pertanyaan nya. Namun, Selenium hanya mengedipkan matanya dua kali. Pertanda jika jawaban 'ya' membuat Pelangi membulatkan kedua matanya.

"Kenapa Selenium bisa melihat lo?"

"Bisa, karena aku mau menampakkan diri dihadapan nya," lontar sosok itu yang masih terus berusaha menghilangkan napas dari si pemilik tubuh.

"Anna, bukankah semuanya sudah selesai?"

"Belum, masih ada satu lagi."

Pelangi terdiam, menatap kaget pada sosok didepannya. Apakah gadis itu tak salah dengar? Tapi, sosok itu tak menceritakan yang lain. Selain kisah dirinya dan juga keenam korban bully pada tahun ajaran baru.

"Tolong lepaskan dia, gue janji bakal bantuin beresin ini," pinta Pelangi menarik kembali tangan pucat yang mencekik leher Selenium.

"Apa kamu tidak membohongi ku?"

"Selama ini gue sama temen-temen bantuin lo kan? Jadi tolong, untuk sekarang lepasin dia dulu." Gadis itu hanya mengangguk dengan tatapan memohon. Tak ada waktu lagi untuk berpikir, karena nyawa seseorang sedang dalam bahaya saat ini.

"Baik aku lepaskan, aku tunggu janji kamu.

"Kalian pegangi dia," suruh Pelangi menunjuk pada Selenium yang terduduk dilantai. Setelah beberapa detik, tubuh itu lungkai pada lantai. Untung saja ada pemuda dengan rambut gondrong yang sigap menangkap tubuh itu sebelum terjatuh.

"Tapi aku tidak akan memberi tau petunjuk apapun," lontar Anna langsung menghilang entah kemana. Satu yang hanya bisa dilakukan Pelangi setelah nya. Gadis itu mengembuskan napasnya lega.

Tapi ternyata tugasnya belum selesai.

***


Kejadian yang menimpa gadis bersurai dua warna di toilet saat jam masuk akan berlangsung. Membuat satu sekolah menjadi heboh. Mereka juga menjadi-jadi mendengar mendengar berita rumor tentang Batavia. Lagi dan lagi berita itu menjadi trending. Namun, kali ini bukan hanya tentang bunuh diri. Berita kali ini disajikan dengan tambahan, sosok makhluk tak kasat mata penghuni toilet perempuan.

SMA BATAVIA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang