Dua Puluh Satu

543 74 5
                                    

21. Anna Pergi dengan Tenang




Bu Susanti pergi membawa Karin. Seperti nya gadis itu akan di interogasi lebih dulu. Mengingat kejiwaan nya belum parah. Mungkin setelah ini Karin akan di periksa dan di sembuhkan lebih dulu. Mengingat usianya juga masih terbilang muda. Mereka semua akan serahkan pada pihak yang seharusnya.

Sekarang adalah bagian terakhir dari perjalanan ini. Yaitu, Pelangi yang akan memberikan salam perpisahan pada seseorang.

Pelangi terlihat melangkah kakinya. Namun, sedetik kemudian semua orang terperangah menatap tak percaya pada sosok didepan gadis itu.
Seorang gadis cantik dengan gaun putih yang indah. Rambut pirang yang cantik di gelung, dengan mata hazel nya yang menawan.

Kalian perlu tau, tadi setelah beberapa menit Selenium selamat. Karin akhirnya membuka suara, gadis itu mengutarakan maaf pada sosok Caca yang katanya sudah ia bunuh dengan sengaja.

Terlebih sesuatu hal yang Pelangi ungkap, katanya Caca Evalia adalah gadis yang hilang sejak 6 bulan lebih. Gadis itu kemarin juga mendapat sebuah kertas yang berisi berita hilang nya Caca. Dan mungkin setelah ini, mereka akan mencoba memberikan keterangan pada sosok wanita yang sampai sekarang terus mencari gadis itu.

Caca Evalia, sudah pergi tenang bersama dengan sebuah penyesalan Karin.

Kini satu sosok itu akan menyusul. Namun, seperti nya ia akan memberikan salam perpisahan lebih dulu.

"Hai, aku Anna. Kalian mungkin sudah tau aku lewat cerita dari Pelangi. Sebelumnya aku mau meminta maaf sama kalian. Karena sikap aku yang sedikit kurang baik saat itu, terutama Selenium. Seharusnya kamu tidak ikut campur dalam hal ini, tapi berkat kalian juga mereka bisa menemukan buktinya. Terimakasih ya!"

Anna tersenyum manis, dengan tatapan mata lembut dan anggun.

"Pelangi, Langit, Api, Bumi dan Air sekarang tugas kalian sudah selesai. Kembalikan kepada status pelajaran kalian seperti semula. Fokus belajar dan raih mimpi kalian dimasa depan. Aku berterimakasih kepada kalian semua yang telah ikut memecahkan kasus ini," tukas Anna seraya menggenggam tangan Pelangi. Gadis itu perlahan menatap satu-persatu orang-orang disana.

"Sekarang, sudah waktunya aku pergi! Sekali lagi, terimakasih dan sampai jumpa."

Kalimat terakhir melebur hilangnya sosok itu dari hadapan mereka. Kini semuanya sudah berakhir bukan? Mereka semua telah menyelesaikan kasus sekaligus akan menghilangkan rumor tentang sekolah nya. Setelah ini tak akan ada korban lagi kedepannya.

Namun, mereka harus segera menyelesaikan masalah tentang bullying disekolah. Langit sebagai ketua detektif Batavia sekaligus anggota OSIS, akan membicarakan perihal ini nanti dengan Bu Susanti.


"Akhirnya selesai," gumam Bumi memejamkan matanya. Cowok itu tersenyum lega setelah menyaksikan semua peristiwa yang dilewatinya beberapa hari belakangan ini.

Langit ikut mengangguk. Kini cowok itu menghadap pada keempat anak unsur.

"Terimakasih kalian udah bantu kami. Walaupun banyak banget hal yang kurang baik terjadi sama Selenium, maaf kita juga nggak bisa memprediksi soal itu," ucap Langit tersenyum kecil menatap keempat orang didepannya.

"Iya, santai aja bro. Kali ini kita juga cukup senang. Karena bisa melakukan aksi setelah kemarin itu," pungkas Berilium menekan kata terakhir. Kalian tau kan merujuk kemana? Tentu saja HHS. Cowok berkalung itu terkekeh pelan sembari mengusap tengkuknya.

"Sorry, soal Selenium."

"Kamu kok minta maaf," sela gadis bersurai dua warna itu kepada Magnesium yang berada disebelahnya. Terdengar decakan kesal dari mulut nya.

"Nggak apa, Selenium juga membantu banyak. Kalau bukan karena dia, kita nggak tau nih sama korban paling ngeri," ujar Api tertawa kecil.

Langit juga ikut terkekeh mendengar penuturan cowok itu. Ada benarnya juga. Karena dari kejadian di toilet yang membuat Anna marah, akhirnya mereka tau jika tugas mereka sebenarnya belum benar-benar selesai. Cowok beriris coklat terang itu tersenyum, melihat keakraban teman-teman nya dan anak unsur.

Walaupun mereka berbeda umur, dan anak unsur lebih muda. Namun, tak menutup sikap mereka dalam berbaur. Nyatanya umur tak selalu terlihat penting dalam sebuah kedekatan.

"Sekarang, gimana kalau kita berteman?"

***

Satu part lagi menuju akhir!!







Visual Anna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Visual Anna

SMA BATAVIA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang