Sembilan

566 73 6
                                    

9. Aksi Bianca Korban Ke-6




Suara decitan pintu yang terbuka tak membuat seseorang yang berada atas ranjang terusik sama sekali. Yang ada, orang itu malah semakin mengeratkan pelukannya pada guling. Bergumam tak jelas, seperti nya orang itu tengah bermimpi. Entah mimpi apa yang membuat si empu nya terus menarik kurva dibibir nya.

"Astaga anak laki paling ganteng, masih asik didalam mimpi ternyata," pungkas seorang wanita paruh baya yang baru saja masuk kedalam kamar putranya.

Tangan wanita itu terulur menyibak gorden, membuat sinar matahari masuk tanpa celah kedalam kamar tersebut.

Seorang pemuda yang bergelut dengan kasur nya mengerang, karena cahaya matahari mengenai wajah nya. Dengan gerakan cepat, pemuda itu menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut tebal. Meracau tak jelas karena terganggu dalam tidurnya.

"Heh, anak laki ini udah siang. Ayo bangun!" ujar wanita itu menarik selimut yang menutupi tubuh putranya.

"5 menit lagi mah," gumam Api dengan kedua mata yang masih terpejam.

"Bangun abang, udah jam 7 lewat loh," tutur wanita yang di panggil Mamah oleh nya.

"Hah? Beneran mah?" Detik berikutnya Api bangkit dengan menyibakan selimut. Menatap sang Mamah kemudian mengalihkan pada jam weker diatas nakas.

Setelah nya cowok itu berdecih pelan, ia ternyata baru saja di bohongi.

"Mamah bohong deh," decak cowok itu— dengan malas Api kembali menidurkan dirinya diatas kasur.

"Eh, malah tidur lagi. Kamu nggak malu sama Adek yang udah rapih dibawah," kata Intan menarik tangan pemuda tersebut. Menyuruhnya untuk segera beranjak ke kamar mandi.

"Masih setengah tujuh, Mah," gumam Api memejamkan matanya kembali.

"Biasanya kamu berangkat pagi, sama temen-temen," ujar wanita itu setelah mendorong tubuh besar putra nya menuju kamar mandi.

Memastikan Api masuk dan terdengar suara percikan air. Wanita itu kembali melangkahkan kakinya, mendekat kearah ranjang. Merapihkan selimut dan bantal yang tak karuan letaknya. Setelah nya Intan memilih keluar dari kamar tersebut.

Intan Padilawanita yang paling Api cintai. Dan wanita yang membuat hidup Papahnya juga berwarna. Sosok wanita yang menjadi panutan Api sepanjang hidupnya sampai sekarang.

Walaupun terkadang membuat Api kesal karena tingkah Mamahnya yang selalu saja memaksa sang putra untuk segera mempunyai kekasih. Padahal Api bilang jika ia sudah punya pacar, tapi yang ada malah tabokan halus yang membuat tangannya nyeri. Mungkin karena cowok itu malah menunjukkan kamera kesayangan nya.

Lagian masa pacaran sama kamera?

Api telah selesai dengan mandinya, cowok itu keluar dengan handuk yang melilit tubuh indahnya. Ia meraih baju seragam yang tergantung rapih dilemari, kemudian segera memakai nya.

Ngomong-ngomong soal ia yang biasanya berangkat pagi bersama teman-temannya, itu benar. Tapi karena semalam ia begadang bermain game bersama Bumi yang ada dibelahan dunia lain— rumahnya. Membuat cowok itu tidur hanya kurang lebih 3 jam lebih.

Kebiasaan jika sudah hanyut dalam permainan game, cowok akan lupa segalanya.

Termasuk pacar nya.

Mangkanya Api tidak mau mempunyai pacar untuk sekarang, atau memang belum menemukan nya.

Tapi yang harus dipikirkan sekarang bukan tentang itu. Ada masalah yang lebih penting, yang harus segera Api... Eh, dan teman-teman nya selesaikan.

SMA BATAVIA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang