18. Karin Sasmitri
Menurut kalian ada tidak satu hal yang nggak bisa kalian biarkan begitu saja? Kalau menurut Pelangi ada satu, yaitu perut berbunyi.
Pasti tau kan alasannya kenapa, karena minta diberi makan. Karena itulah sekarang gadis yang mengenakan sweater rajut dengan celana jeans nya tengah berjalan menyusuri trotoar. Sebenarnya bisa saja gadis itu meminta tolong pada Air atau salah satu temannya. Namun, mereka semua kini tengah mencari tau soal gadis yang menyeret seseorang dari toilet. Dan, mungkin sekarang Air dan ketiga temannya sedang berkumpul.
Pelangi tidak ikut? Sengaja, gadis itu terlalu pusing memikirkan soal rekaman CCTV tadi. Kepalanya berdenyut dan terasa nyeri. Entahlah, perasaan seperti itu terkadang datang saat seseorang merasa kaget dan tak percaya dengan hal yang baru saja ia lihat.
Gadis dengan ikat rambut biru laut yang dikuncir kuda itu akhirnya tiba disebuah pedagang seblak, matanya berbinar kala mencium aroma makanan kesukaan nya.
"Ibu, saya pesen seblak satu porsi dibungkus. Oh, iya yang pedes ya Bu," pinta Pelangi berseru mengatakan pesanan. Ibu penjual seblak, mengangguk mengerti dan segera membuatnya pesanan nya.
"Neng, silahkan duduk dulu," ujar ibu penjual seblak itu. Pasalnya wanita itu harus membuat seblaknya dulu, takutnya pembeli nya itu pegal jika terus berdiri.
Sekitar 15 menit menunggu, akhirnya makanan khas kecintaan cewek-cewek itu selesai dibuat. Si ibu menjual segera memberikan sekantong plastik berwarna putih, dengan sterofom didalamnya.
"Terimakasih Bu," ucap Pelangi setelah menerima pesanan nya. Gadis itu segera beranjak untuk kembali pulang.
Menyusuri pinggir jalan raya yang di huni oleh banyaknya berbagai macam pengendara. Pelangi tersenyum menatap sekantong makanan itu ditangannya. Gadis berjepit kupu-kupu itu membayangkan, betapa nikmatnya makanan favorit nya itu.
Namun, entah kenapa rasanya ada seseorang yang mengikuti langkahnya dari belakang. Hal itu membuat si empu segera menolehkan kepalanya. Alis nya mengernyit melihat sosok asing yang kini berdiri menatap kearahnya, tak lama kemudian sosok itu tersenyum lantas mendekat.
"Ada apa ya, Bu?"
"Em, ini nak. Ibu cuma ingin memberikan selembaran ini. Siapa tau kamu melihat nya, nanti bisa hubungi nomor telepon dibawah sini," pungkas seorang wanita paruh baya menyodorkan satu kertas padanya.
"Terimakasih Bu," ujar Pelangi setelah menerima kertas itu.
"Ibu, juga berterimakasih kasih." Wanita itu tersenyum hangat dan menganggukan kepalanya.
"Kalau begitu ibu duluan, ya," pamit wanita itu lantas melenggang berjalan melewati nya.
Pelangi memicingkan mata melihat sesuatu yang berada dikertas tesebut. Sebuah foto gadis dengan balutan seragam SMA, dengan rambutnya yang tergerai, wajah polos tanpa makeup dengan senyuman manis.
Sebentar, rasanya Pelangi tak asing dengan wajah ini. Tapi gadis itu melupakan nya.
Gadis berkuncir kuda itu kembali menoleh pada sosok wanita yang kini berada jauh dari posisi nya, ia tengah membagikan selembaran kertas tersebut pada setiap orang yang lewat.
"Caca Evalia," gumam Pelangi membaca deretan kata pada kertas yang ia pegang. "Hilang kurang lebih 6 bulan lalu."
***
Bagi sebagian orang penampilan adalah segalanya. Karena itulah yang akan menjadi cara pandang orang lain terhadap kita. Seperti bagaimana jika kita memakai pakaian bagus, bersih dan wangi. Namun, bagi seorang Bumi hal itu juga sepenuhnya tidak benar.Memakai pakaian yang menurut kita nyaman, itu sudah cukup. Nantinya soal bagus, bersih, wangi dan rapih semua itu akan mengikutinya. Kita juga semestinya tau bukan? Pakaian yang nyaman sudah pasti kriteria nya seperti itu. Tapi jika urusan style bagi Bumi itu 'Terserah gue' kata keramat cewek-cewek tuh.
Mangkanya dalam cara berpakaian, Bumi tak memperdulikan tanggapan orang lain. Jika memang mereka suka, silahkan lihat. Jika tidak? Mending pergi deh, dari pada kehabisan napas ngomongin dirinya.
Pagi ini cowok dengan rambut biru nya itu sudah tiba di sekolah. Bumi berjalan di koridor dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya. Setelah tadi cowok itu memasuki kunci motor, lorong koridor terlihat sudah ramai. Memang jam 7 sudah hampir lewat, pasti semua murid sudah berada disekolah.
Di jalan menuju arah tangga lantai dua, Bumi menghentikan langkah nya.
"Gimana, kalian udah tau dia di kelas mana?" Seseorang melemparkan pertanyaan, sedetik setelah Bumi menghentikan langkahnya.
Cowok itu mendengkus melihat sosok gadis bersurai dua warna didepannya. Ngomong-ngomong soal penampilan gadis itu, hampir mirip sekali dengan dirinya. Pakaian serba hitam, kecuali rok tentunya. Sekarang gadis itu tengah memakai sebuah jaket kulit crop yang menutupi seragam atasnya— sama seperti Bumi. Dengan rambut berwarna yang menghiasi kepala keduanya.
"Kenapa diem?" tanya nya lagi kembali bersuara.
"Nggak. Kita udah nemuin orangnya kok."
"Kan emang orangnya kita udah tau," kilah gadis itu memutar bola matanya malas.
"Kita cuma baru tau namanya, mukanya aja kemaren burem."
"Kebanyakan dosa sih tuh anak," cetuk Selenium melipat kedua tangannya didepan dada. Sembari menatap Bumi dengan sorot mata angkuh.
Cowok itu terkesiap mendengar penuturan barusan. Bibirnya mengeluarkan ringisan kecil.
Selenium tuh udah kayak preman pasar, menurut Bumi.
Tampang nya yang garang, berani dan juga sedikit sombong. Memadukan dengan paras nya yang cantik, anggun, namun tak lemah.
"Dia ada dikelas mana?" Setelah menghembuskan napasnya, kini Selenium menyorotkan tatapan serius pada cowok berambut biru tersebut.
"12 IPS 3, Karin Sasmitri."
***
Vote dan komen!!
Sejujurnya aku tadinya nggak mau libatin anak unsur disini. Cuma kalau mereka nggak muncul, kayak sepi banget gitu pertemanan nya, masa cuma di kelima Detektif doang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA BATAVIA✓
Horror#SERIES SEKOLAH MISTERI 2 SMA BATAVIA bukan sekolah favorit seperti kebanyakan sekolah yang berada di pusat kota. Tapi sekolah itu terkenal dengan "Sekolah Angker" masyarakat sekitar yang memberi julukan tersebut. Walaupun begitu sekolah ini tentu m...