Tiga

913 101 13
                                    

Buat kalian yang belum baca HHS, ayo klik dulu profil aku. Siapa tau kepo kan sama sosok 4 anak unsur.

Jangan lupa like, komen nya yahh!!

***

3. Melihat Dia yang Tak Terlihat




"Nah, jadi ini langkah-langkah menyusun proposal. Kalian bisa catat bagian yang ibu tandai. Nanti tugas akan ibu tulis setelah ini."

"Dulu tuh, pas ibu masih sekolah. Sama juga kayak kalian, nggak suka sama yang namanya tugas. Tapi ibu nggak mau nyerah, nggak mau ngecewain orang tau. Jadi nya ibu belajar sungguh-sungguh, biar nggak ngerasa males...."

Lihatlah, ujung-ujungnya malah mendongeng dirinya sendiri. Satu hal yang begitu Pelangi tidak suka. Damini ini, eh maksudnya Bu Damini. Jika sudah mengajar, ujung-ujungnya bakal cerita dirinya sendiri. Iya sih, emang ngasih motivasi. Tapi kan kita bosen dengernya, kadang ceritanya tuh, udah pernah diceritain, malah di ceritain lagi.

Pelangi berdecak malas ditempatnya.

Dasar Damini Ibunya Icha!!

Beberapa detik kemudian gadis dengan jepit kupu-kupu dikepalanya itu mulai menguap, kenapa tiba-tiba kantuk menyerang nya. Ini juga kapan bel pulang berbunyi. Padahal tadi saat melirik jam ditangann, tinggal sepuluh menit lagi. Tapi kok, lama banget ya ditungguin nya.

Hingga akhirnya setelah beberapa menit berlalu. Bel pulang yang ditunggu-tunggu berbunyi. Lantas membuat seluruh penghuni kelas bergegas merapihkan alat tulis nya.

"Baik, karena waktunya sudah habis. Saya akhirnya pelajaran hari ini, jangan lupa tugas membuat proposal saya beri waktu satu minggu. Saya pamit duluan, hati-hati di jalan." Bu Damini mengakhiri kelasnya. Wanita paruh baya— guru bahasa Indonesia itu melangkahkan kakinya keluar dari ruang kelas 11 IPS 2.



"Ngi, emangnya lo mau ngomongin apa? Sampe minta kita kerumah lo." Bumi yang baru saja selesai memasukkan alat tulisnya, bergerak mendekat kearah gadis itu. Menyampirkan tas dibahu kirinya.

"Kita omongin di rumah gue," kata gadis itu tanpa menoleh. Pasalnya Pelangi masih sibuk memasukkan buku paket tebalnya.

"Yaudah, ayo ke parkiran!!" ajak Bumi melirik kearah si gadis yang sekarang tengah berkutat dengan ponsel berlogo apel nya.

"Lagi ngapain sih?" decak cowok berambut abu itu merotasikan bola matanya.

"Chat, Air."

"Bilangin sama tuh orang, lo aman sama gue," tukas cowok itu sambil berdecak pinggang. Pelangi terkekeh, lantas gadis itu segera meraih tas ranselnya. Berjalan beriringan dengan Bumi keluar kelas.

Perlu kalian ketahui, jika mereka tidak satu kelas. Pelangi berada di kelas 11 IPS bersama dengan Bumi. Sedangkan, Langit, Api dan Air berada di kelas 11 IPA 3. Mereka memang berbeda jurusan

Mau kenalan dengan gadis jepit kupu-kupu biru?

Ayo sini kita kenalan dulu!!

Pelangi Senjana_ gadis berambut sepunggung berwarna hitam dengan jepit kupu-kupu yang selalu melengkapi kepalanya. Gadis itu sangat menyukai warna biru— lebih tepatnya biru laut. Si gadis bukan tipikal cewek tinggi seperti anak cheers. Pelangi hanya memiliki tinggi 157 cm terbilang pendek. Tapi tak apa, karena tubuh pendeknya justru menambah kesan lucu bagi gadis mungil terasa. Karena tubuh Pelangi yang terbilang ramping. Gadis itu memiliki iris mata berwarna coklat terang, beserta pipi nya yang chubby.

"Mereka udah di parkiran?" Pelangi angkat suara ketika mereka berdua menuruni anak tangga menuju lantai dasar— deretan kelas 10.

"Iya."

SMA BATAVIA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang