Roomchat
(Sangkakala)
Nanti malam gue jemput
Ada yg mau gue omongin
Apa?
Nnti aj
yh
Setelah membaca pesan dari lelaki itu, ponsel dari genggaman Nevara tiba-tiba melayang kearah kasur.
Gadis itu berlari menuju lemari dan mencari dress yang cocok di pakai nanti malam.
Mendadak bajunya yang bagus tidak ada semua membuatnya berdecak.
"Ck, ini kenapa nggak ada yang bagus bagus ya"
"Eh Kala, ayo masuk Vara nya masih diatas tuh" kata Cindy mempersilahkan pemuda itu masuk ke ruang tamu.
"Kalian mau nge-date ya" tanya Cindy dengan riang.
"Eum i—iya tante" jawab Niskala dengan sedikit latah membuat Cindy tanpa sadar melompat-lompat kecil kegirangan.
"Ini yang diajak nge-date mama atau Vara" heran Bima melihat kelakuan istrinya, hal itu mengundang tawa dari Niskala dan Cindy.
"Vara cepat. Cewek kalau dandan emang lama ya?" Tanya Bima menuangkan kopi kedalam gelasnya.
"Mama kadang satu dua jam tuh dandannya" timpal Cindy.
"Kadang kalau kita mau ke pesta temen, siap siapnya dari jam lima sore nyampenya jam tujuh malam" kata Bima bercerita.
"Kenapa om?"
"Tuh, nungguin dia dandan. Lama banget" Niskala sontak tertawa kecil.
"Tapi papa juga suka kali, emang papa mau mama ke pesta temen dengan keadaan burik"
"Liat kan, dia selalu membela diri. Wanita selalu benar"
Tawa mereka terhenti saat seseorang menuruni tangga dengan gaya anggunnya.
Nevara memakai dress navy selutut tanpa lengan dan gaya rambut di kepang satu ala Korean girl.
Niskala terpana.
"Udah, sorry lama—" katanya tersenyum manis, membuyarkan lamunan Niskala.
"Kita berdua pamit tante, om" pamit Niskala mencium tangan Bima dan Cindy, diikuti oleh Nevara setelahnya.
~~~
"Eum, jadi— lo mau ngomong apa?" Tanya Nevara memecahkan keheningan, ia juga tak sanggup ditatap pemuda itu secara terus-menerus.
Niskala berdehem, menetralkan ekspresi mengubah air muka menjadi serius, menatap dalam gadis itu.
"Var, ini gue Kala—"
Nevara menatap lelaki itu bingung, "iya Kal gue tau, lo pikir gue amnesia"
"Vanilla—"
Nevara tertegun menatap lelaki itu.
Ini tidak mimpi kan, selama ini ia tak pernah lagi membahas tentang dirinya di depan lelaki itu sesuai permintaan Dewa.
Gadis itu mencoba mengedipkan matanya sambil menggeleng keras. Entah mengapa detak jantungnya berdegup kencang.
"Lo— masih amnesia Kal?" Tanyanya memastikan.
Niskala menggeleng, mengambil tangan gadis itu lalu menggenggamnya.
"Aku udah ingat semuanya, aku udah ingat kamu Vanilla—"
Nevara menegakkan tubuhnya. Tiba-tiba air matanya jatuh begitu saja saat Kala mengatakan kalimatnya.
"I—ini serius?"
Niskala beranjak dari duduknya dan langsung menarik gadis itu dalam dekapannya.
Nevara terisak dalam tangisnya menatap lelaki itu, "kamu u—udah ingat aku?"
"I really miss you" bisik Niskala
"Kapan kamu udah tau semuanya?" Tanyanya masih dengan mata yang sembab.
"Udah lama" Niskala tersenyum miring
Niskala menceritakan semua kejadian yang menimpa dirinya kala itu, Nevara semakin menguatkan tangisnya mendengar cerita pemuda itu.
"Kenapa lama ngasi taunya" katanya sambil merengek.
"Sengaja" lelaki itu menghapus air mata gadisnya, lalu mencium keningnya singkat.
"Kamu masih ingat janji aku dulu?"
"Yang mana dulu, janji kamu segudang" Niskala tertawa mendengar ucapan gadis itu.
"Semua"
Nevara mengangguk kecil.
"Aku akan tepatin setelah kita lulus" katanya, memandang gadis itu lurus.
Nevara lagi lagi tertegun menatap lelaki itu, wajahnya terlihat serius mengatakan hal tersebut.
"Mau lanjut yang kemarin?" Tanyanya sambil menaikkan alis menggoda.
Nevara tiba-tiba melotot dan langsung melepaskan diri dari lelaki itu setelah tau apa maksudnya.
"Kala gila!!"