Bab 02. sesakit ini mencintainya?

28 8 1
                                    

Mencintainya seperti derasnya ujan di malam hari.menakutkan iya turun.sesakit bagaimanapun dia.ujan tetaplah selalu memberikan suatu kenangan dan kelembutan.
          ~Adiva Arsyila Savina~

Adiva haya tinggal berdua dirumah yang cukup besar bersama pembantu dirumahnya bibi Tuty. Selain itu Adiva sudah menganggap bibi Tuty sebagian dari keluarganya bisa di bilang sebagai ibunya Adiva.

" Non Adiva.makan dulu"ucap bibi Tuty menghampiri kamar Adiva.

"Tok tok tok Non Adiva makan dulu. kamu belom minum obat"ucap bibi Tuty  sedang khawatir dengan Adiva karena tidak ada jawaban darinya .

"Pintunya di konci bibi engga punya konci cadangan"ucap bibi Tuty yang semakin cemas dengan keadaan Adiva.

"Engga punya nomor ibu lily.tapi punya nomor Aden Angga kayanya aku"ucap bibi Tuty yang mencari nomor Angga.

#Nomor Aden Angga

Bibi Tuty: assalamualaikum Aden. Non
Adiva dari tadi bibi panggilin pintu kamarnya di konci bibi takut kenapa-kenapa kamu bisa kesini?

Aden Angga: waalaikummussalam bibi tungguin saya Kesitu bi.

Angga langsung bergegas kerumah Adiva jarak rumah Adiva tidak terlalu jauh hanya melewati empat rumah.

#rumah Adiva.

Angga berjalan menuju kamar Adiva"assalamualaikum bi Tuty"ucap Angga.

"Waalaikummussalam Di sini Aden"jawab bibi Tuty.

"Bagaimana ini Aden. Dobrak aja pintunya Aden dari tadi bibi panggil ga ada jawaban Aden. Ibu Kemana Aden"sambung bibi Tuty.

Angga tidak memperdulikan dengan perkataan bibi Tuty"Adiva buka pintunya tok tok tok"ucap Angga dengan suara lantangnya. langsung mendobrak pintu kamar Adiva.

Terdapat Adiva tidak sadarkah diri di bawah lantai. Angga langsung bergegas menuju adiva "Adiva bangun adiva"ucap Angga.

Bibi Tuty langsung bergegas menelepon dokter.

"Aden Non kenapa Aden?"tanya bi Tuty cemas melihat ke adaan Adiva.

Tak lama kemudian Adiva membuka matanya dan melihat Angga Yang ada di samping nya. Angga langsung mengangkat Adiva ke atas kasur.

"Angga"ucap Adiva dengan  suara lemas nya.

"Nyusahin bangat Luh"ucap Angga.

Adiva dan  Bibi Tuty terdiam mendengar ucapan Angga sudah biasa bagi Adiva dengan ucapannya.

"Dada a-ku sa-kit" ucap Adiva yang berusaha menahan rasa sakitnya.

"Lemah"ucap Angga.

"Angga aku salah apa sama kamu?sebenci itu kamu sama aku Angga?"ucap Adiva memberanikan dirinya untuk bertanya kepada Angga.

"Luh mau tahu gua sebenci apa sama lu.GUA BENCI SAMA LUH KARENA LUH ITU PEREMPUAN MURAHAN "ucap Angga dengan menekan kalimat terakhir yang dia jawab.Entah kenapa air mata Adiva keluar begitu saja

"Ga usah caper pake nangis segala gua tetap BENCI SAMA LUH ADIVA ARSYILA SAVINA" jawab Angga dengan nada penekanan langsung meninggalkan Adiva dan Bibi Tuty.
 
Bibi Tuty langsung memeluk erat tubuh Adiva"engga usah di pikirin ucapan Aden ya Non"ucap bibi Tuty.

"Aden khawatir sama Non"sambung bibi Tuty menyakinkan ucapannya kepada Adiva walaupun itu sedikit membantu untuk sesaat saja.

"Angga jahat bangat bi sama aku"ucap Adiva menangis sejadi-jadinya. Bi Tuty hanya terdiam mendengar ucapan Adiva.

"Kamu Masi mencintainya?"ucap seseorang yang berjalan menuju Adiva dan bi Tuty. Adiva terdiam mendengar ucapan Tania.

"Kamu engga bisa kan jawab kan?" Sambung Tania yang penasaran dengan  sahabatnya sudah di benci semana pun dia tetap mencintai Angga.

"Saya tidak bisa membenci Angga dan saya tidak bisa membencinya. walaupun dia membenci saya sangat membenci tapi saya tetap mencintainya" ucap Adiva. Tania terdiam mendengar ucapan Adiva. Tania tahu bahwa adiva sangat mencintai Angga sejak mereka Masi kecil.


Usai Yang Terlatih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang