Selamat membaca:)
Memaafkan bukan berarti melupakan dan melupakan bukan juga memaafkan saya hanya pergi dan meninggalkan seseorang yang membuat saya sakit hati tapi saya tidak membencinya hanya pergi jauh dari semuanya.
~ Adiva Arsyila Savina ~Di sebuah taman Adiva terdiam entah kenapa air matanya keluar begitu saja waktu demi waktu Adiva sendiri di taman dan tidak biasanya tidak ada pengunjung di taman hanya beberapa orang saja yang ada di sekitarnya.
"Are you okay?" Ucap seseorang yang berada di samping Adiva.
Adiva berhenti sejenak dari lamunannya. Bukankah melamun itu hal yang sangat baik sedikit tenang dan setiap ada masalah pasti kalian semua melamun kan benar ya? Adiva mencari sumber suara tersebut.
" Gapapa aku" ucap Adiva.
" Engga usah di tahan segala kalau mau nangis. Nangis aja" ucap Bagaskara.
Entah kenapa Bagaskara tahu tentang perasaan adiva sekarang ini Adiva butuh seseorang yang ada di samping Adiva dan mendengarkan keluh kesah nya. Tapi sayangnya adiva mau cerita ke siapa sementara orang yang dia sayangi menyakitinya.
Tangis pun pecah tak kuat adiva jika seseorang ada yang berbicara seperti itu
"Hiks hiks hiks hiks"" Gapapa kamu nangis aja Adiva tenang aku akan selalu ada di sini menemani kamu" ucap Bagaskara.
"A-ku lemah ba-ngat Bagaskara hiks hiks hiks" ucap Adiva bertanya kepada Bagaskara.
"Hmm engga nangis itu bukannya kamu lemah tapi menangis itu menunjukkan bahwa kamu Masi mempunyai perasaan " jawab Bagaskara.
"Hiks hiks hiks apa aku se-engga pantas itu aku untuk di cintai. Apa aku engga pantas buat bahagia?"ucap Adiva dengan tangisan entah kenapa tangisannya pecah. Ada sedikit rasa nyaman jika dia bersama bagaskara.apa ini sebuah rasa?entah lah yang jelas Adiva tidak ingin bersama siapapun.
"Tidak kamu berhak untuk bahagia dan di cintai. Hanya seseorang yang bodoh yang menolak kamu" ucap Bagaskara.
"Mereka terlalu jahat buat kamu dia tidak pantas untuk mendapatkan kamu kembali. Pergilah jangan pernah untuk kembali lagi.ini bukan tentang perasaan apakah kamu akan tetap mencintainya? Sedangkan dia mencintai orang lain?jika memang kamu tetap menunggunya sampai kapan?"ucap Bagaskara penasaran dengan jawaban Adiva.
Adiva terdiam mendengar ucapan Bagaskara entah apa yang ada di pikiran Adiva. Adiva hanya memikirkan bagaimana dia usai tanpa harus adanya rasa benci yang ada di hatinya. Bagaimana tidak sedangkan yang ada dipikirannya kelakuan yang menjijikan terhadap seseorang yang dia cintai bersama sahabat dekatnya.
"Kenapa?kamu engga bisa jawab pertanyaan aku kan?" Ucap Bagaskara
"Sejahat apapun mereka saya akan tetap mencintainya walaupun dia sudah membuat saya sangat kecewa tapi mereka adalah seorang yang saya sayangi. Pergi? Ya saya akan pergi jauh dan mengapa ini semua tidak akan pernah terjadi" jawab adiva entah yang ada di pikirannya hanya kata seperti itu.
"Jika ada seseorang yang mencintaimu bagaimana?apa kamu akan menerimanya atau sebaliknya tidak?" Ucap Bagaskara.
Pertanyaan yang selalu di tanyakan kepada diri Adiva sendiri.Ada ucapan seseorang. Melupakan seseorang yang kita cintai sangat lah sulit tidak semudah kamu mencintainya. Dan terkadang dari ada ya rasa sayang pasti melupakannya dengan rasa membenci.
" Memangnya ada sesorang laki-laki yang mencintai saya?" Jawab Adiva
"Ada" ucap Bagaskara. Apakah hal ini bagus untuk mengungkap rasa saya kepada Adiva tapi saya takut jika dia tau saya mencintainya dia akan pergi meninggalkan saya.
Adiva Arsyila Savina
Adiyatma Mahavir Bagaskara
KAMU SEDANG MEMBACA
Usai Yang Terlatih
Teen Fictionseseorang perempuan yang mempunyai penyakit arteri koroner.dia mencintai seorang laki-laki yang tidak mencintainya melainkan membencinya.