Bab 05. hati yang tersakiti

18 7 1
                                    

kenapa kamu selalu membuat aku enggak bisa akan tenang. kenapa aku capek akan semua ini sesak aku melihatmu bahagia dengan dia.

Sesulit inikah mencintai seseorang yang belum sempat untuk kita miliki?.
~ Adiva Arsyila Savina ~

"Apakah mencintai itu sesakit ini ? "Ucap Adiva kepada boneka yang dulu sempat di kasi oleh Angga. Tak henti-henti Adiva menangis.

Menangis itu bukanya lemah? Banyak yang bilang kepada saya jika kamu menangisi orang yang kamu cintai. tapi dia belum tentu akan menjadi jodoh kamu untuk apa? Bukankah buang - buang waktu saja? dan menguras air mata. Tiba - tiba ada suara langkah kaki.

Tak tak tak " engga usah nangis buang - buang waktu aja"ucap seseorang yang berada di samping Adiva.

"Ang-ga" ucap Adiva langsung bergegas mengusap air matanya.

"Kamu jahat Angga. Kenapa harus sahabat aku Angga kenapa?" Sambung Adiva.

"Itu urusan gua bukan luh.luh engga usah ngurusin hidup gua.gua juga tahu Luh suka sama gua.Tania sudah cerita banyak tentang Luh.gua ga bakal suka sama perempuan yang murahan kaya Luh" ucap Angga. Entah kenapa Adiva sangat lemah dengan ucapannya.

"Luh bisa engga usah kasar sama perempuan" ucap laki-laki yang menghampiri Adiva dan Angga.

"Luh engga usah ikut campur urusan gua sama Adiva. Bagaskara" ucap Angga tak terima dengan ucapan Bagaskara yang ikut campur dengan ucapannya.

"Kalau Luh engga suka sama Adiva Luh engga usah berbicara seperti itu.dengan Luh bicara kaya gitu Luh hebat akan hebat yah memangnya kenapa kalau dia mencintai Luh?" ucap Bagaskara yang menggandeng tangan Adiva. Entah kenapa Adiva hanya terdiam mendengar ucapan mereka.

"Dan satu lagi Luh bilang kalau Adiva perempuan murahan? Luh yang murahan udah menghamili Tania dan kita memang sahabat tapi jika Luh sakiti sampai buat Adiva sakit hati dan Luh hina dia Luh bakal berurusan sama gua"ucap Bagaskara.

Entah kenapa air matanya keluar begitu saja.

"Terserah gua mau bilang dia perempuan apapun itu dia tetap perempuan MURAHAN" ucap Angga dan menekan ucapannya di ujung kalimatnya.

Sakit?tentu saja. Entah kenapa sesakit ini mendengar ucapannya iya ini bukan sekalih dua kalih dia berbicara seperti ini tapi ini lebih sakit dari ucapan yang lainnya.

"Kamu jahat Angga aku engga pernah sakiti kamu tapi kenapa kamu bisa sejahat ini?" Ucap Adiva dengan ucapan yang bergetar.

" Luh mau tahu kenapa gau benci sama Luh. Luh udah ambil semua kebahagiaan gua dan satu lagi gua mencintai Tania bukan Luh Adiva. Luh pergi dari hidup gua dan jangan pernah mengaggu kebahagiaan gua lagi"ucap Angga dengan nada yang sangat susah untuk di Artikan.

Entah kenapa Adiva terdiam mendengar ucapan Angga dan hanya bisa menangis

"Hiks hiks hiks.kamu jahat kamu bener - bener jahat bangat sama aku Angga" ucap Adiva.

"Kenapa harus Tania sahabat aku Angga. Kamu boleh membenci aku tapi kamu bisa engga usah ambil kebahagiaan aku dengan cara kamu hamilin Tania" sambung Adiva sambil menangis sejadi-jadinya hiks hiks hiks.

Angga terdiam mendengar ucapan Adiva.

"Gua engga suka sama Luh dan itu semua bukti bahwa gua sangat mencintai dia"ucap Angga di dalam hati Angga berbeda dengan ucapannya" maaf Adiva gua gagal menjadi seorang laki-laki. Gua harap Luh membenci gua dan Luh menerima bagaskara.dan gua nitip Adiva buat Luh jaga Adiva Bagaskara karena gua yakin Luh bisa menjaga dia.dan sedangkan gua gagal menjaga sahabat masa kecil gua".

"Sejak kapan Luh suka sama gua?" Sambung Angga yang penasaran dengan jawaban Adiva.

"Sejak pertama kalih kamu memberikan aku sebuah boneka" ucap Adiva yang mengingat - ingat masalaluhnnya.

" Hahaha. Tapi sayangnya gua engga suka sama Luh. Dan Luh bukanya tau kalau gua sangat membenci luh kenapa Luh engga pergi"ucap Angga bingung dengan Adiva lima tahun bukankah waktu yang lama. Iya waktu yang lama bagi orang lain tidak dengan orang yang kita cintai waktu bagaikan singkat.

Bagaskara yang terdiam mendengar ucapan mereka sangatlah muak apalagi tentang pertanyaan Angga yang membuatnya marah. Bagaimana tidak marah dengan orang yang dia cintai ternyata mencintai laki-laki lain. Bagaskara menarik tangan Adiva mengajak Adiva pergi meninggalkan Angga. Tapi sayangnya di tahan oleh Adiva sendiri.

"Mau kamu suka atau engga itu bukanlah urusan aku karena itu semua yang menentukan semuanya adalah kamu. Dan aku bersyukur bisa mencintai kamu dan itu adalah sebuah tantangan bagi aku" ucap Adiva dan langsung pergi meninggalkan Angga.

Usai Yang Terlatih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang