VI

105 53 17
                                    

1 Minggu kemudian
Dita bermain basket di lapangan sekolahnya. Namun saat sedang asik mendribble bola, Tiba-tiba teman-temannya meninggalkannya.

Dita pun bingung menatap sekitar yang seketika sepi hanya beberapa orang saja. Namun, Dita hanya berfikir kalau teman-temannya pergi ke kantin. Jadi Dita pun tetap melanjutkan permainannya.

Namun saat sedang asik mendribble, Tiba-tiba seseorang memeluknya dengan erat dari belakang. Dita pun kaget, bola basket pun menggelinding. Lalu tiba-tiba seseorang mengguyurnya dengan air satu ember.

BYURRRR....
Dita kaget setengah mati, tubuhnya masih terus di pegangin dari belakang dan basah kuyup.

"Happy birthday Bos Adit...." Kata Alfian sambil merekam dengan hpnya

Dita pun bengong, lalu teman-temannya berkumpul sambil menyanyikan lagu happy birthday.

Jenny datang membawa kue ke hadapan Dita, namun ternyata kue itu malah di ambil pakai tangan lalu di peperin ke muka Dita.

"Hahahaha... Terus Jen, terus...!!!" Kata Riko kesenangan masih sambil terus megangin Dita dari belakang.

"Sayang kuenya, Ko... Enak..." Kata Jenny sambil menjilati jarinya

"Aaakkkhhh... Rese lu padaaa..." Teriak Dita

Lalu Riko pun melepas tangannya. Dita langsung dengan sigap meperin kue yang ada di mukanya ke muka Riko. Riko pun langsung kaget, lalu langsung lari karena Dita sudah mulai mengincar teman-temannya itu buat di peperin kue juga.

Dan terjadilah aksi kejar-kejaran antara Dita dan teman-temannya. Pak Seno, sang wali kelas pun cuma geleng-geleng kepala saja. Mereka terus berkejaran sampai ke kantin.

"Adit Adit Adit... Ampun, Dit. Ampun...." Ucap Alfian sambil menyatukan kedua tangannya sebagai simbol minta ampun ketika dia dan teman-temannya terpojok di pojokan kantin.

Sementara Dita cuma berdiri bertolak pinggang sambil senyum penuh kemenangan dan berjalan hendak menghampiri mereka.

Namun baru beberapa langkah, tiba-tiba ada orang yang meperin kue lagi ke muka Dita dari belakang. Kini muka Dita pun makin celemotan. Dita pun langsung kaget dan menoleh, ternyata yang melakukan itu adalah Pak Seno, sang wali kelasnya sendiri. Ternyata mereka bersekongkol.

"Hahahahahaha" Tawa teman-teman Dita yang terpojok itu

"Coba bales, Dit... Berani ngga...???" Teriak Aji lalu disambut tawa dengan yang lain

Dita cuma nyengir saja

"Aakkhh pada sekongkol ya kalian... Curang... " Teriak Dita.

Tapi Pak Seno malah meperin lagi. Dia ternyata kesenangan. Yang lain pun jadi malah tambah ngakak melihat Pak Seno nyengir nyengir iseng ke Dita itu. Sedangkan Dita malah bengong melihat tingkah absurd sang guru itu.

Tet... Tet... Tet...
Jam istirahat pun berbunyi. Dita pergi ke toilet untuk membersihkan wajahnya yang celemotan itu. Dita cuci muka sambil sesekali tertawa mengingat kejadian tadi. Di basuhnya sampai benar-benar bersih, sambil bercermin di cermin wastafel toilet.

Lalu, tiba-tiba seorang cewek cantik, bertubuh lebih pendek dari Dita, berambut panjang di kuncir kuda, berdiri bersandar di dinding sebelah cermin wastafel yang ada di hadapan Dita. Dia berdiri disana sambil menatap Dita.

Dita pun meliriknya.

"Waktu itu lu balik bareng Glenn ya?" Tanyanya, nadanya sinis dan judes.

Dia adalah Devina, kakak kelas Dita yang juga satu kelas dengan Glenn. Dua belas IPA 1. Dita terdiam, karena dia tahu cewek ini memang ngefans sama Glenn. Dita menatap cermin, di belakangnya sudah berdiri dua kakak kelas yang lain, teman-temannya Devina.

HANDSOME FAMILY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang