XIII

94 46 11
                                    

R. Alexander Kurniawan
CEO of Rich Corporation

Head Office
Rich Building Tower

Martin, Samuel dan Dita memandangi sebuah kartu nama yang ada di atas meja ruang tamu. Mereka terdiam, sambil melipat kedua tangan di dada bersamaan.

"Jadi dia ngajak ketemuan??" Tanya Samuel masih sambil menatap kartu nama itu

"Ya" Jawab Martin

"Bertiga?" Tanyanya lagi

"Iyalah..." Jawab Martin lagi

Mereka kembali terdiam.

"Sekarang kita tau siapa dia sebenarnya. Gue kaget, ternyata dia big boss gue. Tau gitu, gue mending resign aja dari kantor" Kata Martin

"Iya... Dan bisa-bisanya owner gue juga hormat banget sama dia. Kalo kantor pusat Papa ada disitu, ya wajar sih, kebetulan coffee shop gue juga ada di gedung itu" Kata Samuel

"Terus, kapan kita ketemu?" Tanya Dita

"Sabtu malem Minggu" Jawab Martin

"Oke. Kita harus dandan baju serba item" Ucap Samuel

"Kenapa gitu???" Tanya Dita

"Biar vibes bela sungkawa nya lebih berasa aja" Jawabnya nyeleneh

"Hahahaha... Anjir lu! Mau ketemu bapak lu juga" Kata Martin sambil menjitak kepala Samuel.

Samuel cuma nyengir saja.

***
Beberapa hari kemudian di pagi hari, Dita sudah siap berangkat sekolah. Dia sudah rapi dengan seragam olahraga nya, karena jam pelajaran pertama hari ini adalah olahraga.

Dita menuruni anak tangga rumahnya. Di ruang tamu sepi, lalu dia pun keluar. Sudah ada Samuel yang duduk di kursi teras, sedangkan saat melirik ke garasi mobil Martin sudah tak ada. Dita menghampiri Samuel yang sedang bengong sambil merokok itu.

"Ayo!" Ucapnya sambil menepuk pundaknya

Samuel pun kaget hingga sedikit melonjak.

"Ngapain lu pagi-pagi bengong?" Tanya Dita

Samuel hanya diam saja, Tak seperti biasanya. Dita pun mengamati ekspresi wajah sang kakak, seperti sedang memikirkan sesuatu. Lalu mereka berdua pun berjalan menuju motor Samuel yang terparkir di garasi dan menaikinya. Lalu mereka berdua pun pergi.

Sepanjang perjalanan menuju sekolah pun Samuel lebih banyak diam. Dita pun heran, dia menatap Samuel dari kaca spion motornya. Ekspresinya seperti sedih, seperti memikirkan sesuatu yang sangat berat. Dita pun jadi sedikit kepikiran.

Dan mereka pun sampai di depan gerbang sekolah Dita. Dita pun langsung turun dan melepas helmnya. Samuel masih terus diam dan benar-benar membuat Dita penasaran.

"Lu kenapa dari tadi diem aja?!" Tanya Dita sambil menatap Samuel

Samuel hanya menggeleng kepala tanpa bicara. Dita masih terus memandangi wajahnya.

"Lu sakit, Sam?!" Tanya Dita lagi, makin penasaran

"Gue ngga Papa kok" Jawab Samuel sambil di paksa senyum

Dita pun jadi terdiam. Mungkin ada hal yang sedang di pikirkan Samuel, tapi dia tak ingin orang lain mengetahuinya, pikirnya dalam hati.

"Hai Dita... " Sapa seorang cewek yang tiba-tiba muncul di dekat Dita dan Samuel.

Dita dan Samuel pun menoleh bersamaan. Dan seketika langsung kaget melihatnya. Cewek itu adalah Kiara. Dia berdiri tepat di samping mereka, berseragam SMA seperti Dita, bedanya Dita langsung memakai baju olahraga, tapi Kiara hanya pakai seragam biasa, kemeja dan rok bercorak kotak-kotak biru hitam seperti biasa.

HANDSOME FAMILY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang