XXV

70 20 14
                                    

Siang itu, Martin sedang berada di ruangan manajernya, Pak Willy. Dia sedang menjelaskan tentang laporan yang baru saja di setorkannya.

Brak!!!
Pintu ruangan terbuka. Martin dan Pak Willy menoleh secara bersamaan kearah pintu. Disana sudah ada Papa Richard yang berjalan menghampiri mereka.

"Saya minta laporan untuk project di Sorong Papua, Will" Ucap Papa Richard dengan nada tegas sambil mengulurkan tangannya.

Pak Willy yang kaget itu pun langsung gelagapan. Dia langsung mencari-cari file yang disebut Papa Richard, mencari di tumpukan-tumpukan map berwarna biru di hadapannya.

Namun karena saking kagetnya, dia tak juga menemukannya. Sontak Papa Richard pun mengernyitkan keningnya melihat tingkah Pak Willy itu.

Sadar akan situasi seperti itu, Martin pun langsung membantu mencarinya. Dan tak menunggu sampai satu menit, Martin langsung menemukan map berisi laporan project yang diminta Papa. Dan langsung di berikannya pada Pak Willy.

Pak Willy pun langsung nyengir, dan dengan sigap dia memberikan map itu pada Papa. Papa hanya menatap nya datar sambil mengangkat sebelah alisnya. Lalu Papa langsung membuka map itu dan mengamati isinya.

"Untuk project ke Sorong nanti pakai ekspedisi mana, Wil?" Tanya Papa yang masih berdiri dihadapan Pak Willy dan Martin, pandangannya masih tertuju pada file-file yang di pegangnya.

"Eehhh... Pakai..." Jawab Pak Willy, dia gelagapan sambil berpikir

"Pakai Expeditor pak" Jawab Martin sambil menatap Papa.

"Oh, pakai itu? Kenapa ngga pakai yang biasanya aja Wil?" Tanya Papa lagi, matanya tertuju pada Pak Willy.

"Ehhh... Itu soalnya..." Pak Willy gelagapan. Dia melirik ke arah Martin mencoba meminta jawaban.

"Setelah kita compare harga, untuk bulan ini rate termurah pakai jasa ekspedisi itu pak. Karna perbedaan harga lumayan tinggi" Jawab Martin lagi

"Oh begitu..." Kata Papa sambil mengangguk.

Pak Willy tersenyum, sambil mengelap keringat yang entah sejak kapan sudah mulai mengucur di keningnya itu.

"Coba saya lihat quotation perbandingan harganya Wil?!" Kata Papa

Pak Willy pun makin gelagapan. Dia sampai bingung harus bagaimana, karena memang selama ini yang mengerjakan itu semua adalah Martin.

"Quotation ada di map itu pak, sudah saya siapkan disana bila sewaktu-waktu bapak minta" Kata Martin lagi.

Papa melirik Martin, lalu dia melirik Pak Willy. Papa menegakkan posisi berdirinya, dia menghela nafas dan dihembuskannya kuat-kuat.

"Kamu ikut saya ke ruangan Daniel!!" Ucap Papa sambil menunjuk Pak Willy dengan map yang dipegangnya.

Tanpa basa basi Papa langsung keluar dari ruangan Pak Willy.

BRAKKK!!!
Papa membanting pintu ruangan Pak Willy yang mengagetkan mereka berdua yang ada didalamnya. Pak Willy pun langsung meringis, dan menoleh kearah Martin.

"Ini gimana Martin...??? Kok dia ngajak saya keruangan Pak Daniel sih...???" Tanya Pak Willy sambil meringis ketakutan

Martin cuma terpaksa senyum saja sambil geleng kepala.

"WILLYYYY.......!!!!" Teriak Papa Richard dari luar ruangan yang sanggup mengguncang seluruh isi kantor.

Pak Willy pun langsung buru-buru bangun dari kursinya, dan berlari keluar ruangan menuju ruangan Pak Daniel sesuai perintah Papa. Sementara karyawan yang lain pun ikut keluar ruangan mendengar teriakan Papa itu. Mereka semua bertanya-tanya.

HANDSOME FAMILY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang