VIII. Permintaan Maaf

776 81 36
                                    

"Hati-hati di jalan ya. Makasih banyak udah bantuin aku hari ini." Anna berujar tulus kemudian memeluk Yizhuo yang tentu saja dibalas dengan senang hati.

"Ihh iya sama-sama, Kak. Pokoknya kalau besok butuh bantuan lagi hubungin aku aja ya. Jangan lupa obat sama vitaminnya diminum juga biar Kakak sama adek bayinya sehat."

"Iya, pasti. Hati-hati ya." Yizhuo mengangguk kemudian melambaikan tangannya dan berbalik pergi. Keluar dari apartemen Anna untuk bergegas pulang.

Namun, entah dia ini sedang tertiban sial atau bagaimana, saat di lorong dia mendapati Renjun yang sedang bersandar santai pada dinding. Terlihat asyik menikmati menikmati sebuah permen lollipop. Lelaki itu langsung menyunggingkan senyum lebar saat melihat keberadaannya.

Mencoba tidak mempedulikan itu, Yizhuo lanjut saja berjalan. Tapi baru dua langkah, Renjun langsung menarik tangannya. Membuat tubuhnya bertabrakan dengan lelaki itu.

"Apa sih?!" Yizhuo berteriak tertahan. Dia tidak mau membuat keributan malam-malam begini, terutama di area apartemen orang lain. Dia masih cukup waras ya. Tapi sepertinya Renjun tidak.

"Ayo aku antar pulang."

Dih apaan sih?

Yizhuo mencibir dalam hati melihat kelakuan Renjun yang sangat plin plan. Dulu saja sangat anti dengan kehadirannya. Bahkan terang-terangan menolaknya. Eh sekarang malah senang merecokinya. Maunya apa sih?

"Gak usah, aku bisa pulang sendiri."

"Aku maksa sih."

"Heh aku—"

Belum juga selesai bicara, Renjun langsung berjalan pergi sambil menarik tangannya. Dia berusaha meronta, tapi kekuatan lelaki itu tentu saja lebih besar. Akhirnya Yizhuo memilih diam. Berakhir dengan mereka berdua ada di dalam lift sekarang. Masih dengan Renjun yang setia menggenggam tangannya.

Mereka sampai di basement tidak lama kemudian. Sungguh, Yizhuo ingin menolak sebenarnya. Tapi bagaimana ya, tiba-tiba saja sekarang dia sudah ada dalam mobil lelaki itu.

Suasana diantara mereka sangat hening sekali. Entah mengapa jalanan malam ini juga terasa sangat sepi. Agaknya Yizhuo merasa bersyukur Renjun mengantarnya pulang. Hawa malam ini terasa sedikit menyeramkan.

Diam-diam, Yizhuo mencuri pandang ke arah Renjun yang terlihat serius menyetir. Lalu pandangannya turun pada tangan lelaki itu yang memegang kemudi. Seperti tadi sore, sebelah tangannya masih terbalut perban. Kira-kira kenapa ya?

"Aku belum mandi padahal. Tapi sepertinya kau sangat senang memperhatikan wajahku, Miss Yizhuo."

Yizhuo refleks memalingkan wajahnya ke depan saat suara Renjun tiba-tiba saja terdengar. Wajahnya sedikit memerah campuran antara malu dan kesal. Terutama saat mendengar tawa lelaki itu yang entah mengapa seperti mengejeknya. Sialan sekali.

"Benar di sini kan?" Yizhuo agak terkejut karena sekarang mereka sudah sampai di depan gerbang rumahnya. Dia melirik Renjun penuh tanya. Baru sadar dia tidak mengatakan apapun tentang alamat rumahnya, tapi Renjun bisa mengantarkannya dengan tepat.

"Rahasia. Kau tidak perlu tahu." Yizhuo berdecak kesal mendengar itu. Memang menyebalkan!

"Apa sih?!" Lagi, Yizhuo berteriak sebab Renjun menariknya hingga dia berakhir duduk di atas pangkuan lelaki itu.

"Aku ingin meminta maaf, Miss Yizhuo." Dia hanya bisa mengerjap saat jemari lelaki itu mengelus wajahnya dengan lembut. "Aku tidak punya istri." Yizhuo tidak mau munafik, tapi dia merasa lega saat mendengar itu. Setidaknya dia tahu dia tidak bermain api atau merecoki rumah tangga orang.

Campus ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang