part 4

3 0 0
                                    

Haiiiii.....
Ketemu lagi samaa pressure
Semoga hari mu menyenangkan

Happy Reading

Hari demi hari berlalu, hidup berjalan seperti semestinya,manakala manusia yang mungkin kehilangan arah seperti aku semakin sulit menentukan arah pasti akan kemana pulang.

Sudah setahun berlalu, namun kabar dari orang tua tak kunjung terdengar, ayah yang tidak mengunjungi, menanyai ku bahkan mungkin bisa saja tidak mengingat ku.
Jangan tanyakan perihal ibu dan adik adik ku,semenjak hari itu sama seperti ayahku, tak ada kabar, tak ada komunikasi,tak ada sapaan sapaan lembut yang aku rindukan.
Entahlah aku tidak tau apa yang telah terjadi setahun belakangan ini,namun tidak bisa aku pungkiri aku mulai mengerti bahwa hidup tidak selamanya sesuai kata hati kita.

Teringat tentang teman yang dulu menyambut ku dengan suka,bahagia, ramah kini perlahan mulai merubah sifatnya, entah ini termasuk pendewasaan atau penentuan jati diri aku pun tidak tau, biarlah itu menjadi pilihan mereka.

Ramadhan penuh aku lalui di pondok ini, bersama sepi, malu, takut, cemas dan merasa tidak berharga.
Melihat teman teman ku yang dikunjungi sanak saudaranya walau sekedar hanya berbuka puasa bersama jujur aku iri, rindu, dan membuat ku minder akan diriku yang sama sekali tidak di ingat mungkin oleh orang tua ku.

Terdiam aku meringkuk memakan nasiku
Seandainya ayahku tidak terlibat perjudian mungkin aku tidak akan sampai ke pondok ini, mungkin aku masih sama dengan aku sebelumnya, masih dengan keluarga harmonis, ceria dan penuh cerita.

Ma... Aku rindu mama, ingin memeluk mama, mencium mama,rasanya aku tidak kuat begini,apakah mungkin nanti lebaran kita akan bertemu, entahlah
Ma... Tidakkah mama ingin tau bagaimana kabarku,mengapa dari anak mama semua hanya aku yang tidak diurus? Gumamku berbisik.

Aku memang tidak kekurangan uang,administrasi sekolah ku bahkan uang saku ku selalu aman, namun apakah kalian tau bukan kah di usia belasan seperti ini hati masih labil labilnya, ingin diperhatikan, aku hanya rindu.
Sudah lama rasanya tak bertukar kabar dengan orang tua ku, adikku yang paling kecil mungkin sudah semakin aktif, entahlah semoga saja lebaran ini aku bisa bertemu dengan keluarga ku.

Jangan tanyakan keluarga nenekku, memang sesekali mereka mengunjungi ku, sekedar bertanya kabar, namun beberapa bulan belakangan ini mereka juga tidak lagi pernah mengunjungi ku.
Aku kesepian, ingin pulang tapi tidak tau arah nya.

2 minggu kemudian

Malam ini adalah malam bahagia bagi penghuni pondok bahkan mungkin bagi seluruh kalangan manusia terlebih yang beragama islam.
Malam ini takbir yang bersambut sambutan dari mesjid kemesjid, menandakan betapa meriahnya esok hari yang mana hari itu hari kemenangan atau sering kita sebut eid mubarak.
Aku terduduk sendiri di tangga tangga asrama, memandangi para santriwati yang riuh menyiapkan barang barang bawaannya seakan tidak sabar sampai kerumahnya.
Perlahan namun pasti asrama ini sudah mulai kosong, senyap,dan tenang.
Aku tersadar ternyata kini waktu menunjukkan pukul 23.10 wib. Mungkin mereka sudah berangkat menuju kediamannya masing-masing.

Mungkinkah tahun ini aku akan merayakannya sendiri, bahkan sampai detik ini pun tidak ada kabar tentang keluarga ku, apakah mungkin aku memang sudah tak dianggap atau bagaimana?
lirih ku.

Aku beranjak menuju kamarku, namun ketika aku bersiap ingin tidur tiba tiba ada seseorang masuk kekamar ku

Faira, mari kita pulang kerumah nenek, tahun ini Faira lebaran nya bersama nenek dulu ya,ucapnya pelan pelan.

Aku menoleh,
Nenek... Kupeluk beliau, aku menangis tidak menyangka bahwa ternyata aku memang tidak bisa bertemu orang tuaku.

Nek... Faira rindu mama,adik adik, dan ayah...
Nek... Apakah nenek tidak tau kabar mereka?
Sungguh aku tidak minta lebih nek, cukup tau apakah mereka baik baik saja? Tanyaku.

Faira... Mereka baik bahkan sangat baik, namun untuk sekarang kamu belum bisa pulang, ada urusan yang harus diselesaikan orang tua mu.
Kamu ikut nenek saja ya?

Aku terdiam... Lalu akhirnya mengangguk.
Sambil membereskan barang bawaan ku aku menangis dan tidak terasa selesai. Lalu kami langsung pulang.

Sampainya dirumah nenek, aku melihat ramai sekali sepupu sepupu ku disana, aku berfikir mungkin paman dan anggota keluarga lainnya pulang kerumah nenek.

Adzan subuh telah berkumandang, perlahan aku bangun dan membersihkan tubuh,bersiap siap menuju mesjid untuk ikut serta sholat eid mubarak  bersama warga warga sekitar sini.
Tak terasa hari sudah mulai siang dan kami mengunjungi tetangga tetangga untuk bersilaturahmi, bermaaf-maafan dan tentunya bertukar thr atau amplop amplop kecil.
Suasana ini suasana yang paling bahagia dihidup kita bukan?
Namun lagi lagi aku teringat kepada keluarga ku,apakah mereka sehat, bagaimana mereka tanpa kabar dari ku?
Apakah mereka merindukan ku juga?
Entahlah banyak pertanyaan pertanyaan yang bersarang dikepala ini.

Aku memutuskan pulang lebih dulu untuk beristirahat, menenangkan pikiran, hati dan tubuh yang perlahan-lahan mulai melemah.
Aku terlelap, sampai tak sadar hari sudah malam, mencoba beranjak dari tempat tidur ku,sama sekali tidak ada suara dirumah ini
Mereka kemana? Apakah aku ditinggalkan? Hatiku bertanya tanya.
Kulihat keruang tamu, kedapur, kosong. Aku menuju garasi dan benar tidak ada mobil di sana,mereka pergi.

Hahahaha mereka pergi, tanpa aku
Berharap apa aku kepada keluarga heh
Gumamku menertawakan diri ku sendiri.
Aku menangis tanpa suara,ini sakit bahkan sangat sakit, bagaimana mungkin mereka bisa pergi tanpa aku, tanpa pamit mereka pergi, apa mungkin aku pembawa sial atau perusak suasana?

Lama aku menangis dan mencoba menenangkan diriku, pelan namun pasti mulai malam ini aku tau bahwa tidak ada manusia tulus didunia ini, berpijak lah dikaki mu sendiri,mengadu lah kepada hatimu sendiri, andalkan tubuhmu, kendalikan situasi,kondisi dan keadaan apapun yang akan terjadi di kehidupan mu selanjutnya.

Aku kembali ke kamarku,memandang langit langit kamarku,mulai merancang bagaimana aku kedepannya,sampai tidak sadar aku terlelap kembali.

Keesokan harinya bising terdengar dari arah dapur, aku beranjak melihat apa yang terjadi disana.
Dan apa ini, mereka sarapan bersama, bercanda ria saling mengobrol hangat melepas rindu tanpa memperdulikan aku.

Sepertinya kesepian diasrama lebih baik daripada aku harus disini, ada namun tidak dianggap,mungkin pulang lebih dulu ke asrama bukan keputusan yang salah, gumamku.

Aku kembali kekamar ku seraya bersiap siap akan pulang lalu aku keluar menghampiri nenek ku.

Nek... Faira minta tolong bisakah nenek atau paman atau siapapun mengantarkan aku ke asrama pagi ini?
Banyak tugas dan hafalan hafalan yang belum tuntas, ujarku beralibi.

Nenek menoleh terkejut..
tentu saja cucuku, baiklah kalau kamu memang ingin pulang sekarang biarkan paman mu yang mengantarkan mu,jawab nenek tersenyum.

Aku sama sekali tidak pernah membayangkan bahwa aku memang setidak berharga itu dimata mereka,bahkan hanya dengan alibi tidak masuk akal begitu nenek dengan mudah mengiyakan aku yang hendak pulang. Ini membuat ku semakin sadar bahwa berharap kepada manusia adalah perencanaan kekecewaan yang disengaja.

Baiklah, bisakah kita berangkat sekarang paman? tanya ku pada paman.

Tentu saja,jawabnya.

Mohon maaf untuk kekeliruan dalam penulisan,nantikan cerita selanjutnya

Mohon follow ,vote dan komen manteman
Terima kasih🙌🙏

Tbc...

PressureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang