Part 11

2 0 0
                                    

HALOOOOO
Semoga kalian sehatt selalu💗
Happy reading"🙌🏼

Fairaaaaa Fairaaa...
Ayooo turun,jangan berpikir yang tidak-tidak Faira,tolong....
Fadil tolong panggilkan kepala yayasan, sampaikan pada beliau Faira di rooftop asrama cepat!!!,Suara Atika menggelar dan menyadarkan aku.

Ku arahkan pandangan ku padanya,dan dia menjerit begitu kencang,,,Faira tolong jangan berpikir pendek Faira,turun Faira diatas sana membahayakan mu,,Sahutnya dengan panik.

Aku tidak sebodoh itu mengakhiri hidup ku Atika,tenang saja tidak usah berlagak peduli,ucapku dengan tajam.

Nakk,,Faira
Kakek mohon turunlah,diatas sana bahaya cucuku,maafkan kakek yang sudah menghakimi mu nak,tolong turunlah, suara kakek terbata bata.

Kalian lebay sekali,aku tidak bodoh untuk mencoba bunuh diri.ucapku dengan lantang,padahal kondisi sangat lemah karena banyak nya darah yang mengalir dari pergelangan tangan ku akibat tusukan pena karya ku sendiri.

Pergilah kalian semua,aku akan turun dan tidak usah pedulikan aku!!
teriak ku lemah dan terjatuh ke belakang.

Beberapa menit kemudian...

sshhh.. shhhss,aku dimana ini?
Kenapa tanganku sakit sekali,siapa yang membawa ku ke klinik sialan ini!? Huh,!!

Apakah kalian sama sekali tidak mau memaksa Faira untuk bergabung dengan kalian?,suara Kakek terdengar di telinga ku.

Apa kalian membicarakan ku?,~tanyaku tiba tiba.

Ah,cucuku kau sudah bangun
minum lah,biar kakek bantu,ujar kakek ku terburu buru.

Aku duduk dibantu Kakek dan minum dengan pelan pelan sambil memandang ke arah teman teman ku yang duduk di dekat pintu.

terimakasih minumnya dan terimakasih sudah membawa ku ke klinik ini,tapi kedepannya tidak perlu bersedia susah demi membantu ku, silahkan kalian pulang saja!,ucapku dengan pandangan kosong.

Faira maafkan kami kalau sekiranya kamu tidak nyaman di kelas kita,kami salah tidak memaksa mu untuk bergabung bersama kami,tapi belum terlambat kan untuk mengukir kenangan indah mulai saat ini sampai kita lulus nanti hm?
Celetuk Atika dengan menunduk.

Faira,kakek tau perginya ustadzah Habibah sangat mengguncang hatimu,tapi nak perlu kau tau setiap pertemuan pasti ada perpisahan hm...
beberapa bulan lagi kau akan lulus MTs mu,dan tidak banyak lagi waktu untuk membuat kenangan dan cerita cerita indah bersama teman teman mu kan nak,?
Mulai sekarang pelan pelan terima teman mu ya nak,maafkan kakek yang tidak becus memperhatikan mu selama ini,Ujar kakek dengan raut sedih.

Ku pandang wajah kakek, Atika dan teman teman ku yang lain, kelihatannya mereka murung,aku berpikir apa karena aku kah?
Kepala ku berisik berperang dengan opsi opsi yang membuat hati ku bimbang.
Antara bergabung bersama mereka dan mencoba melupakan yang telah lalu atau tetap seperti biasanya dengan luka sendiri?
itu pilihan sulit untukku karena belum ada yang menjamin kalau saja aku bergabung bersama mereka sudah dipastikan aku akan bahagia kan?
Tapi aku juga bingung, apakah aku sanggup sendiri terus menerus?
sampai kapan aku begini,sampai aku matikah?
Suara suara itu bertengkar di pikiran dan hatiku.
Tapi tidak ada salahnya kan ku coba bergabung bersama mereka?
Sepertinya tidak ada yang salah.

Aku lelah,pulanglah,
aku sudah memaafkan kalian
akan ku coba berdekatan dengan kalian,ujarku menunduk.

Apa kau serius Faira?
terimakasih banyak Faira,dan untuk teman-teman yang lain kalian pulang saja duluan,aku disini menemani Faira,,.jawab Atika berbinar.

Teman teman ku dan Kakek segera beranjak dan mengucapkan salam padaku dan kini tinggallah aku berdua dengan Atika.

Eumm..Atika
Aku tidak memaksa mu menemani ku disini, pergilah pulang ke asrama, aku bisa sendiri,ucapku pelan.

Memang tidak ada yang memaksa dan tidak ada yang merasa terpaksa Faira,aku tulus menemani mu disini hm,mulai sekarang kita bersahabat okaii?~pinta Atika dengan binar di matanya.

Kau serius?~tanyaku.
tentu saja paipaii,jawabnya.

Kami pun tertawa bersama, Atika dengan semangat menceritakan ulang ke-randoman anak anak kelas kami.
Padahal aku selalu bersama mereka dikelas tapi mungkin karena aku selalu sendiri jadi nya ya aku tidak menyadari bahwa mereka se asik itu.

Atika... ini sudah jam 9
aku mengantuk,aku tidur ya
kalau kamu mau tidur naik saja di brankar ku atau tidur lah di sofa itu yaa,,ujarku pada Atika dengan mata yang mengantuk.

Tidurlah Faira,sweet dream ya sahabat kuu,jawabnya mengelus rambut ku.

Allahuakbar Allahuakbar
Adzan berkumandang membangunkan ku,ku lirik di sampingku ternyata ada Atika yang tidak terbangun sama sekali dengan suara adzan sekeras itu.

Atika,bangun
Heii....Atikaa
Apakah kau tidak sholat subuh hm??
tanyaku membangunkan nya.

Hoaaamm..mmmhhmmooam..
Fairaaa,aku masih mengantuk,apakah sudah adzan Faira?,tanya nya arahku.

Kau harus bangun Atika,keburu waktu sholat habis nanti,apakah kau tidak takut api neraka??,ancamku padanya.

Aahhhh kau tidak asik Faira, ancamannya neraka ihhhhh,rengeknya padaku.

Dia pun bangkit dan memapah ku turun untuk berwudhu,lalu kami subuh berjamaah dengan di imami olehnya.

Aku terharu ternyata masih ada yang mau mengimami ku selain ustadzah Habibah kala itu.
Aku tiba-tiba teringat pada ustadzah ketika kami sholat berjamaah pasti selalu ada cerita,nasehat dan motivasi yang beliau tuturkan padaku.
Ah baru sehari ditinggal kan olehnya rasanya hati ini rindu berat.

Selesai sholat berjamaah kami mengaji bersama lalu dokter masuk keruangan ku dirawat.

Ananda Faira,kita cek dulu ya.
Lukanya belum kering,perbannya diganti setiap 2 hari sekali,demamnya sudah turun sepertinya sudah bisa sekolah hari ya.
Oh iya obatnya nanti bu dokter resep dan jangan lupa di minum ya,!
Atika, perhatikan Faira yaaa,.. dokter cantik itu berkata amat lembut pada kami berdua.

Setelah mengambil obat yang di resep kan bu dokter kami pulang dengan berjalan pelan pelan dan tentunya aku yang masih di papah Atika menuju asrama.

Sekian dulu yaaa manteman
See youuu

Tbc...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PressureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang