Part 10

2 0 0
                                    

Haloo
Semoga kalian sehat selalu yaaa
Happy reading💗🙌🏼

Kakekk,Faira ke kelas dulu ya,,sapa ku pada kakek sambil meremat kedua tangan ku.

Berhenti dulu Faira,bukan kah jam pelajaran saat ini sampai satu jam kedepan di kosongkan?
Kenapa buru buru hm?
ayo ikut kakek,ucapnya dengan nada menusuk.

Hmm..ohh iyaa kek,jawabku dengan terpaksa.

Aku tau apa yang akan terjadi diruangan nya nanti,sudah ku pastikan aku akan di cerca habis habisan olehnya perkara aku menangis tadi,aku tau aku salah menghalangi langkah ustadzah Habibah,tapi apakah itu sangat salah baginya?
apakah dia tidak tau bagaimana sedihku ini,,bisikku di dalam hati.

Duduk Faira,kakek ingin bicara padamu,,ucapnya yang tak kusadari kami sudah sampai di ruangannya.

Aku mendudukkan diriku dan kembali meremat kedua tangan sembari menundukkan kepala tidak berani menatap eajah beliau.

Faira,sudah dari beberapa hari yang lalu kakek katakan padamu, jangan menghalangi langkah ustadzah Habibah Fairaaaaa.
Apakah kamu tidak merasa dengan tangisan mu tadi menyusahkan orang lain hm?
Karena tangisan mu tadi orang harus menunggu, orang harus menenangkan dirimu, apakah kamu tidak memikirkan itu semua Faira??,ujar kakek menekan.

Fairaa,..aku,...,ujarku terbata menahan tangis.
Aku tau aku salah, tapi apakah tidak bisa bahasnya besok saja?
aku sedang berduka,tolong.
Aku tau aku berlebihan tapi entahlah kurasa kalian bisa membayangkan hm,jika satu satunya orang yang menyayangi dengan tulus harus pergi,bukan kah sakit kan?

Faira!!
Kau sudah hampir 2 tahun disini,bahkan beberapa bulan lagi kau akan selesai dengan masa MTs mu. Apakah kau tidak bisa berpikir lebih dewasa sedikit Faira, seharusnya dengan beberapa tahun ini kau harus punya pola pikir yang bagus Faira,kenapa selalu menyusahkan hm?
Jangan hanya karena keluarga mu berpisah kamu jadi seperti orang yang tidak di didik Faira.
Setahun lebih harusnya lagi kamu sudah akrab dengan teman sekelas mu,bukan hanya bergaul dengan ustadzah Habibah setiap saatnya.
Apa kamu tidak malu Faira,kamu terlihat menyedihkan kamu tau itu?
Kakek ku berucap lantang tanoa memikirkan perasaan ku.

Aku menangis terisak di hadapannya,ku angkat kepala ku menatap matanya,,
Kakek, apakah kau tidak salah bertanya tentang kedewasaan ku?
Aku rasa disini kakek lah yang tidak dewasa,apakah begini cara bicara seorang kakek pada cucunya hm?
walaupun aku bukan cucu kandung mu tapi tidak seharusnya ini kalimat yang harus kau ucapkan padaku Kek.
Apakah kakek tidak berpikir bagaimana aku mencoba untuk berdamai dengan takdir setiap harinya hmm?
Kakek bilang hanya karena keluarga???
hanya Kek? hanya???!????
Apakah kakek tau keluarga adalah tujuan hidup paling besar bagi seseorang hm??
Kakek bilang aku yang tidak mau bergabung bersama teman sekelas ku?
AKU SUDAH COBA KEK DAN MEREKA MENGABAIKAN KU,, MENGABAIKAN KU hikss...hiksss..hiksss
tanyaku balik tajam pada kakek.

Aku cape Kek,aku memaksa diri ku untuk kuat setiap harinya,aku memaksa diriku untuk tidak berisik kepada orang orang,aku memaksa diriku menerima semua takdir yang akan ku jalani,dan dengan seenaknya kakek bilang aku tidak dewasa hm??
Apa Kakek tidak pernah bertanya pada ustadzah Habibah bagaimana aku melawan segala ketakutan didalam diriku hmm??
Kakek tidak berhak menghakimi ku begitu kek,hanya Ustadzah Habibah yang tau bagaimana aku,kakek tidak lebih seorang antagonis di hidupku.
Kakek tau,aku benci kalian aku benci keluarga mu,aku benci orang tua ku,aku benci ayahku,aku benci kalian semua!!
Tapi ustadzah Habibah bilang padaku aku tidak boleh membenci kalian,bahkan nanti jika tiba-tiba orang tua ku datang menjemput ku,aku bahkan tidak boleh marah pada mereka Kek!
Kakek bisa tanyakan ustadzah Habibah bagaimana setahun lebih ini aku mendewasakan lebih tepatnya memaksa diriku dewasa Kek agar aku tak menyusahkan kalian,aku tak membebani kalian, apa kakek pernah tau ituu!??
Kenapa seenaknya menghakimi ku kek!?
ujarku tak henti dengan air mata yang deras.

Faira, maafkan kakek nak
Kakek tidak tau seberapa berat beban yang kau tanggung, maafkan kakek yang sudah menghakimi mu nak,sini ceritakan dengan tenang pada kakek segala yang kau pendam,,tuturnya padaku dengan mata berkaca-kaca.

Tidak perlu kek,aku tidak mau menyusahkan Kakek,lagian kan kakek bilang harus DEWASA,tidak MENYUSAHKAN orang hm?
aku sudah bisa melewati itu kek,tidak perlu berpura-pura khawatir dan peduli padaku,1 saja aku minta jangan pernah hakimi aku lagi kedepannya dan kakek perlu tau kalau aku benar-benar membenci kalian...,sahutku sambil berjalan keluar ruangan nya dengan air mata yang masih mengalir.

Para ustadz dan ustadzah memandang ku heran tapi aku tidak peduli,aku berjalan terus dengan air mata yang masih mengalir.

Ku langkahkan kaki ku ke arah asrama,aku menaiki anak tangga satu demi satu hingga tidak terasa aku sampai di rooftop asrama,dengan sayu mataku memandang ke depan sambil memasukkan tangan ku kedalam saku rok ku,dan happs aku dapat pena di saku ku.
Bisikan konyol dan bodoh itu kembali terngiang di telingaku,seakan menuntun ku untuk menyakiti diriku.
Aku cukup bangga untuk hati dan pikiran ku yang tidak berpikir untuk melompat dari rooftop ini.
Perlahan suara itu semakin berdenging ditelinga ku,ku genggam erat pena ditangan kanan ku dan ku arahkan kasar ke pergelangan tangan kiriku.
Srekk..srekkk
hsshhhhhss,,shhhhssshh
tuhan ini sakit,aku tidak kuat,tolong berhenti,hentikan bisikan ini tuhan tolong,aaashhhh,....shhhhsshhh..
aku mengerang ketika ujung pena itu berhasil menggaris panjang di pergelangan tangan ku.

Aku memandang tangan ku yang sudah bercucuran darah,ku amati lalu ku pejamkan mataku,kenapa rasanya puas sekali melihat luka di tangan ini,rasanya kesedihan tadi seakan-akan menguap tak tau kemana.
Aku rasa memang ada yang salah dengan kejiwaan ku.

Sampai sini yaaaa cerita hari ini
Jangan lupa vote yaaa💗

Tbc....

PressureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang