Sejak kejadian jatuhnya sang primadona laki-laki di lapangan, semua teman-teman sekelasnya dan fansnya ada yang khawatir dengannya, ada juga yang memberikan makanan untuk sang Biru Giandra tersebut walau sebenarnya keadaannya sudah baik-baik saja karena disembuhkan oleh tangan gadis cantik.
"VARSHA!"
"hah?"Suara melengking itu memekakkan telinga sang gadis yang tengah sibuk dengan pikirannya sendiri di bangku kelasnya. "Lihat apa yang kutemukan." Yara si cempreng sahabat karib Varsha itu langsung bergegas duduk di samping Varsha dan menunjukkan layar ponselnya yang memaparkan video tentang Varsha yang membantu menaikkan tubuh Biru di punggung Zico.
"Lalu?" Gadis itu hanya merespon singkat dan acuh tak acuh. "Oh astaga anak ini, kau lihat komentarnya."
"Dasar caper."
"Pikmi banget."
"Dih, dikira kalau dia bantuin Biru dia bakal dilirik gitu, ewhh."
"Wkwkwkwk cari muka."Melihat komentarnya yang negatif, Varsha hanya menghela nafas dan berdiri. "Aku tidak peduli, lagipula salah siapa sekolah ternama tak ada PMR yang peduli, dasar para babi yang banyak omong." Gadis itu pergi dari kelas dan meninggalkan Yara sahabatnya hanya menggelengkan kepalanya, "bagaimana bisa dia mengganggap itu enteng."
Varsha berjalan dengan sedikit kesal karena komentar-komentar dari video tadi, dia tak tahu kalau perilakunya yang niatnya baik dianggap untuk cari muka. Dengan jengkel gadis itu terus berjalan di sepanjang koridor, saat dia sadar ada beberapa siswi yang menatapnya sinis, tapi peduli setan.
Varsha terus berjalan dan menaiki tangga menuju rooftop, disanalah dia sering menenangkan diri barang sejenak. Saat dia tiba di sana, dia bisa melihat pepohonan dari atas, gedung-gedung kota dan juga langit biru.
"Indah"
"Tenang"
"Kapan hidupku dipenuhi dua kata itu."Bisiknya dalam hatinya sendiri. Varsha menghela nafas berkali-kali sambil memejamkan mata, angin menerpa wajahnya yang teduh dan juga poninya yang menurutnya, poni tersebut untuk menutupi wajah jeleknya walau kenyataannya tidak seperti dugaannya.
"Apakah ini takdir?"
Seseorang menyeletuk dari belakang, Varsha membuka matanya dan menatap ke belakang. seolah tau siapa yang datang, Varsha berbicara. "kau saja yang mengikuti ku, bukan takdir." Dia tau kalau itu suara Biru.
"Oh, tapi aku yakin itu takdir."
"Pergi, jangan sampai ada fansmu yang tahu kau berduaan dengan gadis pencari muka ini."Laki-laki itu tertawa pelan dan berjalan kearah Varsha. "Kau sudah melihat videonya ya, tidak usah diambil hati karena komentar itu, kau itu malaikat penyelamatku mereka tidak penting."
"Itu menjijikan sekali tau, kau benar-benar suka mengatakan perkataan genit dan menyebalkan."
Biru semakin tertawa geli karena sifat gadis di sampingnya itu sangat kasar, tapi menurutnya, Varsha seperti kucing yang pemarah.
Varsha yang merasa ditertawakan hanya memutar matanya untuk menatap langit dan gedung-gedung kota.
Lenggang sejenak.
Biru hanya diam dengan sesekali melirik Varsha yang rambutnya yang sedikit berantakan tertiup angin. Biru melihat kekosongan didalam matanya, Biru tau Varsha bukan gadis yang gampang didekati dengan sifatnya yang keras dan acuh tak acuh. Entah kenapa ada gadis yang manis sepertinya tapi tak dengan sifatnya.
Saat Biru ingin mencairkan suasana, Varsha berbalik dan berjalan, "aku turun dulu." Biru hanya menatap punggung Varsha yang tengah berjalan pergi. "Kita akan bertemu lagi, aku tahu itu." Kata Biru sedikit berteriak ragu, entah Varsha mendengar atau tidak.
***
Dikelas Varsha hanya menggambar acak dari pikirannya yang selalu kacau, Yara teman sebangkunya juga hanya bermain ponsel entah selfie atau bermain sosial media. Lalu wali kelas mereka datang membuyarkan pikiran Varsha dan juga murid dikelas itu kembali tenang.
Wali kelas memberitahukan tentang administrasi, perkembangan nilai, sikap anak-anak nakal yang sering bolos dikelas itu.
"Oh, dan ada satu lagi, untuk meningkatkan minat dan bakat, kelas 10 wajib mengikuti ekstrakulikuler entah apapun yang kalian ikuti, wajib 1 ekstrakurikuler diikuti." Wali kelas berkata dengan tegas.
Varsha hanya diam, dia tak tahu apa bakatnya. Mungkin ada benarnya untuk mengikut ekstrakurikuler, tapi tidak dipungkiri kalau dia benar-benar malas untuk mengikuti ekstrakulikuler. Dia saja jarang beristirahat dengan tenang walau dia tak mengikuti ekstrakulikuler, bagaimana jadinya kalau harus mengikuti ekstrakulikuler.
Yara menepuk pundak sahabatnya itu hingga membuyarkan lamunannya. "Tidak usah repot-repot, kita bisa ikut ekstra musik, bagaimana?" Kata Yara sambil menyenggol lengan Varsha.
"Kau serius? Aku saja tak pandai menyanyi, bagaimana bisa aku mengikuti ekstrakulikuler itu."
"Aduh Varsha sahabatku tersayang, dengan tak bisa menyanyi itu kau bisa kembangkan vokalmu, lagipula kau kira ekstra musik hanya untuk vokal? Kau bisa bermain alat musik, bisa bermain piano dengan hebat dan menciptakan alunan seperti kiss the Rain ciptaan Yiruma sang pianis."
Varsha berpikir sejenak, mungkin ada benarnya. Lagipula tak salah hanya mengikuti ekstrakulikuler tersebut. "Baiklah, bisa dicoba."
"Nah, itu baru sahabatku."
"Memangnya kapan jadwal ekstra musik?"
"Eh, hari ini, karena ekstra musik berjalan setiap hari Rabu."
"KENAPA MENDADAK SEKALI!"
***
Sepulang sekolah, Varsha masih memelototi Yara yang mengajak masuk ekstra musik yang jadwalnya hari ini, sahabat yang di pelototi hanya tersenyum tanpa dosa.
Sampai mereka sampai didepan pintu masuk ruang musik terdengar seseorang bernyanyi dengan gitar akustiknya. Membuat Varsha terdiam dan terhanyut dengan setiap liriknya, jantung gadis itu berdenyut keras. Sekitar hanya buram dan hanya fokus ke seseorang tersebut yaitu Biru.
I have died every day waiting for you
Darling, don't be afraid
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand moreAnd all along I believed I would find you
Time has brought your heart to me
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand moreLirik itu seperti menghidupkan sesuatu dari dalam gadis itu, gejolak hati nya, ingatan yang buram itu terlintas.
Mata Biru menangkap mata Varsha dengan tangannya yang masih memetik gitar, lirik itu membuat jantung Varsha semakin berdenyut-denyut. Ruang musik itu serasa ruang sempit yang hanya ada mereka berdua, milik mereka berdua.
"Indah"
"Tenang"Dua kata yang ingin dirasakan Varsha saat ini tertuju pada Biru.
Bersambung....
Kamis, 14 September 2023
-A Thousand Years
Christina PerriJangan lupa vote ya....
KAMU SEDANG MEMBACA
Regen
Teen Fiction"Kita bertemu lagi ya, aku juga tidak mengerti kenapa takdir kita selalu dipertemukan, yang membuat takdir ini sakit adalah kita dipertemukan tapi kau belum bisa mencintaiku." -Varsha Pertemuan ini menyakitkan tapi juga obat kerinduan, selama ini hu...