(7) Rencana Berenang🏊🏻‍♀️✨

2.2K 197 14
                                    

Pagi itu, suasana sekolah mulai ramai. Cahaya matahari yang cerah menembus jendela-jendela kelas, membuat ruangan terasa hangat dan menyenangkan. Jean dan Joshua, yang baru saja diantar oleh sopir keluarga mereka, berjalan memasuki gerbang sekolah dengan langkah mantap. Keduanya sudah terbiasa dengan rutinitas pagi ini, dan Jean, seperti biasa, langsung menuju kelasnya setelah memastikan Joshua masuk ke kelasnya sendiri.

Saat Jean memasuki ruang kelasnya, ia melihat beberapa teman sudah datang lebih dulu, sibuk dengan kegiatan masing-masing. Kelas tersebut memang baru separuh terisi, tetapi suasana sudah mulai hidup dengan percakapan dan canda tawa. Di sudut kelas, matanya langsung tertuju pada sosok yang sangat familiar, yaitu Raja, sahabatnya yang selalu penuh gaya. Kali ini, Raja sedang berdiri di depan jendela dengan cahaya yang tepat mengenai wajahnya, berpose sambil meminta seorang teman untuk memfotonya. Raja memang seorang selebgram terkenal di sekolah ini, dengan ribuan pengikut di Instagram. Setiap hari, ia tidak pernah lupa untuk mengupdate story, memastikan penggemarnya tetap mendapatkan konten baru.

Jean tersenyum kecil melihat kelakuan Raja, lalu berjalan menuju bangkunya yang terletak tepat di depan Hannan. Tanpa banyak bicara, ia meletakkan tasnya di samping kursi dan langsung duduk. Sejenak, Jean memperhatikan teman-temannya yang masih asyik bercanda, sementara dia bersandar di kursinya dengan santai, menikmati momen tenang sebelum bel masuk berbunyi.

"Eh, pagi abang Jean!" Hannan menyapa dengan semangat, suara cerianya membuat Jean menoleh.

Jean, yang selalu memiliki sifat tenang, hanya membalas sapaan itu dengan senyuman tipis, tetapi manis. Senyuman yang cukup untuk menyampaikan bahwa ia menghargai sapaan Hannan tanpa perlu banyak bicara.

"Sombong amat, bang! Disapa kagak nyahut lo! Bisu lo?!" Hannan bercanda, menggoda Jean yang dikenal kalem.

Jean tersenyum lebih lebar mendengar ucapan Hannan, lalu dengan nada santai menjawab, "Lah, kan gue barusan udah senyum. Masih dibilang sombong?"

"Ya elah, senyum doang! Seenggaknya kasih kata-kata mutiara dulu dong buat menyambut pagi hari yang cerah ini! Biar makin semangat menjalani kehidupan yang fana ini!" balas Hannan dengan nada dramatis yang dilebih-lebihkan, membuat Jean tertawa kecil.

Raja yang sudah selesai berfoto dan kini duduk di bangkunya, ikut menyimak percakapan tersebut sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat gaya Hannan yang selalu penuh energi.

"Jadi lo mau kata-kata mutiara dari gue pagi ini?" tanya Jean sambil mulai memainkan ponselnya di atas meja.

"Yoi dong, bang!" Hannan mengangguk dengan antusias.

Jean berpura-pura berpikir sejenak, lalu mendekat sedikit ke arah Hannan dan dengan senyum yang sedikit jahil, ia berkata, "Suaramu terdengar lebih merdu, ketika mulutmu tertutup."

Hannan tertegun sejenak, tampak bingung dengan kalimat tersebut. "Lah?! Apaan maksudnya, nih?! Jadi menurut lo suara gue tuh jelek sekarang?!"

Raja tertawa, tidak bisa menahan diri untuk ikut campur. "Itu tuh kalimat sindiran dari Jean buat lo, Hannan!"

Jean hanya tersenyum mendengar sahabatnya menambahkan penjelasan. Hannan masih terheran-heran, sementara Raja tampak menikmati momen tersebut.

"Sindiran?!" Hannan mengulang, seolah masih tidak percaya.

"Iya, biar lo nggak berisik! Dia tuh pasti udah muak denger suara lo yang berisik. Makanya lo nggak usah banyak omong, deh! Masih pagi udah bergaya kayak motivator aja lo pakai bahas kata-kata mutiara," ucap Raja sambil menahan tawa.

"Ya elah, justru itu yang bikin kita jadi makin semangat, Ja! Kita sebagai generasi muda tuh butuh juga kata-kata motivasi biar makin semangat menimba ilmu!" Hannan berkata dengan penuh semangat, meskipun ia tahu teman-temannya akan menggodanya lagi.

Anak Emas || TRIPLE J [JOY × JENO × JAKE] Versi BARUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang