Matahari siang memancarkan sinarnya, menerangi kolam renang di halaman belakang rumah Nafian. Kolam renang tersebut terletak di sudut halaman yang dikelilingi tanaman hias dan pohon-pohon kecil, memberikan kesan teduh dan sejuk. Di samping kolam, terdapat beberapa kursi santai dan meja kecil yang penuh dengan minuman dan camilan. Tak jauh dari situ, sebuah gazebo berdiri kokoh dengan atap kayu, menyediakan tempat teduh bagi siapa saja yang ingin bersantai setelah berenang. Gazebo itu dilengkapi dengan sofa empuk dan meja kayu, menciptakan suasana yang nyaman untuk beristirahat.
Di dalam kolam, suasana terasa santai namun tetap ceria. Jean sedang tiduran di atas pelampung besar berbentuk bulat, menikmati cahaya matahari sambil sesekali mengayunkan tangannya untuk menyeimbangkan pelampung. Nafian, yang berada di dekatnya, sedang bersandar di tepi kolam dengan setengah tubuh terendam di air, menikmati kesegaran air dan suasana tenang yang menyelimuti mereka.
Di sudut lain kolam, Hannan dan Raja tampak sedang sibuk saling mencipratkan air. Sesekali, Raja mencoba menghindar dari cipratan Hannan dengan menyelam sebentar, hanya untuk muncul kembali dan membalas dengan lebih banyak air. Mereka tertawa lepas, menikmati momen kebersamaan di hari yang cerah itu.
"Awas lo, Ja! Gue bakal bales cipratan lo!" seru Hannan sambil maju mendekati Raja dengan senyuman penuh tantangan.
"Heh, lo kira bisa menang lawan gue?!" jawab Raja sambil cepat-cepat menyelam, menghindari serangan air dari Hannan.
Tanpa sadar, mereka mulai mendekati tempat Jean yang tengah berbaring santai. Saat bermain, Hannan dan Raja tak sengaja menggerakkan air di sekitar pelampung Jean, menyebabkan pelampung itu mulai bergoyang-goyang.
"Eh, eh, jangan goyang-goyangin pelampung gue, dong!" seru Jean, suaranya penuh dengan tawa cemas, meskipun matanya masih mencoba tetap tenang.
Namun, Hannan dan Raja, yang sudah terlanjur asyik bermain, hanya tertawa lebih keras dan pura-pura tidak mendengar peringatan Jean. "Santai aja, Je! Kalaupun lo jatuh, Lo nggak bakal kenapa-napa. Lo kan jago berenang!" balas Raja dengan nada bercanda, sebelum kembali mencipratkan air ke arah Hannan.
Pelampung Jean semakin bergoyang keras, membuatnya mulai kehilangan keseimbangan. "Eh, tapi serius, nih! Pelampungnya ntar bisa kebalik beneran!" seru Jean lagi, tapi kali ini tawa sudah mulai mendominasi suaranya, merasa lucu tapi juga cemas.
Akhirnya, dengan satu gerakan yang lebih kuat dari Hannan, pelampung itu benar-benar terbalik, dan Jean jatuh ke dalam air. Untuk sesaat, suasana berubah menjadi sedikit tegang. Nafian yang melihat kejadian itu langsung mendekat, khawatir Jean tidak siap dan air masuk terlalu banyak ke dalam hidung atau mulutnya.
Namun, beberapa detik kemudian, Jean muncul kembali di permukaan air dengan tawa keras, membuat semuanya merasa lega. "Berani-beraninya lo berdua ngusik ketenangan gue!" serunya sambil menyapu wajahnya yang basah.
Melihat Jean baik-baik saja, Hannan dan Raja yang sebelumnya sempat panik langsung tertawa lepas. Tapi Jean, yang tidak terima begitu saja, langsung membalas dengan mencipratkan air ke arah mereka berdua. "Rasain nih pembalasan gue!" katanya sambil terus mencipratkan air, membuat Hannan dan Raja kalang kabut menghindar.
Nafian, yang sejak tadi mengamati, akhirnya ikut bergabung dengan Jean, membantu mencipratkan air ke arah Hannan dan Raja. Kini suasana kolam berubah menjadi lebih riuh, dengan tawa dan cipratan air yang mengisi udara.
Mereka berempat menghabiskan waktu di kolam dengan penuh canda tawa, menikmati momen kebersamaan yang menyenangkan. Sore itu menjadi salah satu momen yang akan selalu mereka kenang, penuh keceriaan dan tawa yang hangat.
🏊🏻♀️🏊🏻♀️🏊🏻♀️~~~
Setelah tertawa dan bermain air dengan teman-temannya, Jean merasa puas tapi juga kelelahan. Suasana riang di kolam renang mendadak berubah ketika Yumna keluar dari dalam rumah, berjalan menuju tepi kolam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Emas || TRIPLE J [JOY × JENO × JAKE] Versi BARU
JugendliteraturDILARANG PLAGIAT!!! ❌ Gue Jean. Banyak yang bilang, jadi anak tengah itu sering kali nggak diperhatiin. Fokus orang tua biasanya cuma ke anak sulung yang diharapkan bisa jadi contoh, atau si bungsu yang butuh banyak perhatian. Tapi, di keluarga gue...