(8) Siap Pergi Berenang🏊🏻‍♀️✨

2.1K 203 9
                                    

Setelah pulang sekolah, Jean langsung masuk ke kamarnya. Dia duduk sebentar di tepi tempat tidur, mengatur napas, sebelum beranjak untuk menyiapkan perlengkapan berenangnya. Dengan gerakan yang cepat dan efisien, dia memasukkan handuk, baju ganti, serta perlengkapan lain ke dalam tas ranselnya. Sebagai laki-laki, Jean memang lebih suka membawa barang sesimpel mungkin, hanya yang benar-benar dibutuhkan.

Saat dia sedang sibuk memasukkan barang ke dalam tas, terdengar ketukan di pintu kamarnya. Jean menoleh sekilas, lalu suara adiknya, Joshua, terdengar dari balik pintu.

"Bang Jean! Disuruh makan siang dulu tuh sama mama!" panggil Joshua, suaranya terdengar jelas dan sedikit mendesak.

Jean berhenti sejenak, menatap pintu, lalu menjawab dengan suara sedikit keras agar terdengar dari luar, "Iya, bentar lagi abang turun!"

Joshua diam sejenak, mungkin ragu apakah harus menunggu di sana atau pergi. Akhirnya, dia bertanya lagi, "Emang abang sekarang di dalem lagi ngapain, sih?"

Sambil melanjutkan aktivitasnya, Jean menjawab, "Abang belum selesai ganti baju, dek!"

Joshua tampaknya menerima jawaban itu. "Oh, oke, kalau gitu adek turun duluan ya, Bang! Nanti abang nyusul aja ke ruang makan, ya! Jangan lama-lama ya, bang! Soalnya abang udah ditungguin mama tuh di ruang makan!" katanya sebelum suara langkah kakinya perlahan menjauh dari pintu.

Jean menarik napas panjang, lalu kembali fokus merapikan barang-barangnya. Setelah memastikan semuanya sudah masuk ke dalam tas, dia menyelesaikan persiapan dengan lebih cepat. Dia tidak ingin terlalu lama, karena sudah tidak sabar untuk pergi ke rumah Nafian dan berenang bersama teman-temannya.

Jean melangkah keluar dari kamarnya setelah memastikan semua barang keperluan renangnya telah siap di dalam tas. Ransel yang cukup ringan itu sudah tergantung di bahunya, dan dia merasa cukup puas dengan persiapannya yang sederhana. Ia lalu bergegas turun ke lantai bawah menggunakan lift. Ketika lift berhenti di lantai bawah, Jean melangkah keluar dan langsung menuju ruang makan, tempat mamanya sedang sibuk menyiapkan makan siang.

Di ruang makan, Jean melihat mamanya, Tisya, sedang menyiapkan nasi dan lauk untuk Joshua yang sudah duduk di kursinya, menunggu makan siang disajikan. Di atas meja, berbagai hidangan sudah siap, tapi tak ada tanda-tanda bahwa Joy, kakaknya, akan bergabung karena Joy masih di kampus siang itu.

Melihat Jean datang dengan ransel di punggung, Tisya langsung menghentikan kegiatannya. “Loh, abang mau ke mana? Kok bawa-bawa ransel segala?” tanyanya dengan nada yang sudah mencerminkan kekhawatiran.

Jean tahu ini akan terjadi. “Abang mau main ke rumah Nafian, Ma. Abang udah janjian sama temen-temen buat berenang di sana,” jawabnya.

Mata Tisya langsung menyipit, dan ia meletakkan piring yang dipegangnya. “Abang kok mau berenang di sana nggak bilang sama mama dulu? Kenapa udah siap mau pergi aja? Abang ngapain ikut-ikutan mau berenang sama temen-temen? Apalagi di sana pasti nggak ada yang ngawasin abang selama berenang. Abang itu ada asma, nggak boleh kecapekan, dan abang juga nggak bisa terlalu lama di dalem air. Mama khawatir kalau abang kenapa-napa.”

Jean menghela napas panjang. Sudah terbayang olehnya bahwa mamanya akan khawatir, tapi dia tidak menyangka akan sesulit ini mendapatkan izin. “Ma, abang janji nggak bakal lama-lama kok berenangnya. Abang bakal hati-hati. Ada Nafian sama yang lain juga nanti di sana yang bakal jagain Abang selama berenang. Abang bakal baik-baik aja, Ma."

Joshua, yang duduk di kursinya sambil mendengarkan percakapan itu, hanya diam saja. Dalam hati, sebenarnya dia ingin sekali ikut berenang bersama Jean dan teman-temannya, tapi dia sudah janji pada dirinya sendiri untuk tidak mengganggu abangnya setiap kali abangnya itu ingin bermain dengan teman-temannya. Joshua sedang berusaha belajar untuk memberikan Jean waktu dan ruang untuk bersenang-senang sendiri tanpa selalu merasa perlu ikut campur. Meski begitu, rasa khawatir tetap ada di hatinya. Joshua tahu betapa rentannya Jean dengan asmanya, dan dia paling takut jika sesuatu terjadi pada Jean saat sedang bermain. Tetapi kali ini, dia memilih untuk menahan diri dan tidak mengatakan apa-apa.

Anak Emas || TRIPLE J [JOY × JENO × JAKE] Versi BARUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang