dua belas

1.2K 89 2
                                    













jungkook berlari dari koridor kampus menaiki bus yg tepat berhenti saat ia baru sampai di hatle bus.

wajah paniknya tidak bisa ia sembunyikan. ia terus berdoa semoga taehyung baik² saja.

ia mendengar dari salah satu mahasiswa disana, jika dia telah menolong taehyung yg tidak kuat membawa tubuhnya untuk berjalan dengan wajah babak belur. dan akhirnya ia membawa ke rumah sakit kemungkinan habis di keroyok.

siapa? siapa mereka? jungkook menggigit bibir bawahnya, ia benar² merasa bersalah dengan apa yg terjadi pada taehyung.

bus berhenti tepat pada halte yg berada di depan rumah sakit dimana taehyung di rawat. ia menghampir resepsionis menanyakan dimana ruangan bernama taehyung. hingga ia mengetahuinya di lantai 4  pojok sendiri.


jungkook tidak bisa menghentikan kekhawatirannya. hingga akhirnya, ia membuka pintu rawat itu. matanya yg bertubrukan dengan taehyung yg memang tengah penasaran karena tiba² pintunya terbuka.

mereka sama² terkejut. lalu dengan langkah pelan, jungkook mendekatinya.

taehyung mencoba untuk duduk namun di tahan oleh jungkook.

“jangan” begitu katanya dengan sedikit gugup.

taehyung terkekeh. “tidak apa, sudah mendingan”

jungkook mengangguk, lalu menudukkan kepalanya. tanpa terasa isakannya terdengar.

“hei kenapa menangis?”

jungkook menggeleng lalu memeluk tubuh taehyung hingga terhuyung kebelakanga karena serangan dadakan jungkook.

“taehyung, maaf. semua pasti karena ku bukan, kau mengalami semua ini?”

taehyung tak menjawab ia hanya diam. bahkan ia tidak membalas pelukan jungkook.

jungkook yg merasa pelukannya tidak terbala, ia langsung melepaskan pelukan itu, dengan mengusap air matanya ia menatap taehyung yg sama menatapnya dengan lembut

“kenapa diam, katakan. aku memang bersalah, tidak seharusnya aku egois hingga mengakibatkan kamu seperti ini”

taehyung tersenyum mengacak surai acak jungkook hingga berantakan. “cengeng. sudah jangan di bahas, yg penting semua sudah selesai, kau dan aku sudah tidak ada kerjasama dengan mereka. kita bisa bebas mencari kehidupan kita”

“aku mencintaimu taehyung”

deg

taehyung tak salah dengar bukan?

“apa? katakan sekali lagi?” taehyung bertanya dengan wajah seolah tak mendengarnya.

jungkook mendongak kecil menatap taehyung ragu. “aku menyukaimu”

taehyung ingin tertawa, namun ia tahan. “sekali lagi, aku tidak mendengarnya.” kali ini dengan wajah yg menggoda. jungkook yg melihat itu mencubitnya lantas taehyung menahannya dan menariknya dalam pelukan.

“sialan” umpat jungkook.

“eits kenapa mengumpat? jadi cinta suka atau sialan?”

“bodoh” jawab jungkook dengan menduselkan wajahnya pada dada taehyung, yg di balas kekehan dengan taehyung seraya mengeratkan pelukannya.

yaa, benar. saat seminggu tidak ada taehyung. jungkook merass kosong, hingga ia mengingat dimana hari²nya bersama taehyung, dimana hari²nya yg diisi dengan canda tawa taehyung. bahkan ia mengingat saat pertama taehyung menggagahinya dengan begitu gagah di atasnya. jungkook merasakan desiran asing di dalam tubuhnya hingga menghunus hatinya kala kenyataan jika taehyung tak lagi di dekatnya.

ia selalu menampik perasaan itu, hingga dimana ia melihat taehyung bercumbu dengan soyoon dan mengatakan jika dirinya gay, ia jadi yakin perasaannya pada teman dekatnya ini bukan hanya sekedar kedekatan antar teman. namun melebihi itu.

hingga sekarang ia memberanikan diri untuk mengatakan itu. meski memalukan untuknya karena selalu mengaku jika dirinya normal menyukai wanita ternyata terbalik. dialah yg menjadi wanita bagi kim taehyung.




⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪



selesai?

Bad Friends -taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang