HAPPY READING
Sorry for typo
•
•
•
Sekarang adalah hari senin, hari dimana mulainya aktifitas orang-orang untuk bekerja dan bersekolah, begitupun dengan bungsu keluarga winata yang sedang bersiap untuk pergi ke sekolah barunya yang memang bersama dengan kakak, gege, dan para sepupunya.
06.15
El turun ke lantai satu, tujuannya kini adalah meja makan, sedangkan di dapur mamanya sedang menyiapkan makanan bersama para maid
"Mama" panggil El dengan perasaan ragu
"Kenapa sayang? Sana duduk dulu, bentar lagi makanannya siap" ucap diandra ketika mendengar panggilan anak bungsunya
El pun duduk di meja makan, ia memperhatikan mamanya yang tengah berkutat dengan alat dapur itu.
"El sayang mau makan dulu atau mau nunggi yang lain datang?" tanya Diandra setelah menata semua makanan di meja
"Emm mau tunggu yang lain aja mah, lagian juga El berangkatnya sama mereka" balasnya
Tidak lama mereka yang sedang ditunggu-tunggu akhirnya datang, dimulai dari papanya yang mencium pipinya dilanjut dengan mas, abang, kakak dan gegenya.
"Tumben adek udah bangun duluan udah siap lagi" ujar Gilang dengan nada mengejek pada bungsunya
"Ya kan kata papa kemarin hari ini el sekolah, jadi el udah siap dong" sewotnya ketika mendengar ledekan sang papa
"Yaudah sekarang makan. Adek mau makan pakai apa?" tanya Diandra mengakhiri perdebatan itu
"Adek mah dikasih kayu sama batu juga dia mau mah" balas max dengan wajah tengilnya
"Abang kali yang mau, aku mah ogah dikasih makan begituan emangnya aku apaan"
"Kamu apaan?? kamu anak yang papa temuin tau dek di depan rumah"
"Ishhh apaan sih abang tuh, aku anak papa abang tuh nemu di kolong jembatan" Ketusnya tidak terima dia tuh dikatain anak pungut, jelas-jelas ia tumbuh dari benih papanya huh
"Udah semua diam. Adek mau makan apa?"
"Mau sama Ayam kecap, terus sama udang tepung ma" Kata El dengan antusias
Diandra pun mengambilkan lauk yang diminta oleh El, tak lupa juga ia menambahkan sayuran ke dalam piringnya
"Mama El gamau pakai sayur ih" Kata El ketika ia melihat sayur kangkung di piringnya
"Makan aja kali dek, enak tau sayur tuh" ujar gerhana ketika mendengar ucapan adiknya sedangkan galaksi hanya melihat saja
"Gamau ih mama, sayur itu rasanya pahit mah" kekeh El tidak mau memakan sayurannya
"Makan!!" tekan Edgar menatap tajam pada adiknya, lagian sayur itu menyehatkan buat anak-anak bukan? Ia pun tahu karna ia menjabat sebagai dokter anak
"Mas!" Diandra balik menatap tajam anak sulungnya, Edgar hanya acuh melihatnya, toh ini juga buat kebaikan diri si kecil
"Adek dimakan dulu sayurnya itu baik buat pertumbuhan kamu" ujar gilang
"Coba mam dulu dek, nanti kalau ga enak bisa kok disingkirin sayurnya" ucap diandra lembut
"Ishh iya-iya dehh," ia memakan sayuran itu dengan terpaksa dan bibir mengerucut
"Ohh iyaa ma nanti kalo ada waktu tolong iketin rambut adek ya sesuai sama tanggal lahir adek tanggal 10" tuturnya pada diandra, semua yang mendengar sontak membayangkan betapa gemasnya si bungsu nanti dengan perlengkapan MOS
"Iya sayang sekarang habisin dulu makanannya"
Saat ini Elvio tengah berdiri di depan sekolah barunya dengan rambut yang sudah terikat menjadi sepuluh ikatan sesuai dengan tanggal lahirnya, juga bumbu dapur dan name tage yang sudah diikat berada di lehernya. Dia di Depan sekolah bersama twins yang menggandeng masing-masing tangannya, yang berarti ia berada ditengah-tengah keduanya, dan jangan lupakan mukanya yang cemberut.
"Aishh kakak, gege El udah besar ga usah digandeng El juga ga bakal ilang kok" rengek Elvio sembari berusaha melepaskan tangannya dari genggaman mereka berdua
"Kamu tuh masih kecil dek, kalau nanti kamu nyasar kayak anak ayam kebingungan gimana?," gerhana membalas ucapan adiknya dan mempererat genggaman pada tangan kecil adiknya.
"Ihhh ga bakal ge. Aku mau ke lapangan tau MOS nya mau dimulai"
"Diam" jika galaksi sudah berucap maka itu mutlak bagi mereka
Setelah perdebatan tadi, kini para siswa SMA Mandala Wismaraja tengah berbaris di lapangan, barisnya itu sesuai kelompok yang sudah dibagi digrup.
"Eh lo yang kecil terus ikat rambutnya ada 10" panggil seseorang yang satu kelompok dengan Elvio
"H-hah a-aku?" tanya elvio sembari menunjuk pada diri sendiri
"Iya lo lah siapa lagi, bye the way nama lo siapa? Kenalin gua Evan lebih tepatnya Evan Mahendra, anaknya bapak nicho" tuturnya dengan menyodorkam tangannya yang disambut baik oleh Elvio
"Kalo gua Alvaro adijaya yang paling ganteng pokokna mah disini, dan ini yang dari tadi diam namanya Vano anggara, dia cuek kaya bebek, pedes lagi omongan dia, jadi ga usah peduliin dia kalo lagi ngoceh" ucap alvaro panjang lebar yang hanya dibalas kedipan polos oleh Elvio
"Eh kok lo imut banget sih, aahh kan gua jadi gemes ama lo, oh iya siapa nama lo?" tanya Evan, tak lupa dengan tangannya yang bertengger apik digumpalak lemak yang ada diwajah Elvio apalagi kalo bukan pipinya yang gembul
"Ehmm nama E-el itu E-elvio Keanu Winata hehe"
"H-hah l-lo dari keluarga winata?!" teriak Evan dan Alvaro bersamaan sedangkan Vano ia juga kaget namun ekspresinya tetap datar
"Hei itu yang dibelakang kenapa teriak? Silahkan kalian berempat maju kedepan!" titah ketua osis. Mereka pun segera kedepan dengan elvio yang berada ditengah-tengah mereka
"Kalian di belakang lagi ngobrolin apa? Kayaknya tadi seru banget sampe teriak-teriak" tanya ketua osis yang bernama Bara Addison dengan nada dan tatapan intimidasi
"K-kan m-mereka berdua yang teriak, k-kok El ikut kena sih? Padahal El kan ga ngapa-ngapain" ucap Elvio yang tanpa sadar ia merengek yang mendapatkan tatapan gemas dari seluruh peserta maupun panitia MOS
"Berani ya lo ngelawan ucapan ketos?!" hardik seorang anggota osis perempuan dengan name tag didadanya bertuliakan Bella indria Wijaya
Suara yang keras itu mampu membuat ia kaget, bahkan sekarang pasokan udara yang ia hirup mulai menipis namun ia tahan sekuat tenaga.
"K-kan E-el ehm c-cuma nanya" cicit El dengan kepala menunduk pada sosok didepannya
"LO!-" bentakan wanita itu terpotong dengan ambruknya tubuh Elvio ke tanah. Semua yang ada disana tentu saja kaget juga dengan gerhana yang memang anggota OSIS di sekolah tersebut. Ia sedari tadi diam karena ia ingin melihat sejauh mana wanita bernama bella itu bertindak.
Melihat Elvio yang terjatuh sembari meremas dadanya kuat sontal gerhana langsung berlari menuju Elvio
"Dekk hey tarik nafas pelan-pelan, jangan pukuli dek dadanya nanti tambah sesak inhaler mu mana dek??" Tanya gerhana dengan panik, yang mendapat gelengan dari si empunya. Ia memang sengaja tak membawa inhaler karena ia pikir ia tidak akan kambuh, namun malah terjadi seperti ini.
"G-gege s-ses-sak ughh" bukannya pernafasannya membaik, dadanya malah kian terasa sakit bahkan sangat sakit, saking sakitnya ia sudah tidak kuat menahannya, hingga Elvio berakhir pingsan.
Melihat hal tersebut sontak gerhana dengan cepat menggendong Elvio menuju UKS yang memang tersedia peralatan yang cukup lengkap
•••
Hai haii guys gimana nih part kali ini? Maaf kalau masih banyak kurangnya yaa, jan lupa buat vote sama komennya💅
Maaf banget kalau minggu depan aku gak bisa up yaa, soalnya mingdep aku udah PAT😔☝️
See you next chapter guys pai pai👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Elvio ||on going||
Chick-Lit"Nenek kenapa aku ada disini??" Elvio bertanya dengan lirih Dengan tersenyum Lucy menjawab, "Saya hanya ingin bermain denganmu Elvio," kemudian ia berjongkok sembari mencengkram dagu anak di depannya ini. "T-tapi nek, disini banyak debu, aku gak bis...