4

84 15 0
                                    


7 tahun kemudian

*Luna Pov*

"Araaaa... Lunaaa" panggil ibu

"Ya buuuu...." jawab Ara

Sedangkan aku hanya menoleh ibu yang menghampiri kami berdua. 

Aku yang sudah mulai terbiasa dengan kehidupan di alam manusia berada, ternyata aku diturunkan ke negara Indonesia. Rasanya rada lucu saja aku yang berumur 10.000 tahun diperlakukan layaknya anak kecil. Toh emang benar aku masih anak-anak sih sekarang mengingat aku dirawat sejak bayi oleh manusia yang bernama ibu. Tapi sebisa mungkin aku berperilaku layaknya anak-anak pada umumnya. Kulihat ibu menggelengkan kepalanya seolah tidak habis pikir dengan apa yang kita berdua lakukan.

"Ya ampun kalian berdua kotor sekali." kata ibu

Ya kami berdua sedang bermain pasir di sekolah sembari menunggu ibu menjemput kami. 

"Heeee...." tawa kecil Ara

Sedangkan aku hanya tersenyum menunduk

Bisa dibilang aku cukup kalem ya di sini. Aku yang berpenampilan memiliki rambut panjang yang inda, mata besar berwarna hitam pekat, kulit kuning langsat putih bersih, apalagi dengan wajah yang selalu bercahaya dan bersinar siapapun yang melihatnya pastinya terkagum-kagum akan kecantikan dan ke ayuan ku. 

Berbeda dengan Ara yang terbilang nakal dan jahil. Memiliki penampilan rambut sebahu di ikat satu kuda, memiliki mata tajam tapi terlihat besar juga warnanya kecoklatan, kulitnya juga sawo mateng bersih khas orang Indonesia, apalagi wajahnya terlihat tampan sekaligus cantik karena rahangnya yang sedari kecil sudah terlihat tegas seperti bapak.

"Sudah mainnya. Kalian berdua cuci tangan dulu." Ucap ibu yang sedikit penekanan

Setelah kami berdua mencuci tangan di wastafel luar hingga bersih. Kami menghampiri Ibu yang menunggu di gerbang sekolah. Sembari berjalan tiba-tiba ada yang menahan tanganku, saat aku menoleh....

Cup

Seorang anak perempuan dengan rambut panjang tergerai mencium bibir kecilku. Aku tidak melihat wajahnya dengan jelas karena itu terlalu cepat dan dia berlari keluar gerbang menaiki mobil hitam yang besar. Entahlah aku tidak tahu merek mobil di dunia ini. Hanya saja aku melihat bagian belakang tubuh anak kecil itu. Aku masih terdiam, sedangkan Ara dan Ibu yang melihat kejadian itu tampak terkejut. 

"Itu kak Rachel bukan?" tanya Ara

Aku menoleh ke Ara dengan keningku yang mengerut dan bingung

"Kak Rachel?" tanyaku balik

"Kamu nggak tahu? Dia kakak kelas 5 loh. Kakak kelas favorit semua orang." kata Ara

Aku hanya menggelengkan kepalaku. 

Btw aku dan Ara masih kelas 2 SD loh. Selain itu aku nggak begitu tertarik dengan kehidupan yang menyulitkanku di dunia manusia. Kalau bisa aku ingin cepat menyelesaikan hukumanku di sini hingga aku bisa kembali ke alam langit bersama kembali dengan guruku. Ah... Aku merindukan guruku.

Tiba-tiba ibu menghampiri kami

"Siapa dia, Luna?" tanya ibu berusaha tenang

Aku yang ditanya hanya bisa menggelengkan kepalaku 

"Ndak tau ibu" kataku

"Ya udah ayok" kata ibu langsung menggandeng tanganku dan Ara. 

Kurasakan tangan ibu menggenggamku dengan erat.

Kitapun pulang menaiki mobil mewah kami.

Sedikit kilas balik tentang keluarga sederhana ini, kenapa menjadi kaya. Sebenarnya ibu hanya ibu rumah tangga pada umumnya. Sedangkan bapak hanya pegawai buruh harian. Semenjak aku diadopsi oleh mereka. Aku yang melihat keseharian mereka, ku rasakan iba dan simpati. Bagaimanapun juga aku akan besar di keluarga ini. Dengan kekuatan kultivasi ku ku berdoa dan kudatangkan dewa kekayaan Cai Shen. Tuan Cai adalah orang tua yang selalu memamerkan dan memberikanku perhiasaan selama di alam langit. Tuan Cai sudah menganggapku sebagai anaknya juga di alam langit.

Tuan Cai yang kupanggil betapa terkejutnya dia melihatku menjadi bayi. Tuan Cai malah menangis tersedu-sedu setelah tahu aku sedang menjalani hukuman.

"Ya ampun XieXie, Ayah terus mencarimu selama ini di langit. Ayah sudah memberitahumu untuk jangan membaca buku di saat bertugas" kata Tuan Cai sedih

"Maaf Ayah" kataku juga sedih

 NB. XieXie adalah nama panggilan kecilku bagi orang-orang yang sudah mengenalku lama

"Jadi kenapa kamu panggil ayah, hmmm?" tanya Tuan Cai

"Ayah, bisakah kamu membantuku?" tanyaku kembali

"Ayah pasti akan membantu nak, katakan pada ayah." kata Tuan Cai yang menggendongku dengan gemas

Aku diperlakukan seperti itu menjadi tertawa

"Ish... Ayah ah... Turunkan aku. Aku kan jadi malu" kataku

Tuan Cai tertawa dan menurunkanku di kasur kembali. Bagaimanapun juga aku tidak pernah merasakan menjadi bayi. Baru pertama kali di alam manusia, aku menjadi bayi. Dulu saat aku menjadi anggrek dan berkultivasi 10.000 tahun memuja Dewi Bulan Chang'e selama itu hingga akhirnya mendapatkan anugerah dan berwujud peri menyerupai manusia 16 tahun pada umumnya. Yang ternyata selama 10.000 tahun aku dirawat oleh Dewi Jodoh Xin Yin yang langsung mengangkatku menjadi muridnya. Selama 130 tahun aku selalu dibina, diajarkan, dan dibimbing langsung oleh dewi Xin Yin. Hingga aku membuat kesalahan di tahun bulan yang ke 130 tahun.

"Ayah... Bisakah kamu memberiku kekayaan? Maksudku kepada ke dua orang tuaku sekarang di alam manusia ini untuk keberuntungan dan kekayaan. Aku diadopsi dan di rawat oleh mereka, aku tidak tega melihat mereka terkadang kekurangan makanan dan juga uang." jelasku panjang lebar

Tuan Cai yang mendengar itu mengganggukkan kepalanya

"Kamu tenang saja anakku. Aku akan memberikan mereka keberuntungan dan juga kekayaan yang berlimpah. Agar mereka bisa merawat anakku yang manis dan manja ini." Kata Tuan Cai tersenyum.

"Terima kasih ayah" kataku

Selama percakapanku dengan Tuan Cai semuanya melalui telepati. 

"Ayah tidak bisa berlama-lama di alam manusia nak. Jaga dirimu, doa ayah selalu bersamamu." Ucapnya sambil mencium keningku.

Sebelum pergi, Tuan Cai sedikit memperingatiku sambil melihat bayi Ara di keranjang bayi di sana.

"Kamu harus berhati-hati dan waspada kepadanya, anakku. Anak ini akan membawa petaka tidak hanya kepada dirinya tetapi juga keluarga dan orang yang mengenalnya. Kurasa kamu bisa melihatnya" Ucap Tuan Cai sambil terus melihat bayi Ara yang sedang tertidur

Itu memang benar, dari awal melihatnya kulihat lilitan benang jodoh yang berantakan. Tidak sembarangan orang melihatnya bahkan dewa manapun sekalipun. Kecuali Dewi Xin Yin dan aku peri anggrek. Secara Dewi Xin Yin adalah dewi jodoh, sedangkan aku muridnya peri anggrek adalah peri cinta.

Aku tau Tuan Cai pastinya tidak bisa melihatnya mungkin aura yang tertutup terpancar dari tubuhnya yang membuat Tuan Cai bisa merasakannya.

"Ya, ayah. Ayah tidak perlu khawatir. Ku rasa tidak hanya anak ini yang bermasalah" kataku

Tuan Cai mendengar hal itu hanya menganggukan kepalanya. Membenarkan bahwa alam manusia hampir semuanya memiliki masalah dan pastinya bermasalah juga.

"Baiklah ayah pergi sekarang. Jaga dirimu anakku" Ucapnya terakhir kali

Ku lihat Tuan Cai sudah menghilang pastinya kembali ke alam langit. 

Setelah beberapa hari berlalu. Tuan Cai benar membantuku. Membantu ibu yang tiba-tiba menang lotre mendapatkan toko butik. Sedangkan bapak yang awalnya buruh harian dikarenakan membantu seorang laki-laki tua menyebrang jalan mengajak bapakku ke rumahnya dan diangkat anak olehnya untuk membantu meneruskan perusahaannya. Mengangkat bapak menjadi CEO dan pindah rumah ke rumah mewah laki-laki tua itu. Mengingat laki-laki tua itu tidak memiliki keluarga dan hidup seorang diri. Anehnya laki-laki tua itu meninggal seminggu kemudian dengan wajah bahagianya. Seolah-olah doanya terkabulkan memiliki anak dan cucu meski hanya beberapa hari mengingat penyakitnya yang sudah dekat dengan ajalnya.

Bagiku ini terlihat aneh dan lucu saja, dasar ayahku Tuan Cai. Tawaku yang terdengar menjadi tawa bayi. Bagaimana tidak, Tuan Cai pastinya tidak ingin aku menderita terlalu lama dengan kehidupan serba kekurangan. Meskipun begitu aku benar-benar berterima kasih dengan ayah angkat ku dari alam langit.


  

Hukuman Sang Peri CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang