3 bulan kemudian
Seseorang terus berjalan di pinggir jembatan dengan mengelus perut yang masih datar dan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.
"haruskah aku melompat?" ucap wanita tersebut dengan memandang air yang mengalir deras
"bukankah tidak ada orang yang peduli lagi padaku??bahkan appa dan eomma pun sudah tak peduli,bajingan itu pun sekarang aku tak tau ada dimana?" ucap wanita tersebut sambil terisak.
Sementara di waktu yang sama jinny terus berjalan di pinggir jembatan untuk menikmati angin malam.
POV JINNY
Aku berdiam di pinggir jembatan dengan melihat air yang terus mengalir sangat deras.
"Aaaaaaaaaaaa" teriak seseorang
"Bentar ga salah dengarkan,ini suara hantu apa orang ya?" ucapku
Aku terus berjalan untuk mencari sumber suara tersebut,ternyata hanya beberapa langkah dari tempat berdiriku, aku terus memastikan orang tersebut,orang tersebut akan menaiki jembatan,aku langsung lari untuk menarik tubuhnya.
"YAKKKK apa kau gila hah" teriakku dengan menarik tangannya dengan kencang hingga orang tersebut berbalik dan langsung memeluk tubuhku, aku benci dengan orang yang selalu berpikiran pendek tentang hidupnya hingga akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
"kenapa kau menahanku,lepaskanlah tidak ada orang yang peduli denganku lagi" ucap orang tersebut dengan marah
Aku melonggarkan pelukan orang tersebut supaya bisa melihat wajahnya.Sungguh aku sangat terkejut ketika melihat wajah orang tersebut sepertinya mataku juga akan terlepas.
"DITA"
"JINNY"Ucapku dan orang tersebut secara bersamaan.
"aku benar benar tidak menyangka kamu akan mengakhiri hidupmu dengan cara seperti itu,kenapa pemikiranmu pendek sekali dita hah?" tanyaku kesal
"YAKKK jinny kau tidak tau apa apa lebih baik kau pergi,atau kau mau menjadi saksi atas bunuh diriku hah?" ucap dita dengan marah
"ya ya ya ya aku memang tidak tau apa yang sedang kau alami saat ini tapi tidak dengan mengakhiri hidupmu dita karang" kesal ku
"buat apa kau peduli padaku jinny" ucapnya
"kau kekasih sahabatku tentu saja aku peduli,bagaimana perasaan kekasihmu dit jika tau kau akan mengakhiri hidupmu dengan bunuh diri hah" kesalku
"jinny sungguh lebih baik kau pergi dari hadapanku" usirnya
Dita membalikkan badan dan berusaha lagi menaiki jembatan tersebut,jinny dengan cepat menarik lagi tangan dita
"YAK DITA KARANG APA KAU SUDAH GILA HAH,KENAPA KAU KERAS KEPALA SEKALI APA KAU MAU KEKASIHMU TERUS MENANGIS KETIKA MELIHAT JASADMU HAH??" marahku
"KENAPA KAU MEMARAHIKU JINNY,KENAPA KAU TIDAK MEMARAHI SAJA SAHABATMU YANG SEKARANG ENTAH KEMANA BAHKAN DI SAAT AKU DI USIR OLEH APPA DAN EOMMA KETIKA MENGANDUNG BAYI SAHABATMU JINNY" Teriak dita sambil menangis"Mengandung??maksudmu kau hamil dita?" ucapku
Terkejut tentu saja, seharusnya aku tidak terkejut bukan??bahkan aku mendengar desahan mereka aishhh rasanya aku tidak ingin mendengar lagi desahan mereka.
dita hanya mengangguk dan menundukan kepalanya"bagaimana bisa ada seorang ibu ingin mengajak anaknya untuk mati,dita dengarkan aku bayi dalam kandunganmu sungguh tidak salah,yang salah hanya kau dan sahabatku,seharusnya kau terima resikonya bukan?kenapa kau tega sekali?" ucapku
"aku bahkan telah memikirkan resiko tersebut dari aku akan melakukannya jinny, ketika aku dinyatakan hamil,aku terus menghubungi sahabatmu namun yang menjawab hanya operator bahkan aku chat pun hanya terlihat ceklis 1,aku menemuinya kerumahnya jinny, namun nihil mereka tidak ada dirumah bukan hanya itu saja jinny aku telah di usir oleh appa dan eomma ku, bukankah hidupku sekarang tidak ada lagi artinya" ucap dita sambil menangis.
Aku cukup membeku mendengarkan dita bercerita,entah dorongan dari mana aku langsung memeluk tubuhnya yang terus bergetar akibat menangis
"menangislah sepuasnya dita" ucapku sambil menghela napas
Sekitar 5menit berlalu aku melepaskan pelukannya
"dita kau boleh tinggal dulu di apartemenku sementara" ucapku tulus
aku kasihan padanya yang telah sangat tulus mencintai sahabat kecilku,namun sahabatku tidak tau diri ckckckck jika aku menemuinya akan aku hajar."terimakasih jinny tapi sebaiknya aku akan tetap disini terlebih dahulu" tolak dita
"no no no dita kau harus ikut denganku,aku tidak yakin jika meninggalkanmu disini sendiri" ucapku
Aku langsung menarik tangan dita untuk menuju apartemenku.
POV SAYA
Sesampainya di apartemen.
jinny mempersilahkan dita untuk duduk terlebih dahulu sementara dirinya berjalan ke dapur untuk mengambil minum."dita minumlah terlebih dahulu" ucap jinny
"terimakasih banyak jinny" ucap dita
Setelah dita meminum air yang di ambilkan oleh jinny.
"dita kau bisa tidur di kamarku,aku akan tidur disini" ucap jinny
"no jinny itu kamarmu sebaiknya aku akan tidur disini" ucap dita sambil tersenyum
"dita aku tak mau bayi yang sedang ada dalam perutmu kedinginan lebih baik kau tidur di kamarku supaya nyaman" ucap jinny sambil mengelus perut dita
Dita terdiam memandang tangan jinny yang terus menerus mengelus perutnya.
"kenapa ini terasa nyaman sekali" batin dita
Jinny langsung menarik tangannya ketika dita terus memperhatikan tangannya yang terus mengelus perutnya.
"aahh sorry sorry dit,akan aku antarkan kamu ke kamar supaya cepat beristirahat aku tau kau melewati hari yang sangat lelah bukan" ucap jinny sambil tersenyum
"jinny sungguh terimakasih banyak,aku besok akan mencari kerja untuk aku dan anakku" ucap dita yakin
"untuk itu kita bisa bicarakan besok saja dit,sekarang ikut aku untuk beristirahat" ucap jinny
Akhirnya dita mengikuti jinny untuk beristirahat di kamarnya.
"nah sekarang beristirahat lah dit" ucap jinnyJinny telah berbalik untuk ke tempat ruang tv tersebut untuk istirahat
seketika langkahnya terhenti saat dita memanggil namanya"jinny selamat malam dan terimakasih banyak" ucapnya sambil tersenyum
Jinny hanya mengangguk sambil tersenyum.
Tibannya di ruang tv dan langsung merebahkan tubuhnya ke sofa
"apakah keputusan yang ku ambil benar?"
Jadi siapakah sahabat jinny??yang telah mengahamili dita.?????
Dita