For A - awal

1.3K 46 0
                                    

100% fiksi, bxb, boypussy, frontal word, 1255 word
happy reading!

-----

Menjadi lulusan sarjana dengan nilai yang tinggi adalah keinginan dari Aristio Yesha. Ia ingin menunjukkan kepada semua orang —terutama orang tuanya yang selalu membandingkan dirinya dengan saudara lainnya— bahwa ia mampu.

Namun, belakangan ini laki-laki itu memiliki candu kepada sebuah game, hingga melupakan semua dunia perkuliahan. Nilainya anjlok tanpa kira-kira. Dan kini dirinya stress.

Yesha tak tahu apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki semuanya. Kembali ke masa lalu? Tidak mungkin terjadi. Mengulang kelas? Itu sama saja menjatuhkan harga dirinya didepan keluarganya.

Satu yang Yesha tahu harus dilakukannya—meski ia tahu hasilnya mustahil. Mengemis pada dosen sombongnya.

"Pak, please. Saya akan bayar berapapun, ngelakuin apapun biar nilai saya naik, Pak."

Sang dosen tetap menutup mulutnya, menganggap keberadaan Yesha adalah angin berlalu yang menyapa gendang telinganya.

"Pakkkkkk!"

Kali ini berhasil. Yesha merengek, dan sang dosen menatapnya datar. Yesha jadi ketar-ketir.

"Ekhem! Bantu Saya, Pak. Saya bakal balas jasa Bapak dengan cara apapun! Saya janji! Tapi Bapak harus bantu saya." Yesha berucap dalam satu tarikan nafas.

Dan sang dosen hanya memberikan respon dengan alisnya yang terangkat.

Lagi-lagi Yesha berdehem, "ekhem! Gimanapun caranya, saya minta tolong Bapak naikin nilai saya. Entah ujian susulan atau apapun itu. Saya bakal lakuin, Pak."

"Lakuin apapun?" dan Yesha mengangguk. Dosen itu berdiri sebelum melanjutkan kalimatnya. "Temui saya di alamat ini nanti malam," ucapnya memberikan sebuah kertas pada Yesha. Kemudian beranjak pergi dari posisinya.

Yesha membaca kertas yang ia terima, dan beralih menatap dosennya lagi ketika mendengar sang dosen kembali bersuara. "Oh ya! Datanglah dengan seragam SMA mu."

"Maksudnya, Pak?"

Sang dosen menggeleng, "lakukan saja apa yang saya perintahkan. Jika bisa, gunakan rok SMA. Saya akan memberi bonus pada nilaimu." Kemudian berjalan keluar dari ruangannya dan meninggalkan Yesha yang masih bingung disana.

Maksudnya dari ucapan dosen tua itu apa sih? Aneh!

Tapi lebih aneh Yesha yang meminta tolong pada dosen yang bulan depan sudah pensiun itu.

---

Yesha menatap pantulan dirinya di cermin. Berseragam layaknya gadis SMA—dengan rok yang ia dapat dari sahabat karibnya.

Yesha nampak cantik dengan setelannya, bak perempuan pada umumnya. Ia sengaja memoles wajahnya dengan bedak tipis, dan menggunakan lipblam yang memang setiap hari ia gunakan. Dan jangan lupakan rambutnya yang hitam cukup panjang.

Sangat persis perempuan.

"Ini rok SMA apa lingerie sih! Pendek banget." ia menggerutu tak suka. Mencoba menurunkan rok yang bahkan hampir menampakkan pantatnya.

"Gausah dipake ajalah!" ucapnya dan melepas kait roknya. "Eh tapi cuma pake rok dapet bonus, aneh banget. Tapi yaudahlah."

Yesha beranjak dari posisinya. Ia keluar dengan berlapis jaket dan celana tentunya. Dia masih punya malu meskipun ia menyetir mobilnya sendiri.

Jam berikutnya, Yesha sampai dilokasi. Mobilnya berhenti didepan rumah besar dengan warna elegan. "Wih, orkay," ia terkikik.

Yesha melepas jaket serta celana kebesaran miliknya dan meletakkan sembarang di dalam mobil. Ia menarik nafas sebentar kemudian dihembuskan.

a dodam fanfictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang