Allo back again with me.
Happy reading.
Jangan lupa vote and komen nya ya.
°°°°
"Jika antar dua pulau kau sebut jauh, lalu antar dua perasaan kau sebut apa?" ~ Atha.
°°°°
Tangan kusam penuh debu itu begitu tramil membersihkan etalase toko yang berdebu. Tangan nya begitu lihai menyusun kembali isi etalase yang baru saja dibersihkan. Hari sudah mulai senja namun Dion masih berkutat didalam toko, Dion tampak enggan mengistirahatkan tubuhnya.
"Dion" panggilan itu membuat Dion berdiri dan menatap sosok pria paruh baya yang tengah berdiri diseberang etalase "istirahat dulu."
"Iya pak sebentar lagi, nanggung" kata Dion sambil tersenyum sekilas ke arah pria itu, pak Hendra, pemilik toko sekaligus penolong bagi Dion.
Disaat Dion bingung harus mencari kerja kesana kemari untuk membiayai sekolah, dengan begitu mudah semesta mengirimkan pak Hendra. Bekerja tanpa persyaratan dan digaji setara dengan pegawai lain nya, bahkan tak jarang pak Hendra akan memberi uang saku untuk Dion.
"Istirahat Dion, biar pak Hendra yang jaga, kamu pasti belum makan bukan?" tanya pak Hendra sambil memberikan sebuah kotak bekal berwarna biru untuk Dion.
Dion menatap pak Hendra penuh tanya.
"Saya tau kamu belum makan siang" pak Hendra mendekatkan kotak bekal itu, lalu menyuruh Dion untuk bergegas keluar dari balik etalase.
"Buat saya pak?" tanya Dion ragu, bukan nya Dion mencurigai makanan itu beracun, tapi ini sedikit aneh. Biasanya pak Hendra akan membelikan makanan dari warteg seberang jalan, ditambah lagi kotak bekal yang diberikan terlihat sama persis seperti milik Bhanu.
Pak Hendra mengangguk "makan dan istirahat lah."
Dion mengangguk lalu pamit untuk makan diluar toko.
°°°°
Dion berjalan kearah bangku panjang didepan toko tempatnya bekerja. Mata Dion masih menelaah setiap inci kotak bekal biru polos itu, entah ini perasaan nya atau apa, tapi Dion merasa bahwa ini kotak bekal milik Bhanu.
"Nggak mungkin sih ini punya si Bhanu" kata Dion menepis dugaan nya, toh pak Hendra tidak mengetahui jika ia memiliki seorang adik. Pak Hendra hanya tau bahwa dirinya pernah menjadi anak orang kaya. Hanya itu.
Tangan Dion perlahan membuka kotak bekal itu "toh kalo punya Bhanu pasti..."
Dion seketika terdiam saat melihat apa yang akan ia ucapkan sudah ada didepan mata. Dua potong sandwich, satu kotak susu coklat, satu buah kiwi dan beberapa permen coklat. Isi bekal yang selalu dibawa Bhanu ketika sekolah.
'Kakak kerja ditoko punya papanya temen Bhanu.'
Dion terkekeh saat baru mengingat perkataan Bhanu siang tadi, Bhanu pasti menitipkan nya. Ada sedikit rasa bersalah dan benci dihati Dion, bersalah karena sang adik harus mendapat imbas dari apa yang ia dengar tempo hari, dan benci karena keluarga yang selama ini ia anggap bahagia ternyata hanya sebuah panggung bersutradara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dion Lakeswara (END)
Teen FictionSUDAH ENDING✔ [DALAM TAHAP REVISI] Deskripsi ada dibawah "Ini bukan tentang seberapa besar harapan ku, tapi tentang sederhananya mimpi malaikat kecil ku" Dion Lakeswara Madaharsa. ~~~~ Berawal dari ketidak sengajaan dan ber...