49. Tanggal 31✔

88 8 0
                                    

Allo authornim balik lagi.

Kali ini nggak ada mericanya, cuma mungkin ke ganti ketumbar ajah.

Btw ini kok aku lupa ya sama Risa😌🙏🏻.

Udah lah ya langsung aja. Happy reading.

Awas banyak typo dimana mana.













°°°°

"Aku mencintaimu, tapi bersamamu bukan lagi jadi impianku" ~Risa.

°°°°








Suasana malam tepat dihari Natal kali ini sedikit berbeda untuk Dion, karena ia harus kerumah sakit, menjenguk adik Arya yang beberapa hari lalu sadar dari koma.

Dion sedikit tercengang ketika melihat kondisi rumah sakit yang ramai bukan main, sungguh benar benar diluar dugaan. Walaupun bundanya seorang dokter tapi ia sama sekali tidak tau menahu bahwa Natal pun akan ada manusia sebanyak ini.

Mata Dion sedikit memicing saat melihat seseorang sedang duduk di kursi tunggu, tanpa babibu Dion langsung menghampiri nya.

"Faiz."

Remaja jas hitam dan berkemeja putih didalam nya itu mendongok, tangan nya perlahan mengalihkan masker hitam yang menutupi separuh bawah bagain wajah nya.

"Lama banget dah" sewot Faiz sambil beranjak dari kursi tunggu.

"Sorry-sorry, gw baru selesai rekaman" kata Dion sembari melepas sarung tangan hitam nya "yok lah."

Kedua remaja itu langsung bergegas memasuki lift, tapi sebelum itu mereka tak lupa memakai masker dan juga sedikit menundukan pandangan. Pergi tanpa bodyguard dan berada dikerumunan banyak orang tentu sedikit menjadi masalah bagi mereka, mereka orang terkenal dan mereka sadar akan hal itu.

"Eh gimana si Risa?" tanya Faiz setelah memencet tombol lantai yang akan mereka tuju.

"Lo kenapa dah nanyain dia? Suka lo? Kalo lo suka bilang aja, nanti gw bilangin."

Faiz memutar bola matanya malas "najis Di, gw lebih suka cewek yang pake baju syar'i."

"Dih sok suci, tapi gw lebih tenang sih kalo nggak ada dia, ganggu banget tuh cewek."

"Tapi lo sadar gak sih, akhir akhir ini dia agak jauhin elo" mata Faiz menatap kaca yang berada diatap lift.

"Mana gw tau" Dion mengedik kan bahunya "gw aja kagak pernah merhatiin tuh cewek."

Pintu lift terbuka, mata keduanya secara bersamaan menatap objek yang berada diluar lift. Ternyata orang itu berada disini, Risa, gadis itu berada tepat dihadapan mereka. Tangan kanan nya tampak terpasang selang infus, tapi anehnya dia berdiri disini sendirian, tanpa ada perawat ataupun pendamping.

Mata Risa langsung menatap netra Dion, Risa tau itu Dion, dan ada perasaan sangat-sangat ingin menyapa, tapi ia sudah berjanji untuk melupakan remaja yang membuatnya menangis hingga masuk rumah sakit. Risa kini mati matian menahan perasaan nya.

"Dion."

Tapi apalah daya ketika bibir itu tiba-tiba mengucapkan nama yang akhir-akhir ini jarang ia sebut, namun selalu tersimpan difikirannya nya.

Tangan Dion dengan reflek mendorong tubuh Risa agar memberinya ruang, dan lagi, perasaan Risa harus terkoyak ketika berhadapan dengan seorang Dion Lakeswara. Tubuh Risa yang lemah terhuyung kebelakang dan dengan reflek pula Dion langsung menangkap tubuh Risa.

Dion Lakeswara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang