45. Pulang✔

86 11 0
                                    

Allo authornim balik lagi.

Kali ini bakalan ada Bhanu nya kok dan konflik nya masih ada lagi, tapi rada berat eh nggak deng konflik nya masih ringan. Nih cerita nggak ada konflik yang berati kok cuma gitu gitu ajah.

Happy reading.

Awas banyak typo dimana mana.

°°°°

"Cinta adalah kesederhanaan" Bhanu.

°°°°

Berisik, kata itu sudah cukup menggambarkan hati Bhanu saat ini, disaat teman teman nya bersorak sorai karena jagoan sepak bola mereka menang hanya Bhanu yang diam, membiarkan gemuruh dan debaran nyeri dihati kala melihat gadis berseragam SMP lengan panjang, berhijab dan berkacamata itu melintas.

Wangi ditubuh nya seolah membangkit kan gairah perasaan dihati Bhanu, semerbak bunga Lily menguar dari tubuhnya saat tanpa sengaja melintas tak jauh dari tempat Bhanu berdiri.

Dengan segera Bhanu mengikuti langkah anggun itu, mengabaikan panggilan dari beberapa teman nya.

"Lyla."

Suara bariton Bhanu terdengar disepanjang lorong, membuat si gadis manis menoleh dan tersenyum ketika remaja itu berlari menyusul nya.

"Mau kemana?" tanya Bhanu sambil sedikit mencuri padang ke wajah Lyla yang sedang menunduk.

"Mau pulang."

"Gw anter, gak boleh nolak tebengan."

Tanpa mendengar perkataan Lyla sedikit pun Bhanu langsung berjalan kearah parkiran. Motor KLX itu keluar dari kawasan SMP Vagos.

Bhanu mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, tidak ada percakapan sedikitpun diantara keduanya. Hanya keheningan yang mengintrupsi bahkan hingga mereka tiba di taman.

"Taman?" heran Lyla "bukan nya tadi bilang nya mau ngan.."

"Ssstttt" telunjuk Bhanu menutup perkataan gadis berhijab panjang itu "udah diem, hari ini lo sama gw."

Lyla turun dari motor Bhanu "loh? bukan nya udah tiap hari ya?"

Bhanu menggeleng "sekarang gw pengen nya me time berdua sama lo, cuma ada Bhanu dan Lyla. Elo gak puasa kan?"

Lyla menggeleng sebagai jawaban.

"Kita beli eskrim" kata Bhanu sambil menggenggam pergelangan tangan yang lebih kecil darinya, lagi lagi tanpa menunggu perkataan Lyla Bhanu sudah menariknya ke stan es krim.

Setelah mendapat apa yang diinginkan Bhanu mengajak Lyla untuk duduk disalah satu pohon rindang, suasananya sejuk ditambah eskrim ditangan masing masing dan ada sedikit debaran hebat sebagai musik ditengah kediaman mereka.

"Lyla, gw boleh tanya sesuatu gak?" suara Bhanu mengisi keheningan diantara angin yang menabrak gendang telinga.

"Boleh" jawab Lyla sambil menyuap eskrim ke mulutnya.

"Kenapa lo mutusin buat berhijab."

Lyla tampak berfikir sejenak, ia tengah menimbang kata yang pas supaya sahabat beda agamanya ini faham tanpa banyak penjelasan.

Gadis manis dengan lesung pipi itu memang sudah sepuluh hari ini menggunakan hijab, sedikit berbeda memang dimata Bhanu, tapi ia tetap suka, malah Bhanu semakin tertarik walupun ia semakin ragu mendekati nya.

"Biarawati saja harus menutup auratnya Nu, mereka yang bukan beragama islam saja bisa menutup aurat dengan benar" Lyla tersenyum singkat sebelum melanjutkan perkataannya "jadi kenapa aku tidak."

Dion Lakeswara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang