20. Pasar malam✔

119 15 2
                                    

Allo aku balik lagi nih, rasanya ingin ku khatam kan hari ini juga nih WP biar plong, tapi otak dan kuota sepertinya kurang mendukung.

Happy reading.

Awas ada typo nya.

°°°°

"Kurasa aku butuh waktu yang sangat panjang untuk melihatmu tanpa perasaan" Atha.

°°°°

Hari ini Dion pulang kerja lebih awal karena akan ada acara didekat toko tempatnya bekerja.

Lagipula Dion juga mendapatkan kompensasi langsung dari pak Hendra untuk pulang lebih awal karena mulai hari senin ia akan menghadapi ujian kelulusan.

Jam masih menunjukan pukul 20.00, masih terlalu sore bagi Dion untuk pulang. Jika bukan karena niatnya mengajak sang ayah dan Bhanu pergi ke pasar malam mungkin Dion akan memutuskan belajar didekat taman komplek perumahan nya.

Hari rabu bisanya diadakan pasar malam rutinan setiap minggu disetiap komplek dikota dan malam ini giliran pasar malam itu berada di taman komplek Dion.

Dion sedikit tergesa memasuki rumah dan mencari sang ayah juga adiknya.

"Ayah! Bhanu!" panggil Dion sambil melepas sepatunya disofa ruang tamu.

Rumah kecil Atmaja sekarang sudah lebih baik kondisinya, lebih luas, banyak perabot dirumah itu yang mulai lengkap. Cat dinding yang terkelupas sekarang telah berganti warna, diruang tamu sekarang sudah ada sofa sederhana dengan banyak lukisan Bhanu dan Dion tertempel di dinding. Ruangan pun sekarang bertambah, sudah ada tiga kamar tidur, dapur juga sekarang sudah terpisah dengan ruang tamu. Bahkan ada pekarangan kecil dan kolam ikan dibelakang rumah sederhana itu.

"Dibelakang kak" sahut Atmaja yang sedang menemani Bhanu belajar.

Dengan segera Dion menghampiri sang ayah "yok."

"Heh? Ayok? Kemana? Baru dateng ngajaikin ayok" heran Atmaja sambil menatap putra sulung nya yang berdiri diambang pintu.

"Ke pasar malem yah, ayok" rengek Dion.

Mendengar itu Atmaja langsung memijit pelipisnya, awalnya ia bersyukur karena Bhanu bisa ia kendalikan untuk tak pergi kepasar malam, tapi lihat, kenapa sekarang Dion yang malah merengek.

Dion yang tak mendapat jawaban pun langsung duduk lesehan disebelah kursi sang ayah "ayok yah."

"Ayok yah" kali ini Bhanu juga ikut merengek, karena ia tadi juga meminta tapi tidak mendapat izin.

"Hey hey" Atmaja mencoba melepaskan tangan nya yang ditarik "dengerin ayah."

Keduanya pun langsung terdiam, tapi tangan mereka enggan melepas lengan kekar sang ayah.

"Kak" Atmaja kini menatap putra sulung nya "kakak bisa dapet kompensasi pulang lebih awal buat apa? Biar bisa belajar kan buat ujian?" tanya Atmaja lembut yang tentunya langsung membuat Dion bungkam, bahkan Dion sekarang hanya menunduk.

Kini pandangan Atmaja beralih menatap si bungsu "adek tau kan nilai adek turun dan kurang istirahat? Suhu tubuh adek juga mulai panas" punggung tangan Atmaja kini sudah berada didahi Bhanu "adek harus istirahat, kan kemaren udah sering begadang karena nunggu in ayah sama kakak pulang kerja."

Dion Lakeswara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang