27. people come and go✔

112 14 3
                                    

Masih lanjut kan ya bacanya?
Happy reading.

Awas banyak typo.

°°°°

"Dunia terlalu jahat kak sama adek" ~ Bhanu.

°°°°


Wisnu masih setia menggendong tubuh Bhanu bahkan hingga mereka sudah tiba dirumah sakit.

"Obatin dulu ya luka nya" pinta Wisnu saat melihat luka di pipi juga sedikit biru di bahu ponakan kecil nya.

Bhanu menggeleng, pandangan nya sama sekali tak lepas dari pintu ruang ICU. Ruangan yang sangat ia benci dari dulu, dulu sekali ia pernah kehilangan neneknya diruangan itu dan sekarang? Apakah ia akan mengalami hal yang sama? Bahkan tiga anggota keluarganya masih terperangkap didalam sana.

"Nak" perlahan Wisnu mengalihkan wajah Bhanu kearahnya "obatin dulu ya lukanya" tak ingin menyerah, Wisnu masih berusaha membujuk Bhanu.

Reval dan Reno yang baru saja keluar dari ruang pengobatan hanya bisa menatap interaksi antara paman dan ponakan itu dari jauh. Dari sini mereka bisa melihat betapa sayang nya Wisnu pada Bhanu, apalagi suara yang tiba tiba terdengar biasa saja, tak sedingin saat dirumah tua mengerikan tadi.

"Nak, kalo nanti ayah sama kak Dion sadar terus liat kamu luka luka gini apa mereka nggak akan sedih? Kamu nggak mau liat mereka seneng?"

Bhanu menggeleng "tapi mereka semua bakalan sadar kan paman?"

Wisnu mengangguk pasti meyakin kan walaupun dalam matanya ada ketidak yakinan, Reval melihat itu. Tatapan tidak menjanjikan dari Wisnu berhasil membuat Reval kalut setengah mati. Tiba tiba Bhanu turun dari gendongan Wisnu dan perlahan berjalan ke salah satu lorong.

"Mau kemana nak?" tanya Wisnu sambil mengikuti langkah ponakan kecilnya.

Bhanu berhenti melangkah, kepalanya menoleh kearah Wisnu "mau kesana" tunjuk nya pada sebuah gereja kecil diluar rumah sakit "mau minta sama Tuhan buat jangan ambil keluarga Bhanu."

Kaki dengan sepatu khas tentara itu terhenti, helaan nafas terdengar pelan "obatin dulu ya lukanya, Tuhan nggak akan suka liat kamu penuh luka gini" satu usapan lembut Bhanu terima di pipi nya yang kembali basah karena air mata. Bhanu mengangguk sebagai jawaban.

"Za" panggil Wisnu yang langsung diberi deheman Reza "temenin Bhanu, saya akan tunggu disini" perintah Wisnu.

Reza mengangguk lalu menggandeng tangan Bhanu.

Reval yang melihat itupun langsung berlari menyusul Reza yang kini sudah beralih menggendong Bhanu sambil sesekali mengusap punggung nya. Sedikit senyuman terukir dibibir Wisnu.

"Kamu nggak ikut sekalian?" tanya Wisnu tanpa menoleh sedikit pun kearah Reno, bahkan tatapan nya kembali berubah dingin.

"Enggak om say.."

"Pasien dengan nama Reno Brawijaya" suara itu menengahi percakapan antara Wisnu dan Reno.

Wisnu menoleh dan mendapati seorang suster yang baru saja keluar dari ruang cek up "bisa ikut saya ke ruang lab sebentar."

Reno mengangguk, lalu tatapan nya bertemu dengan mata tegas Wisnu "saya permisi om" pamit Reno sambil mengikuti langkah sang suster menuju ruang lab.

Suara pintu terbuka mengalihkan atesi Wisnu dari punggung Reno, salah satu dokter yang menangani Atmaja keluar sambil membawa pakaian khas untuk orang yang akan menjenguk pasien ruang ICU.

"Atmaja sama sekali belum ditangani..."

"Kenapa?" tanya Wisnu, dari nadanya sudah bisa dipastikan amarahnya memuncak "kalian paramedis, seharunya hal seperti ini..."

Dion Lakeswara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang