S E L E S A I ---------------

67 11 1
                                    

Kemudian, Victor dengan cepat membuka pintu rumah tersebut untuk mengurangi kekacauan yang disebabkan oleh asap yang tebal, dan penyebab asap itu ternyata berasal dari anak buahnya yang teledor saat memasak.

"Kau ini, bod*h!" teriak Victor memarahi anak buahnya.

"Gadis itu mana!" lanjut Victor.

Lalu anak buahnya menoleh ke sana kemari, "Dia hilang, boss."

"Cepat cari diaaaa!" teriak Victor kesal.

Terlihat dari jauh, Jevika yang masih terlihat sedang berlari menuju hutan, sebab di sekitarnya hanya ada hutan belantara.

Lalu anak buah Victor pun mengejar Jevika.

[Beralih ke sisi Anggara]

Dalam suasana yang penuh ketegangan dan dramatis, Anggara mendekati istrinya dengan langkah perlahan, matanya penuh dengan kemarahan dan kekhawatiran yang mendalam. Suaranya gemetar saat ia bertanya, "Apa kau terlibat dalam penculikkan Jevika!?"
tanya Anggara.

"Tidak," jawab Lusi dengan tatapan kosong yang menambah misteri dalam situasi ini.

Anggara terus mendorong Lusi untuk mengaku, namun Lusi tetap kukuh dengan jawaban Tidak.

Kemudian, Anggara menangis dengan penuh putus asa. Melihat suaminya yang menangis, Lusi terus saja mengepal tangannya, nampak marah namun tak tega.

[Beralih ke sisi Darell]

Terlihat Darell yang sedang ingin pergi masuk ke dalam mobilnya, namun samar-samar ia mendengar Jenifer sedang marah-marah.

Perlahan-lahan ia mendekati Jenifer.

"Kau, ini! Bod*h, bagaimana bisa dia kabur. Dasar tidak berguna! Cepat cari dia! Atau kau yang akan ku bunuh," kata Jenifer.

Saat itu Darell bersembunyi di balik mobil.

Lalu Darell langsung menghampiri Jenifer dan merampas telponnya. Kemudian mendengar, "Hey, kau jangan mengancamku. Kalau ku beritahu dalang di balik hilangnya Jevika adalah kau, bisa tamat riwayatmu."

Saat itu Darell sangat marah dan Jenifer sangat shock bak tersambar petir.

[Beralih ke sisi Jevika]

Dalam momen yang penuh dramatis, Jevika berlari dengan nafas tersengal-sengal, berusaha untuk tetap berlari.

Namun, dalam keadaan genting, Jevika tiba-tiba terjatuh ketika kakinya tersandung. Meskipun tubuhnya terhempas, semangatnya tak terkalahkan. Dengan tekad yang kuat, dia bangkit kembali dan meneruskan langkahnya, meskipun bayangan anak buah Victor semakin mendekat, mengancamnya.

Jevika sadar bahwa dia tidak memiliki pilihan selain meneruskan perlariannya tanpa ragu, dalam perlombaan melawan waktu dan ancaman musuh yang semakin mendekat.

[Di lain sisi]

"Kala itu, dia menelponku, seorang wanita asing. Dia mengajakku untuk bekerja sama dalam menculik Jevika; dia tahu aku tak menyukai Jevika.

Waktu itu, aku merasa takut dan bingung, tapi rasa dendamku pada Jevika membutakan pikiranku. Aku akhirnya menanyakan apa saja rencananya. Meski dalam hati aku ingin menolak, namun kata-kata yang keluar dari mulutku adalah, 'Lakukanlah, aku takkan menyebarkan rahasiamu.'

Jika rencana yang dia jalankan benar-benar terlaksana, mungkin saat ini Jevika berada di tengah Hutan Noxwood. Hutan itu sangat berbahaya, sering digunakan sebagai tempat tawanan oleh penjahat kelas kakap," ujar Lusi kepada suaminya, lalu dengan tegas mengungkapkan lokasi tempat tersebut.

Di Penghujung Sajak [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang